26

59 6 6
                                    

26

Typo bersebaran 🔥

"Posesif bener lu Bil," ujar Kevin yang hanya dijawab deheman oleh Abil

Alam langsung melenggang pergi ke dapur yang ada di markas. Alam terkejut melihat seorang gadis didepannya. Bukankah geng Aguila tidak pernah membawa cewe selain dirinya?

"Lo siapa?" Cewe itu menoleh, Alam melihat dia sedang membuat makanan untuk para anggota. Tercium di Indra penciuman, dia sedang membuat sup.

Gadis itu menoleh, Alam melihat dia sedang membawa sendok sayur digenggamannya, dan kompor yang sedang menyala. Dari bau yang dia cium, gadis itu sedang memasak sayur sup.

"Eh ...."

"Kamu siapa?" tanya gadis itu.

Alam memincingkan matanya, dia merasa ada yang tidak beres dari gadis didepannya. Tapi dia hanya berpikir positif dan segera menghilangkan semua pikiran negatif itu.

"Gua Alam, lu siapa? dan kenapa bisa ada disini?"

"Hehe ... Kenalin, aku Sindy." Sindy mengulurkan tangannya. Alam membalasnya balik.

"Aku disini karena aku tak memiliki rumah, aku di usir oleh ayah kemarin, dan untunglah para anggota Aguila menemukanku. Mereka memberi tempat yang layak. Jadi, hanya bisa membalasnya dengan membuat makanan buat mereka."

"Bentar ya, kamu tunggu aja di meja makan sama yang lain. Aku ingin nyiapin ini dulu," lanjutnya.

"Aku bantu," ujar Alam. Dia mengganti pengucapannya yang awalnya Lo—gue jadi
Aku—kamu.

Mereka menyiapkan makanan dengan bersama sambil bercanda.  Mereka bercerita tentang keseharian mereka. Sindy juga menceritakan kisahnya dulu saat masih tinggal dengan sang ayah. Alam terenyum mendengar semua curhatan itu. 

Dia sampai tak habis pikir dengan jalan pikir ayah Sindy. Bisa-bisanya dia mengusir anak kandungnya sendiri. 

"Ohh ya, kamu kesini sama siapa?" tanya Sindy. 

"Kamu juga kok bisa tau markas ini, padahal kan jauh dari kota," sambungnya. 

"Ak-" 

"Ayangg ..." teriakan Abil memotong ucapan Alam. 

Alam dan Sindy menjawab berbarengan, "Iyaa!!" 

Alam menoleh ke arah Sindy, dia membulatkan matanya.  Apa tadi? Sindy menjawab Abil. Dia hanya tak habis pikir. Kemudian suara langkah kaki terdengar, Abil datang dari balik tembok dan langsung memeluk Alam.  Alam melihat Alfin dan Kevin sedang tertawa keras sambil membawa cicak mainan. 

"Anjir, muka datar plus garang takut cicak." Tawa Alfin yang diangguki Kevin. 

"Iya, mana wajahnya takut banget. Ngakak anjim."

"Ayangg mereka jahat." Abil menunjuk Alfin dan Kevin di ujung pintu dapur. 

Alam menatap mereka tajam. Mereka yang merasa ditatap menoleh. Singa betina sedang mode garang, menyesal mereka menjahili bayi singa. 

Sindy yang merasa tidak diacuhkan sangatlah kesal. Tetapi dia hanya memendamnya. 

Abil menoleh, dia melihat Sindy dengan sangat datar. "Ni anak lagi, buat apa disini coba?"

"Haii ayangg!" sapa Sindy dengan nada manja. Tapi lain halnya jika Abil, Kevin dan Alfin yang mendengar. Mereka jijik saat mendengar itu.

"Kok lu ada disini? Kemarin bukannya udah dipulangkan?" tanya Alfin.

AlamandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang