Ini bukan jenis pernikahan yang disukai Sehun. Maaf, mungkin semua orangpun juga tak sudi untuk memilih pernikahan semacam ini.
Ini minggu kedua sejak pernikahannya. Dan semuanya berjalan hampir begitu lancar, tak ada hari tanpa pertengkaran. Dan itu persis karena Yoona yang terus mengeluh tentang betapa miskinnya Sehun untuk menjadi seorang suami.
Gadis itu lebih sering mengabaikan Sehun, bepergian saat malam tiba bersama kekasihnya. Lalu mendapati dirinya berjalan menyusuri dapur untuk memakan sup pengar dengan rengutan di keningnya.
Dan Sehun benar-benar menepati janjinya. Pria itu mengabaikan Yoona sama seperti yang gadis itu inginkan, ia hanya sibuk bekerja di perusahaan saat pagi hingga sore.
Membuat sarapan untuk dirinya sendiri dan pergi keluar dengan Kai atau Taeyong sesekali. Ini terdengar memalukan, tapi Sehun hanya berusaha untuk menjaga batasannya. Ia tak ingin mati mengenaskan karena pukulan Yoona yang menyakitkan.
"Apa akan berlangsung lama?"
Sehun menoleh, mendapati Yoona berjalan disampingnya dengan balutan dress berwarna biru tua selutut yang senada dengan warna jas miliknya. Ia menatap Sehun dengan iris penasaran, sedikit mendongak untuk menatap Sehun membuat pria itu dapat melirik kalung yang melingkari leher jenjangnya.
"Apa?"
"Makan malamnya" Sahut Yoona malas "Kau tahu aku punya janji ke club malam ini dengan Seongwoo"
Sehun mengernyit "Bukannya kekasihmu Eun Woo?"
"Memang kenapa? Kami putus hari Senin" Yoona mengedarkan pandangannya ke sekeliling rumah keluarga Sehun. Seolah ucapannya adalah sesuatu yang biasa, bukan apa-apa dan sekenanya.
Sehun mendesah tanpa suara. Entah sudah berapa kali ia terus mendapati nama-nama pria keluar dari mulut Yoona secara acak. Maksudnya, tak masalah untuk putus di hari Senin. Tapi faktanya ini adalah hari Selasa! Dan itu berarti Yoona mendapatkan penggantinya dalam beberapa jam, semudah ia mengganti heelsnya tiap pagi.
"Kau tak menangisinya?"
Yoona menipiskan bibirnya, terkekeh lalu menggeleng "Buat apa?"
Cih. Dasar playgirl.
Jika saja ayahnya tak menghubungi dirinya untuk makan malam bersama, mungkin ia tak akan repot-repot mengajak gadis menyebalkan ini untuk segera bersiap disertai umpatan tertahan sepanjang sore.
"Hey pengantin baru"
Yoona menoleh mendapati seorang pria dengan kemeja yang kancing teratasnya dibuka dan gelas wine ditangan kini berdiri tak jauh darinya.
Ia melirik Sehun kilas, dan pria itu memasang raut datarnya. Membuat Yoona tersenyum kikuk dan membalas uluran tangan pria asing
"Oh Seokjin" pria itu mengecup punggung tangan Yoona sopan "Anak pertama keluarga Oh"
Yoona ber-oh tanpa suara lantas tersenyum. Seingatnya ia tak melihat pria itu menghadiri pernikahannya, ia hanya ingat seorang perempuan dengan rambut hitam panjang datang dengan dress merah dan mengaku sebagai kakak Sehun
"Kalian sudah datang?" Yoona kembali menoleh, dan mendapati seorang wanita turun dari tangga ditengah ruangan.
Yoona melirik Sehun, dan pria itu terus saja memasang raut datarnya. Tampak tak terlalu antusias layaknya Chanyeol yang selalu bersemangat menyambut saudaranya.
"Hey, Joy" Sapa Seokjin. Benar. Itu adalah perempuan yang dilihat Yoona waktu itu.
"Berhenti menggodanya Oppa, kurasa kita sudah membuat ayah menunggu" Ujar Joy membuat Seokjin terbahak