36 END

71 1 0
                                    

36  

typo bersebaran 🕯️🐖

Ila menggeram kesal dengan jawaban Alam yang sesuai dengan fakta. Tiba-tiba saja Raya sudah berada didalam ruangan itu dengan Tedi disampingnya.

"Kenapa lagi sih La?" tanya Tedi yang berjalan mendekati Ila.  Alam hanya menatap paman dan sepupunya dengan sinis. Masih aja kayak gini,  mereka bukankah sudah tau Alam seperti apa. Apalagi Ila sebagai sahabatnya. 

"Halah biarin aja, seorang pembunuh emang kayak gitu." ucapan Raya membuat Alam kembali terdiam. Meskipun dua hari yang lalu sudah di yakinkan oleh Kayen sang kakek.   Kecelakaan yang dialami oleh kedua orang tuanya tidak disebabkan oleh Alam ataupun siapa-siapa. Jadi kecelakaan itu adalah murni sebuah kecelakaan. 

Dulu Tedi sempat memiliki rencana untuk membunuh kakaknya dan suaminya. Namun ternyata, sebelum dia melancarkan aksinya. Sang kakak-Senja dan Candra sudah di panggil terlebih dahulu. Tedi yang mendengar itu hanya tertawa dan kesenangan. Karena tanpa melancarkan aksinya.  Niatnya sudah terjalankan dengan sendirinya. 

"Ngeselin Anjir gini-gini."Ucapan Ila membuat Alam tersadar dari lamunanya. 

Alam mentap sinis, benar-benar sangat ingin menangkapnya dan membuangkan ke jurang. 

"Yang ngeselin itu lo ya. Gua gak salah apa-apa malah diculik,'' ujar Alam. 

"Lo salah karena pacaran sama Abil." 

"Ambil aja sih gapapa." Alam berkata dengan santai. Mata Ila berbinar mendengar pernyataan itu.

"Tapi cuma satu pertanyaannya. Emang Abil mau sama lo?" 

"Anjing!!!" umpat Ila. 

"Udahlah, jangan diladeni. " Raya langsung menyeret Ila dan membawanya keluar dari ruangan itu. Tedi hanya mengikuti keduanya. Sebelum benar-benar pergi Tedi menghampiri Alam.

Tedi berkata, "Hahaha ... ternyata sama aja." 

"Boss mereka sudah pergi,"  lapor anak buahnya. 

"Jalankan, sebelum mereka benar-benar pergi."  

"baik bos." Orang itu langsung mendekati Alam yang sedang melamun. 

Dia langsung melepaskan ikatan pada tangan dan kaki Alam. Alam tersadar, saat Alam ingin berdiri. Badannya langsung jatuh, karena dia sangat lemas. Dua hari didalm gudang tua ini sangat menguras energinya. Dua hari juga dia tidak memakan makanan yang diberikan oleh Ila.  Apalagi beberapa menit yang lalu Alam berbicara dengan lumayan keras yang menguras tenaganya. 

orang itu membawa Alam keluar dalam gendongannya. Dia mempercepat langkahnya dengan beberapa Bodyguard dikelilingnya.  Dengan sedikit sadar Alam melihat sekeliling, banyak bodyguard suruhan Ila dan Raya yang berjatuhan.  Saat melewati salah satu ruangan. Alam sempat melihat Ila dan Raya berteriak dengan  beberapa orang berada dibelakangnya. Tedi hanya memberontak sedikit. 

Sesampainya di mobil Alam ditidurkan dikursi belakang yang sudah terdapat seseorang yang menunggu sedari tadi. "Bawa ke rumah sakit." 

Alam mengenali suara itu, dia melihat siapa orang itu sebelum Akhirnya Pingsan. "Bang Adrian." 

•••

Alam tersadar,  dia melihat sekeliling. Ruangan putih dengan bau obat disekitarnya.   Pandanganya tertuju pada orang yang tertidur disamping bangkarnya.  Adrian, dia sedang terlelap dengan nyenyaknya. 

"Apa tidak lelah tidur sambil duduk seperti ini?" tanya Alam dengan tangan kanan yang mengelus rambut Adrian. 

Adrian menggeliat dan terbangun. Dia tersenyum masih sambil mengucek Matanya yang masih susah untuk membuka. 

AlamandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang