07
Typo bersebaran 🔥
Gua dimana nih, tapi tempat ini sangat indah.
"Alam," panggil seseorang dari belakang tubuhnya.
Alam yang merasa dipanggil langsung menoleh kebelakang.
"A-ayah, bun-bunda." Alam langsung berlari dan memeluk kedua orang tuanya, sampai air matanya menetes membanjiri pipinya.
"Ayah, bunda ayo balik sama Alam. Alam sama bang Rian membutuhkan kalian," ucapnya sambil melepaskan pelukannya.
"Maaf nak, kita tak bisa lagi bersama kalian. Tapi kita punya permintaan buat kalian."
"Permintaan apa Bun??" Bingung Alam sambil menaikkan alisnya.
"Kamu tambah lucu aja sih nak, padahal udah remaja," ucap sang ayah sambil memeluk sang anak gemas. Sang bunda hanya bisa terkekeh geli melihat keduanya.
Seandainya kami masih hidup, kalian pasti akan sangat bahagia.
"AYAHH ihhh," kesal Alam.
"Iya-iya udah kok," pelukan terlepas, sang ayah menatap Alam dengan sangat lekat. "Ayah sama bunda punya permintaan, lebih tepatnya bantuan."
"A-apa yah??"
"Tolong cariin siapa yang menabrak kita nak, ayah hanya bisa memberikan ini," ujarnya sambil memberikan kertas. "Dan ingat, buka kertas itu sama abangmu.''
"Ingat nak, tidak semua yang orang didekat kita baik," nasehat sang bunda, Alam bingung dengan ucapan sang bunda.
"Siapa Bun?"
"Suatu saat nanti kamu akan tau kebenarannya." Sang bunda hanya tersenyum lembut menatap anak semata wayangnya.
"Oh ya, ayah cuma mo ingetin lagi."
"Hah apa yah?"
"JAN LUPA PEKA!!"
''HAH, wealah cuma mimpi."
Alam langsung terbangun dari tidurnya. Dia melihat jam yang berada di nakas samping ranjangnya.
Masih jam 3, dan apa ini kertas? Apa yang dibilang bunda sama ayah tadi di mimpi benar? Ayah bunda, Alam rindu. Lebih baik aku sholat dan mendoakan ayah sama bunda.
Alam pun bangun dan menuju tempat wudu, dan setelahnya langsung mengambil mukenah. Alam menjalankan sholat dengan khusyuk.
Alam berdoa memanjatkan segala syukur dan mencurahkan semua isi hati kepada sang kuasa, serta dilanjutkan dengan membaca Al-qur'an sampai adzan subuh berkumandang. Alam langsung menjalankan sholatnya, disaat selesai Alam langsung bergegas mandi dan memakai seragam sekolahnya.
pukul 04.00 Alam pergi kekamar sang abang untuk dibangunkan dan menjalankakn kewajibannya.
"Bang, abang," Alam berteriak dengan menggoyang-goyangkan badan Rian.
"Hmm ... sebentar."
"Bangun bang, udah mepet ini shubuhannya."
"jam berapa emang?"
masih sempet-sempetnya nanya,
"jam enam cepetan, sana."
"ohh, jam enam-
heh jam enam." Rian langsung berlari menuju kamar mandi, untuk mandi. ya kali dikamar mandi buat nyanyi.
*
KAMU SEDANG MEMBACA
Alamanda
Teen Fiction[Follow dulu sebelum baca] [Slow update] _________________________________ Kejadian dimana kedua orang tuanya meninggal masih ada dibenak Alamanda. Kejadian yang membuat Alamanda trauma akan petir dan hujan. Disaat orang-orang bermain dengan hujan...