19

74 11 1
                                    

19

Typo bersebaran 🔥

"Jelaskan kenapa pada diam," bentak Alan dengan tatapan mata yang tajam.

Mulut mereka sangat keluh untuk berbicara. Mereka saling berpandangan, tapi setelah itu, mereka menundukkan lagi kepalanya.

Alan hanya mendengus kasar. "Coba jelaskan pelan-pelan, Kakek ga mau, kalian menyembunyikan sesuatu dari kita."

"Adrian yang menolong Alam dari tabrak lari itu. Dia memang tidak ikut tertabrak. Karena setelah kecelakaan itu, Adrian langsung menonaktifkan semua hpnya. Kami menemukan Adrian sudah terbaring dengan luka parah dikepalanya saat pulang dari RS saat itu," jelas Roy,

"Baiklah setelah Alam bangun, kalian harus menjelaskannya."

"Tidak usah kakek," jawab Alam dengan cepat. "Aku sudah mengetahui hal itu baru saja." Alam berujar sambil memegang kepalanya, dia dibantu Bintang yang berada didekatnya.

"Kalian tidak ingin memberitahukan karena takut Alam tambah drop kan?" tanya Alam lagi. Roy dan Rian menganggukkan kepalanya tanda setuju. Alam tersenyum dan memeluk para abangnya.

Dia tak ingin egois mengenai hal ini. Lagian dia udah tau.

"Sekarang Alam pulang dulu aja, Adrian nanti biar dijaga sama Bagas. "

"Baiklah," ujar Alam pasrah. Dia juga baru saja pulang, lagi pula nantikan bisa kesini.



Kini Alam sudah berada dalam perjalanan. Dia berada di mobil dengan Alan dan Bintang.Mereka sekarang menuju kediaman Alan. Kenapa tidak kembali ke rumahnya? Karena Alan dan Bintang ingin mereka dekat dengan cucunya. Dan ya mereka tak ingin cucu mereka tak terawat, apa lagi Disana tidak ada art.

Alam sangat menolak keras adanya Art. Karena prinsipnya, selagi dia bisa, kenapa ga dia aja. Meskipun harus berdebat dengan Bintang dulu, pada akhirnya juga Alam mengalah. Mungkin bisa ke rumahnya sekali-kali, lagian tidak dilarang oleh kakek dan neneknya.

"Sekarang Alam bobo dikamar, oh ya bibi nanti bantu bawa kopernya ke atas ya," perintah Bintang Kepada bi Ani. Bi Ani yang mendengar itu, langsung melaksanakan perintahnya.

Alam memasuki Kamarnya dengan bi Ani dibelakangnya. "Non, bibi taruh sini ya tas sama kopernya."

"Iya bi, makasihhh ya bi."

"Iya non, sama-sama." Sepeninggal bi Ani, Alam langsung merebahkan dirinya ke

💛🌻💛

Abil sudah berada di area rumah Alan, kakek Alam. Dia ingin menjemput Alam, karena tadi Rian menelfon agar dia bisa menemani Alam, sekalian gitu pdkt. Abil baru saja turun dari mobilnya. jika ditanya kenapa dia bawa mobil, jawabannya karena ini perintah Alan dan Rian. lagian Abil juga ingin menjaga Alam dengan sebisa mungkin. Apa lagi, Alam baru saja pulang dari rumah sakit, dan kepalanya masih sakit.

Abil memasukin rumah, dia sudah disuguhi Alam dan Bintang yang sedang berghibah ria. "Alam udah siap? "

"Udah nek, lagian bentar lagi Abil datang."

"Emang kalian mau kemana sihh?"

"Mau kencan nek!" celetuk Abil di ambang pintu. Alam dan Bintang menengok kebelakang. Disana terdapat Abil dengan pakaian casualnya.

Alam sampai terpesona melihat Abil. Dengan memainkan rambutnya yang panjang. Abil terlihat berdamage. Rasanya sekarang ada kupu-kupu yang sedang berterbangan di perutnya.

"Ciptaan tuhan, Masya Allah banget," Alam membatin.

"Eh udah dateng, mau berangkat kapan?" tanya Bintang. "Sekarang aja nekk," jawab Abil.

AlamandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang