Langit lebih lengang, setitik cahaya bintang menggantung diujung kota. Beberapa orang yang lewat menatap kebingungan mendapati seorang gadis dengan gaun mewah dan seorang pria berbalut jas hitam keluaran terbatas duduk berdampingan di antara bangku taman yang sepi."Maaf..."
"... Karenaku, sekarang kau kehilangan target besarmu"
Hening. Rasanya apa yang diucapkannya memang benar, kemungkinan besar Seunghwan tak akan sudi berinvestasi diperusahaan Sehun. Karena mana mungkin pria itu mau bertemu dengan Sehun setelah dipermalukan olehnya.
Yoona menundukkan kepalanya, ia masih ingat Sehun yang bersemangat sewaktu mereka berangkat tadi dan kini harus pulang dengan tangan kosong akibat ulahnya.
Tak ada sahutan, tapi bahunya yang terbuka mendadak hangat saat jas hitam Sehun menelusup diantaranya, Yoona menoleh dan mendapati pria itu memasangkan jas pada tubuhnya.
"Siapa bilang? Kerja bagus Na"
Merasakan saat tangan pria itu menyentuh kepalanya, mengacaknya lembut dengan tawa ringan. Yoona menatap Sehun dan merasakan dirinya seolah tenggelam dalam manik teduh pemuda itu.
Aneh, tapi Yoona menyukainya.
"Jika kau tak melakukannya, mungkin aku yang akan menghajarnya tadi"
Yoona terkekeh, merapatkan jas milik Sehun dibahunya.
"Dan kau pasti akan dimarahi ayahmu karena gagal membawanya"
Sehun tak membalas, namun diam-diam menyetujuinya dalam hati. Junho tentu saja akan murka saat tahu Sehun gagal, belum lagi hinaan dari Seokjin atau tatapan tajam Joy. Mereka semua akan menyudutkannya karena satu kesalahan.
"Lagipula ia juga tak akan menyanjung keberhasilanku kan?"
Yoona melirik Sehun, menatapnya diam-diam. Ia tak tahu bagaimana perasaan Sehun atau berapa banyak hidup sudah membanting pemuda itu selama ini. Dibalik punggung kokohnya, mungkin ada banyak luka yang harus dipikulnya diam-diam, sendirian.
"Ayo pulang, kau bisa kedinginan disini"
Ujar Sehun, pemuda itu bangkit dari duduknya bersiap kembali ke mobil yang diparkirnya tak jauh dari sana.
"Sehun-ah"
"Hm?"
Pemuda itu menoleh, melihat Yoona yang masih duduk dibangkunya, cahaya lampu temaram jalan jatuh diantara wajah cantiknya, teduh sekaligus samar, tapi yang Sehun tahu ada kilau keemasan dibalik manik jernihnya.
"Kau tahu aku berada di pihakmu bukan?"
💦💦💦
Ini hari liburnya, tapi Jungkook sudah terlihat segar dipagi hari dengan kaos polos hitam dan rambut setengah basah, jemarinya sibuk menggulir layar mac book untuk membaca berita pagi.
Matanya melirik sosok dihadapannya, yang tengah sibuk mencari angle tepat untuk berfoto disudut sofa, memilah lalu memposting pada sosial medianya.
Jungkook memperhatikan Chanyeol diam-diam, melihat pria itu sibuk menyanjung wajahnya sendiri yang katanya terlalu sempurna. Heran, padahal rasanya ia lebih baik daripada kakaknya itu. Maksudnya, ia tampan, pekerja keras, bukan playboy, dan bahkan seorang direktur diusia muda.
Tapi, mengapa Lisa justru menyukai Chanyeol dibanding dirinya?
Tidak adil.
"Kau bahkan belum mandi, sudah sibuk foto" Cibir Jungkook malas