17💦

711 96 24
                                    


05.42 am

  Hari sudah berganti. Matahari menampakkan dirinya disudut kota, cahayanya yang lembut menyapu kegelapan perlahan. Menyisakan langit putih diatas kota.

  Yoona membuka matanya, merasakan punggung tangannya yang pegal setelah dijadikan tumpuan tidur semalaman diatas meja makan.

  Menengok kearah jam dinding disisi kiri hanya untuk mendapati kenyataan dirinya telah tidur semalaman diruang makan. Makanan yang sama sekali tak disentuh, seolah menatapnya dengan kasihan. Menyuarakan deru-deru rasa bercampur didalam hatinya.

  Ini pertama kalinya Yoona menunjukkan perasaannya terhadap seseorang. Seumur hidup ia terus melihat bagaimana pria-pria diluar sana memberinya hadiah atau kejutan yang menyenangkan. Tak terfikir ia akan melakukan semua ini. Sejauh ini.

  Bulir bening menuruni tebing pipinya tanpa disadari. Membayangkan bagaimana ia yang tampak bodoh semalam karena terlalu bersemangat untuk memberi pria itu kejutan dan berakhir sendirian. Memandang bayangan dirinya dari pantulan yang terbentuk dibalik kulkas yang ada diujung ruangan.

  Menyedihkan.

  Yoona melepas jepit rambut yang terselip dibalik anak rambutnya, memandang benda kecil yang berkilauan itu dengan tatapan kosong. Sehun pernah bilang rambutnya terlihat cocok saat benda kecil itu menghiasi kepalanya.

  Ia tersenyum kecut, lalu menjatuhkannya dengan gerakan lemah.

  Mendengar suara pintu yang dibuka setelah bunyi pin yang ditekan. Yoona buru-buru melap air matanya, menarik nafasnya pelan lantas menengok kearah ruangan diluar sana.

  Sehun agak tergesa berjalan kearahnya. Pandangan keduanya bertemu, Yoona memandang pria itu yang terlihat masih mengenakan setelan yang sama seperti kemarin saat ia pamit pergi. Hening sesaat.

  "Na" Sehun membuka suara, memandang gadis itu yang berdiri disisi meja makan.

  "Kau akan pergi kesuatu tempat?" Ujarnya lagi yang mendapati gadis itu sudah nampak cantik dipagi hari dengan riasan tipis diantara wajahnya.

  Yoona mengalihkan pandangannya, memandang dress satin sewarna gading itu masih memeluk tubuhnya dengan rambut yang ditata rapi sejak semalam.

  "Ah," Yoona tertawa garing " Ya. Aku akan menemui ayahku"

  Sehun mengangguk tanpa suara. Urusan mendadak mungkin (?) karena ia hampir tak pernah melihat gadis itu bangun sepagi ini.

  Bola matanya menangkap seluruh makanan yang tersaji diatas meja makan dengan rapi

  "Kau memasak semua ini?"

  Yoona memandang rangkaian makanan itu juga, menyedihkan. "Tidak. Aku memesannya"

  "Oh..."

  "Mengejutkan jika kau yang memasak" tambah pria itu, berusaha mencairkan suasana yang disahuti tawa hambar Yoona.

  "Benar"

  Suasana yang canggung menyelimuti keduanya, Sehun bahkan tak menerka situasi yang membingungkan ini akan terjadi diantara mereka. Ia membayangkan gadis itu akan menyalak padanya, mengoceh dan mengumpat tentang ia yang tak pulang semalam. Tapi Yoona justru lebih diam pagi ini.

  "Tentang janji makan malam..."

  "Jangan khawatir" Yoona menyela "Aku tak terlalu lapar, jadi buru-buru tidur semalam"

  Sehun memandang gadis itu, merasakan sedikit nada aneh dalam gaya bicaranya. Tapi mengangguk akhirnya.

  "Syukurlah. Kufikir kau akan marah"

New RomanticsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang