21💦

856 76 18
                                    

  Hening menyelimuti suasana diantara mereka untuk beberapa saat tepat setelah Sehun mengatakannya. Yoona masih terpaku pada sosok dihadapannya. Sedangkan Sehun justru melempar senyum tipis sebelum kemudian membuang pandangannya.

  "Melamarku?" Yoona hampir tersedak, ia bahkan tak bisa mencerna ucapan pemuda disampingnya itu dengan benar "Jadi ini bukan perjodohan? Kau yang memintanya... Tunggu, tapi kenapa?"

  Sehun tak menjawab. Pria itu justru menatap ujung sepatunya yang sewarna langit malam. Bak menerawang sisa-sisa ingatannya.

  "Mm.. kau kelihatan cantik hari itu"

  "Hari itu?"

  "Beberapa tahun lalu, saat fotomu terpasang di papan iklan besar"

  Yoona mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia lebih tak memahami lagi apa yang tengah pemuda itu katakan. Lalu kenapa jika ia terlihat cantik? Sehebat itukah hingga Sehun tiba-tiba bertekad untuk menikahinya hanya karena tak sengaja melihatnya dipapan iklan.

  Yoona mendengus, merasa pria itu hanya bercanda dengannya

  "Yah... Kau mau mati?"

💦💦💦

   Suasana malam yang tenang membuat angin berhembus pelan dibalik jendela-jendela rumah. Hari ini, saat orang-orang memutuskan untuk bepergian dengan kekasih atau keluarganya. Rasanya akan sedikit memuakkan jika dirinya justru harus berada di sudut ruangan yang dipenuhi buku-buku dan berkutat dengan barisan kalimat yang harus dibaca beberapa kali sebelum dapat dipahami dengan jelas.

  Jaehyun menarik kembali lembaran buku besar dihadapannya. Ia sedikit menghela napas malas setelah berada di perpustakaan besar milik kota Seoul sejak tiga jam yang lalu.

  flashback

  Yoona masih terdiam ditempatnya. Helaan nafasnya bahkan begitu pelan, ia hanya menatap lawan bicara dihadapannya dengan air muka tak percaya. Setelah Jaehyun baru saja mengungkapkan perasaannya. Tubuhnya serasa membeku dan mulutnya terkunci.

  Sudah sejak lama ia menginginkan ini.

  Tapi entah mengapa, saat hari itu tiba. Perasaannya mendadak berubah. Ia seolah tak menginginkannya.

  "Jae aku..."

  Yoona tercekat, tenggorokannya bagaikan padang pasir yang tak memiliki sedikitpun air didalamnya. Kering kerontang dan hanya menunggu hingga panas matahari membakar pasir-pasirnya.

  "... aku tak bisa"

  Pria dihadapannya itu menaikkan alisnya. Sedikit terkejut atas pernyataan Yoona yang dinilainya terlalu mendadak, lebih tepatnya adalah diluar dugaannya. Ia berfikir gadis itu mungkin saja akan menerimanya. Dilihatnya Yoona yang kini sudah membuang pandangan darinya, gadis itu nampak dipenuhi aura abu-abu yang tak dapat diterkanya.

  "Kenapa?"

  Yoona terdiam sesaat. Beberapa detik yang terasa begitu lama. Ia menahan nafasnya hanya untuk mengisi kekuatan baginya agar dapat menatap Jaehyun

  "Sehun. Pria yang pernah kau temui waktu itu..." Gadis itu tak sanggup menyelesaikan ucapannya. Begitu rikuh. "... ia suamiku"

  Beberapa saat hening menyelimuti. Yoona sudah mengalihkan pandangannya lagi, menatap kearah ujung sepatunya dibawah lantai seolah sudah kehilangan seluruh kepercayaan dirinya. Yoona meremas jemarinya sendiri dibawah meja.

  Jaehyun mungkin akan kecewa padanya. Lebih dari itu, pria itu akan menilainya sebagai pembohong selama ini. Sesuatu yang selama ini tak pernah diinginkannya.

New RomanticsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang