Parents

2.8K 293 14
                                    

Jam 05.00 sore waktu Korea Selatan. Jam yang menunjukkan jika setiap karyawan dikantor sudah boleh pulang kerumah masing-masing. Namun bukan berarti mereka akan pulang begitu saja. Sudah bukan hal yang aneh lagi jika karyawan lembur hingga tengah malam jika pekerjaan mereka belum selesai.

"Sepertinya anda sejak tadi gelisah dan selalu menatap jam... apakah anda memiliki janji dengan si kembar?", Tanya seorang wanita cantik yang merupakan rekan kerja siwon.

"Anio... hanya saja saya harus pergi ke mall untuk membeli baju", Wanita itu menyerjit heran. Sejak kapan siwon menjadi sangat peduli dengan fashion. Setahunya Manajer Operasional perusahaannya itu tidak terlalu peduli dengan fashio, dia hanya peduli pada anak kembarnya.

"Baju?.. apa anda memiliki acara sehingga memerlukan baju?... saya bisa membantu anda memilih", Tawar wanita itu sedikit antusias. Jujur saja wanita itu sebenarnya sangat tertarik dengan siwon, tapi siwon terlalu cuek dan tidak tertarik dengan semua wanita yang berusaha mendekatinya.

"Tidak perlu tiffany, saya hanya ingin membeli beberapa pasang pakaian untuk anak saya", Wanita dengan nama Tiffany Hwang itu tersenyum kecut. Selalu saja ditolak. Padahal Seo Jung sangat mendukungnya mendekati siwon tapi siwon benar-benar tidak peduli.

"Anda selalu saja menolak saya... Padahal seo jung dan jaehyun tidak masalah jika anda memiliki istri", gerutunya.

"Seo Jung iya... tapi jaehyun tidak. Jaehyun tidak ingin ada sosok ibu baru... saya tahu dari matanya meskipun dia tidak mengatakan apapun", siwon tersenyum kecil berusaha tetap menghormati tiffany.

"Kalau begitu saya hanya perlu meyakinkan jaehyun-"

"Anda masih lajang tiffany ssi... anda muda, cantik dan mapan... kenapa tertarik dengan duda sepertiku?... anda bisa mencari lajang yang masih muda dan mungkin seumuran dengan anda", Berapa kalipun siwon mengatakan hal itu, tiffany tidak pernah terpengaruh. Dia tetap saja berusaha mendekati siwon.

"Menyukai seseorang itu bukan pilihan dan tidak ada alasan... bukankah saya juga sudah sering mengatakan itu?", Siwon menghela nafas pelan lalu mengangguk.

"Jika memang berjodoh, saya pasti bisa meluluhkan hati anda... tunggu saja", Tiffany tersenyum cerah hingga matanya membentuk senyuman. Dia akhirnya keluar dari ruangan siwon setelah mengambil berkas yang dia perlukan di bagian keuangan.

***

Siwon akhirnya pergi ke mall saat jam menunjukkan pukul 7 malam. Dia sudah menelfon kerumah untuk memastikan semua anaknya sampai dirumah.

"Aku seperti memiliki 3 anak sekarang", gumam siwon sambil memilih pakaian yang rasanya cukup untuk nana.

Untuk sesaat siwon termenung ketika dia ingat bagaimana nana memeluknya dengan erat saat tidur. Sesekali nana akan mengigau dan bahkan menangis saat tidur.

"Omma... om...ma... pulang... hiks...hiks... jangan pukul... sakit.... hiks...hiks....sakit",

Entah karena siwon merasa kasihan dan iba atau ada perasaan lain yang membuat hatinya sakit mendengar tangisan nana. Dia tidak suka mendengar nana menangis karena kesakitan seperti itu. Siwon jadi penasaran dengan apa yang terjadi pada nana sebelum tertabrak oleh mobilnya.

Apakah memang keluarga nana sendiri yang menyiksanya?, tapi kalau dilihat dari tubuh nana yang termasuk berisi bahkan pipinya cubby, sudah pasti nana dirawat dengan baik. Lalu siapa yang menyiksa nana?, apakah mungkin dia baru saja terpisah dengan keluarganya dan bertemu dengan orang jahat?... atau apakah dia adalah anak yang diculik?, Tapi jika nana diculik, seharusnya ada pengaduan ke polisi sehingga nana bisa lebih cepat ditemukan. Tapi sampai hari ini kepolisian daegu memberi tahu siwon bahwa tidak ada laporan kehilangan anak atau bahkan laporan penculikan anak. Mereka masih belum bisa menemukan asal usul nana.

Ups & DownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang