"Tersangka Oh telah dibawa oleh pihak kejaksaan pagi ini pukul enam lebih empat puluh menit dengan dakwaan penggelapan dana perusahaan serta penyuapan dengan perkiraan kerugian perusahaan mencapai 4,2 milyar..."Layar televisi itu menyala dengan suara yang dikencangkan, benda balok yang tipis itu dipasang diatas bagian dinding marmer sewarna dasar lautan didalam ruang kantor. Tiga orang pria menyaksikan berita utama pagi itu dengan raut tenang.
Salah seorang pria yang duduk di kursi paling tengah meraih remote televisi yang berada disampingnya, menekan tombol dengan sekali gerakan membuat layar di depan mereka menjadi hitam seketika.
"Kerja bagus Seok Jin" Pria tua itu tertawa dengan bangga, pria yang lebih muda disampingnya tersenyum membalasnya.
"Oh ayolah ayah, memang apa yang ku tak bisa?"
"Lagipula siapa suruh berlagak? Sekarang ia akan menanggung akibatnya" Ujar Junho membuat mereka semua di ruangan tertawa.
"Sekertaris Kim. Kau sudah siapkan bukti sempurna untuk dakwaan ini bukan?"
Pria yang sejak tadi duduk dihadapan Seokjin dengan tenang kini akhirnya membuka suaranya "Tentu Tuan Oh. Mantan sekertaris Tuan Sehun –Bae Jooyeon– setuju untuk menjual informasi tentangnya selama beberapa tahun terakhir. Ia membuat pemalsuan dokumen dan mark-up nilai transaksi pribadi yang nantinya akan diatasnamakan Oh Sehun untuk dijadikan bukti dalam gugatan ini"
Junho mengangkat alisnya "Wanita itu? Kufikir ia tertarik pada Sehun selama ini?"
"Itu juga benar Tuan Oh. Tapi ia kemudian menyetujui penawaran ini dengan cek beberapa juta won"
Junho terkekeh "Heh, Dasar wanita licik"
Ia kemudian menatap langit dibalik jendela, cuaca yang cerah seakan mendukung apa yang mereka perbuat. Junho mengangguk-angguk "Jadi, mereka akan memenjarakannya kan?"
"Nde. Setelah menemukan buktinya. Kejaksaan mungkin tak perlu waktu lebih lama untuk menginterogasinya"
"Buktinya? Belum diserahkan bersama gugatan ke Jaksa Jung?""Tentu saja sudah Tuan Oh. Hanya saja kita perlu menciptakan keadaan yang dapat dipercaya semua orang. Apalagi saat Jaksa Choi Woosung terus menentang gugatan ini. Ia bersikeras bahwa Sehun tidak bersalah"
"Lalu bagaimana kita menciptakan keadaan itu?"
Pria yang kerap dikenal sebagai tangan kanan dari Junho itu menegakkan pundaknya dengan bangga, seolah-olah ia baru saja memenangkan kejuaraan besar untuk disombongkan "Jika anda penasaran, pertunjukannya akan dimulai sore ini di Kantor Kejaksaan?"
💦💦💦
Ruangan itu tak terlalu besar dengan pencahayaan temaram, dindingnya berwarna abu-abu gelap. Sebuah meja panjang besar diletakkan di tengah-tengah ruangan dengan masing-masing sebuah kursi diantara dua sisi yang berhadapan. Seorang pria dengan mantel hitam duduk di salah satu sisi, maniknya menatap kearah kaca hitam dihadapannya.
Ia tak bisa melihat apa-apa disana. Tetapi yakin betul orang-orang di balik kaca hitam itu dapat melihatnya, mengawasinya dan bahkan berbicara melalui mic yang akan terdengar di ruangan yang ia tempati sekarang.
"Ia hanya diam disana sejak pagi ini"
Ujar seseorang dari balik kaca hitam yang ditatap Sehun, ia tengah mengawasi gerak-gerik pria itu. Disampingnya, Junho hanya menatap Sehun yang sendirian di ruangan seberang mereka dengan datar.
"Bagaimana interogasinya?"
Pria bertubuh tinggi dengan bahu lebar dan rambut yang dipoles klimis itu ikut menatap sosok Sehun dibalik kaca, pemuda itu tak akan tahu ayahnya datang di kantor kejaksaan sekarang. Tetapi bukan untuk menolongnya, melainkan untuk mentertawakan nasib tak beruntung pemuda itu. Jung Sang Jin. Pria yang bekerja sebagai jaksa itu tak bisa menolak saat Junho memintanya agar melayangkan gugatan kepada anaknya sendiri. Anak tiri yang tak pernah diharapkannya.