Malam itu abu. Jaehyun masih menatapnya dengan lembut, sedangkan Yoona yang hanya bisa membalasnya dengan senyum ragu. Saat perlahan pemuda itu melangkah kearahnya, menatapnya dalam-dalam lalu tanpa aba-aba menempelkan bibirnya pada bibir ranum milik Yoona dengan sekali sentakan.Yoona terkesiap, tangannya menjulur menyentuh lengan Jaehyun sebelum pandangannya tak sengaja menatap pemuda itu yang tengah memejamkan matanya.
Beberapa detik yang terasa terlalu lama bagi Yoona, Jaehyun menarik dirinya. Ia menatap Yoona masih dengan tatapan yang sama.
"Apa aku sudah pernah bilang bahwa kau sangat cantik, Yoona?"
Yoona menatap mata Jaehyun, merasakan tatapan lembut pemuda itu seolah mengungkungnya. Tak memberinya jeda untuk menatap kearah lain. Sosok dihadapannya inilah yang selama ini didambakannya, kini berdiri dengan rangkaian kata manis yang ia yakini tak ada wanita yang tak suka mendengarnya.
Jaehyun tersenyum, lesung pipi manis pria itu terlihat samar-samar.
Tapi.
Yoona merasakan ada yang salah dengan dirinya.
Bukan. Bukan seperti ini yang harusnya ia rasa.
Jantungnya harusnya berdebar.
💦💦💦
9.00 pm
Yoona memasuki kediamannya saat jarum panjang tepat menunjuk angka dua belas. Disana terlihat sepi, tapi yang ia tahu Sehun harusnya sudah pulang.
Ia melewati dapur yang lengang, Sehun tak ada disana. Pria itu seharusnya sudah sibuk memasak dengan jas yang ditaruh asal diatas meja, mencibirnya yang pulang terlalu malam padahal tak seharusnya lebih sibuk dari pria itu.
Ia melewati kamar Sehun dan mendapati pintunya tertutup. Mungkin pria itu terlalu lelah, jadi ia langsung tertidur setelah seharian terus bekerja. Yoona menggigit bibirnya, ingin membuka pintu untuk sekedar melihat pria itu.
Ia mematung cukup lama didepan pintu kayu yang masih berdiri kokoh, sebelum akhirnya urung dan memutuskan untuk berjalan kekamarnya. Membiarkan Sehun beristirahat.
💦💦💦
Restoran itu mewah, berdiri dipusat kota dengan pemandangan kota yang indah. Tapi tak hanya mereka berdua, seluruh tempat duduk nampak dipenuhi orang-orang dengan setelan yang dengan sekali lihat dapat dipastikan bahwa itu adalah keluaran designer dengan harga mahal.
"Kau akan menyesal nanti"
Lisa melirik kearah pemuda yang nampak duduk dihadapannya. Setelan jas hitam yang membalut tubuh pria itu nampak begitu cocok dengannya.
"Ia tak seperti yang kau bayangkan" tambahnya.
"Chanyeol Oppa maksudmu? Cih" Lisa menatapnya malas, entah mengapa Jungkook selalu berbicara buruk tentang pria itu. Mengatakan Chanyeol adalah pria narsis yang terlalu mencintai dirinya sendiri atau apalah, Lisa tak menghiraukannya.
Apa yang penting sekarang adalah pemuda itu menepati janjinya untuk mempertemukan dirinya dengan Chanyeol. Itu saja.
"Kau tak boleh bicara buruk tentang saudaramu sendiri Jungkook-ssi"
Jungkook terkekeh, membicarakan kenyataan maksudnya?
"Yasudah, kau lihat saja sendiri nanti" Tukasnya tak mau lebih jauh berdebat, dengan sedikit kejujuran, Jungkook cemburu pada kenyataan gadis itu tak meliriknya sama sekali.