33
Happy reading
Alam dan kedua kakek neneknya ini, memakan popcorn yang berada ditangan mereka yang tadi disajikan.
"YA GA ISO NGUNU LAH!!"
"NEK GAK ISO YA DIBENAKNE BEN ISO NEH!!" jawab Rian dengan mata yang melotot. Kayen menatap cucu laki-lakinya ini dengan sangat kesal.
"terserah," ujar Kayen lelah.
Cucunya ini memang dari dulu pernah mengalah dan itu sangat menguras tenaganya.
"Udah selesai mainnya?" Alan bertanya sambil menyuapi Bintang popcorn. Alam yang melihat itu memutar bola matanya malas.
Kayen menjawab dengan anggukan. Besan didepannya ini memang tak tau malu. Bisa-bisanya pamer kemesraan didepannya. "bisa gak sih, enggak usah pamer gitu?"
"hilih kakek iri sama kakek Alan huuu ...." Ejek Rian.
"diem kamu." Kayen yang kesal melemparkan bantal yang ada disebelahnya ke muka Rian.
"kakek ga berperi kecucuan."
"Bodo."
Alan mendengkus kesal melihat mereka berdua yang selalu bertengkar. Bintang yang berada disebelahnya memegang tangan suaminya tanda menenangkan. Alam yang tadi sibuk menyimak, sekarang sudah tertidur di sofa panjang, dengan paha Bintang sebagai bantal.
"diem kalian berdua." Alan sudah dengan mode tegasnya. Kayen dan Rian kicep.
"Rian gendong Alam ke kamar." Saat Rian ingin mengangkat Alam. Kayen menghentikannya.
"biar kakek aja."
"Janji ga encok." Rian meledek.
Tanpa mendengarkan Rian, Kayen mendorong. Rian yang didorong mengalah dengan meminggirkan dirinya kesamping. Kayen melangkah dengan sangat pdnya. Sebelum menaiki tangga Kayen berhenti dan bertanya. "Kamar Alam yang mana?"
"haha tadi aja pd banget." Rian tertawa dengan keras.
Alan memegang pangkal kepalanya dan menjawab. "lantai dua pintu warna hitam biru."
Setelah mengetahui itu, Kayen bergegas mengantarkan Alam yang tertidur. Sesampainya dikamar, kayen meletakkan Alam dengan sangat pelan. Seperti tidak ingin merusak sebuah berlian. Berlian yang benar-benar dijaga oleh keluarganya. Dia berharap taka da yang menyakiti cucunya ini. Termasuk anaknya sendiri.
Kayen menutup pintu dengan sangat pelan, enggan menggangu Alam yang tertidur.
"aduh encok pinggang gua," kata Kayen sesampainya di ruang tv.
"gitu tadi pd banget," gumam Alan.
"Apa lan?" tanya kayen yang tadi samar mendengar gumaman Alan.
"GAK!! Sono pulang." Alan mengusir. Bintang yang berada disampingnya menegurnya dengan tepukan yang lumayan keras.
Rian yang melihat itu hanya tertawa melihat sang kakek yang sangat takut dengan nenek tersayangnya itu.
"Rian, kakek pulang dulu. Nanti sore ajak Alam ke Taman." Rian mengangguk tanda menjawab.
"gua pulang dulu."
"iyaa ati-ati."
•
•
•
Alam terbangun, dia baru menyadari jika dia sudah berad didalam kamarnya. Kamar yang bernuansa modern tapi tetap nyaman. Dia langsung membuka hp yang berada diatas nakas. Notifikasi dari sang kekasih membuat dia penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alamanda
Teen Fiction[Follow dulu sebelum baca] [Slow update] _________________________________ Kejadian dimana kedua orang tuanya meninggal masih ada dibenak Alamanda. Kejadian yang membuat Alamanda trauma akan petir dan hujan. Disaat orang-orang bermain dengan hujan...