Typo bersebaran🔥
"Alam," rengek Abil kepada Alam.
semenjak kejadian dimana Rian mengakui semua yang dia sembunyikan dari Alam. Alam dan Abil semakin dekat, dan semua teman Alam yang hanya kenal sebatas nama. kini, mereka mengenal satu sama lain.
Abil pun juga semakin menjadi, sifat yang dulu dingin, cuek kini berubah 180 derajat dari biasanya, cuma dengan Alam. ingat cuma dengan ALAM.
Yang lainya? cuma dianggap angin lalu sama Abil. mungkin memang sedikit memberi guyonan, tapi guyonan yang diberikan oleh Abil sangat lah garing.
mungkin hanya manusia kayak Alfin dan Raffa yang mau tertawa karena humornya sangat rendah.
Alam kini sedang berada di markas Aguila, dia sedang dipusingkan oleh bayi besar. Alam tadi sempat ditelfon oleh Daffid teman bayi besar, itu siapa lagi kalau bukan ABIL.
dengan tingkah polosnya, dia meminta Alam untuk datang ke markas. tak hanya itu Alam juga dipusingkan oleh tingkah bayi posesifnya dan banyaknya drama saat ingin berangkat. entah itu Rian yang merengek itu lah, ini lah.
Alam sedikit bingung oleh tingkah Abil, tapi dia juga ga tau kenapa dia menuruti perintah yang menyangkuut pautkan Abil. Entah itu disuruh kemarkas, menyuapinya makan tpi cuma pas ada dikamar Abil.
"Iya apa? Abil mau apa?" tanya Alam dengan lembut, dia sudah biasa menghadapi sikap manja Rian jadi gampang kalo menghadapi Abil.
Gua dah pro dong
mungkin kalo ada kamera kek merehkan lah itu kek taeyung ato sapa tuh author yang tau tulisannya, maap ya Army yang baca.
"mau Alam boleh ga?" tanya Abil balik, Alam hanya bisa mengalikan pandangannya saat wajah imut Abil menatapnya.
"Eng-engga boleh, nanti bang Rian marah kalo Abil minta Alam."
"tapi Abil mau Alam gimana?"
"Yaudah nanti tanya bang Rian boleh ga Abil minta Alam."
"Oke nanti Abil bakalan minta bang Rian," tutur Abil dengan sangat imutnya, Alam yang tau itu hanya terkekeh geli.
Alam kini sedang menyuapi Abil dengan sangat telaten, disana juga ada Rian yang sedang menatap Abil iri.
Dari satu jam yang lalu Rian datang dan langsung masuk menuju kamar Abil yang ada dimarkas. dia kesal dengan Alam karena sedari tadi dia diabaikan oleh Alam. Saat di kantor Rian selalu menelfon Alam, tapi telfonnya selalu dimatikan oleh Alam.
Tapi dalam benak Rian, Alam tak mungkin mematikan telfon dari abang kesayangannya ini. Rian sudah menduga jika yang mematikan telfonnya adalah Abil. Rian sudah mengetahui jika Abil sedang suka dengan adik kesayangannya itu.
Rian tau dari semuanya, entah itu Abil yang menatap Alam yang sangat menarik. Abil hanya ingin beduaan dengan Alam, sampai-sampai ponsel Alam dimatikan daya agar Rian tak mengganggunya.
Kurang ajar emang, masih suka aja kayak gitu terus kalau udah jadian sama nikah gimana? Rian sampai membayangkan hal itu terjadi, dan menggelengkan kepalanya.
"Abang kenapa geleng-geleng?" Alam yang sudah selesai menyuapi Abil pun bertanya kepada Rian.
"Ehh ... engga kok dek," ujarnya sambil tersenyum kecil.
Abil yang tau jalan pikiran Rian hanya tersenyum remeh, Rian yang tau itu hanya mengelah napas kasar.
Alam yang melihat pertengkaran itu hanya terkekeh dan meninggalkan kamar itu untuk menaruh piring kotor, serta mengambil makanan untuk Rian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alamanda
Teen Fiction[Follow dulu sebelum baca] [Slow update] _________________________________ Kejadian dimana kedua orang tuanya meninggal masih ada dibenak Alamanda. Kejadian yang membuat Alamanda trauma akan petir dan hujan. Disaat orang-orang bermain dengan hujan...