01

22 5 3
                                    

"Bermimpilah dalam hidup, jangan hidup dalam mimpi."

•Love Your Self•

Di suatu hari, disebuah sekolah menengah atas swasta. Terdapat gadis bertubuh gempal dengan pipi yang gembul, tampak tengah mengunyah sebuah makanan disalah satu meja kantin sekolahnya. Di depannya, ada seorang pemuda berambut coklat pendek dengan poni dibeberapa keningnya hanya memperhatikan gadis tadi tengah makan.

"Lo gak mau, Yo?" tanya gadis itu setelah menelan makanan yang tadi ia kunyah.

Pemuda itu menggeleng pelan, tersenyum tipis. "Enggak. Habisin aja, gua udah kenyang liat lu makan." Pemuda itu menopang dagunya dengan satu tangan di atas meja.

Gadis itu kembali memasukkan satu buah bakso kecil kedalam mulutnya menggunakan sendok sambil menyeruput kuah bakso. "Nanti sepulang sekolah, temenin gue beli ayam geprek bu'de, ya."

"Iya, Watiiii," jawabnya dengan nada gemas.

"Nama gue bagus-bagus lo panggil Wati. Nama gue Gina!" protes gadis itu dengan nada kesal.

"Emang gua salah? Kan bener, nama lo itu, Anggina Rahmawati. W-a-t-i, Wati," balas pemuda itu tak mau kalah.

Anggina Rahmawati. Ia kerap dipanggil dengan sebutan Gina, diambil dari nama depannya AngGina. Gadis biasa berkulit sawo matang. Rambutnya bergelombang dan panjang sepinggang ia kuncir kuda hingga rambutnya menjuntai sebatas bahunya. Tingginya hanya sekitar seratus enam puluh cm. tubuhnya yang berisi membuat pipinya menjadi gembul. Ia memang tak cantik, namun sikapnya yang sopan dan hati yang dermawan membuatnya terlihat cantik di dalam.

Pemuda yang menjadi lawan bicaranya itu bernama -- Muhammad Dhio Alfiqodri. Pemuda tampan keturunan Palembang dan Sumedang, wajahnya yang putih dan mulus terawat tanpa bekas jerawat menambah kesan ketampanannya membuat beberapa wanita disekolah sangat mengidam-idamkan dirinya.

Bila disandingkan dengan Gina, mereka berdua tampak berbanding terbalik. Gina hanyalah gadis biasa yang tinggal di perkampungan yang bersebelahan dengan komplek tempat tinggal Dhio. Gina tak pandai dalam pembelajaran materi dan teori, namun ia sangat lihai dalam hal praktek. Sedangkan Dhio, tampak seperti pemuda penguasa dunia wattpad yang memiliki kesempurnaan bak Putera Raja dari kayangan. Ck, terlalu berlebihan.

Kedua orangtua Dhio dan Gina sudah akrab sejak lama saat kedua ayah mereka lulus SMA. Itu sebabnya, Gina dan Dhio dapat akrab hingga besar saat ini karena sering bermain bersama.

"Ya jangan panggil Wati juga kek, Dhio!" omel Gina. Meskipun sedang kesal, ia tetap memasukkan satu buah bakso kecil terakhir yang ada di mangkuknya lalu ia kunyah.

"Iya aja udah, gua malas berdebat sama spesies sapi kayak lo." Dhio menyindir dengan nada bercanda dan dihadiahi delikan dari Gina, lantas ia pun terkekeh akan wajah Gina yang tengah asik mengunyah bakso sambil mendelik kearahnya.

"Ups, maaf."

Ketika Dhio terkekeh, tak sengaja seseorang menumpahkan minuman es berwarna merah ke seragam putih yang Gina kenakan. Gina dan Dhio sama-sama terkejut. Dhio langsung bangkit dari duduknya dan menatap si pelaku dengan tatapan tajam.

"Lo bisa gak sih, Put. Sehari, aja lo gausah ngusik hidupnya Gina!" bentak Dhio tak terima atas perlakuan gadis itu.

Gadis berambut coklat bercampur hitam, dengan softlens hitam pekat dan seragam biasa para murid perempuan kenakan. Hanya saja ia memakai riasan tipis dan juga memakai hoodie berwarna merah melekat pada tubuhnya yang langsing.

"Gue gak bermaksud ngusik dia, emang gue gak sengaja numpahin minuman gue," elaknya tak terima.

Gina hanya mampu tertunduk dengan mata berkaca-kaca. Ia sudah sering kali menjadi bahan bully- an para wanita cantik yang tak suka akan kedekatan Gina dengan Dhio.

Love Your SelfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang