18💦

535 81 65
                                    

    Udara malam yang dingin nampaknya sedikit menggugah perasaan pria diujung ruangan, ia duduk diantara sofa-sofa panjang sewarna kayu tua yang selalu lengang. Matanya menatap kearah jam tangan yang setia melingkari pergelangan tangannya sejak pagi ini, saat perlahan jarum jam terus berputar, diam-diam merasakan ada getaran dalam dirinya.

  Kapan gadis itu akan pulang?

  Suara dering telepon menyadarkannya. Nama Jooyeon tertulis dengan jelas diantara layar membuat Sehun sedikit ragu, rasanya semua urusan perusahaan sudah diselesaikannya terakhir kali ia bertemu dengan wanita itu.

  "Nde, Jooyeon-ssi?"

  Percakapan singkat diakhiri dengan Sehun yang akhirnya mengangkat bokongnya dari sofa dan menarik mantel yang sebelumnya disampirkan dipinggir sofa. Pria itu memutus telepon dan melangkahkan kakinya keluar dari area penthouse.

  Area lobby cukup luas, nampak lebih ramai dari biasanya. Dari ekor matanya, Sehun dapat menangkap sosok wanita dengan gaun biru tengah duduk diantara meja-meja besar yang disediakan untuk para penghuni apartement. Jooyeon bilang ingin bertemu dengan Sehun, tapi pria itu menanggapinya dan mengatakan agar mereka berdua berbicara di lobby bawah. Rasanya akan tak nyaman jika membiarkan wanita itu masuk ke dalam rumahnya dan mereka hanya berdua.

  "Jooyeon-ssi" Sapa Sehun yang membuat wanita dengan rambut hitam terurai itu tersadar lantas berdiri dan menundukkan kepalanya untuk menyapa Sehun dengan hormat.

  "Maaf menganggumu malam-malam Tuan Oh"

  "Tak masalah. Apa ada sesuatu yang mendesak?" Ujar Sehun setelah duduk dihadapan wanita itu

  Jooyeon sedikit berdehem. Ia sengaja merias dirinya agar tampak lebih sempurna malam ini. Malam dimana ia akan melepas semuanya. Malam pengakuannya.

  Sehun masih menatapnya dengan tatapan bertanya. Membuat Jooyeon jadi sedikit gugup, gadis itu merapatkan kakinya dan membuang pandangannya diantara marmer putih gedung mewah apartemen.

  "Jooyeon-ssi? Kau tak apa-apa?"

  Jooyeon menarik napasnya, gadis itu kemudian mengubah tatapannya kearah Sehun. Menatap manik pria itu lamat. Indah sekali, pasti akan sangat menyenangkan jika pria dihadapannya itu menjadi miliknya.

  "Aku akan keluar dari perusahaan sepertimu Tuan Oh."

  "Eh?"

  Jooyeon memantapkan ucapannya "Aku akan pergi ke tempat yang baru denganmu, kau tahu kenapa aku bisa bertahan selama ini disana..."

  "Jooyeon-ssi.."

   Jooyeon tahu Sehun paham kemana arah pembicaraan ini, tapi gadis itu menulikan telinganya. "Apa kau pergi dari sana karena istrimu?"

  Sehun mengangkat alisnya "Kau tak benar-benar mencintainya kan Tuan Oh?"

  "Ini hanya pernikahan bisnis yang direncanakan. Dia hanya istri yang datang karena kepentingan perusahaan. Tapi sekarang kau justru meninggalkan seluruh pekerjaanmu?"

  "Jooyeon-ssi. Kau tahu aku tak ingin membicarakan ini. Aku pamit jika tak ada urusan bisnis yang ingin kau bicarakan"

  Sehun mengangkat tubuhnya dan berdiri dari tempat duduknya. Rasanya ia telah salah untuk datang dan menanggapi keinginan Jooyeon. Namun saat ia akan pergi, wanita itu justru menahan tangannya.

New RomanticsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang