13

5 3 0
                                    

Warning!
Part ini mengandung unsur 18+
Untuk yang di bawah umur, sebaiknya skip saja untuk part ini demi kenyamanan pembaca. Terimakasih.

******

Gina mendudukkan tubuhnya di kursi sekolah. Meletakkan tasnya di atas meja sebagai bantalan untuk wajahnya bersandar.

"Masih pagi, Gina. Udah mager aja," kata Dhio sambil bermain game mobile dalam ponselnya.

"Masih pagi, Dhio. Udah mabar aja," balas Gina dengan nada mengejek. Lalu gadis itu memejamkan matanya.

Dhio tertawa. "Jajan, yuk. Tadi gua gak sempet sarapan di rumah."

"Salah lo sendiri, gue bangunin gak bangun-bangun. Itu tidur apa simulasi meninggal dunia," cibir Gina dengan mata tertutup.

"Ngeledek gua mah hebat, tapi di bully mah diem aja. Itu takut apa cupu?" balas Dhio mencibir, lalu tertawa.

Gina mengangkat kepalanya dan kembali duduk tegak, matanya menatap Dhio dengan tajam. "Ya lo bayangin aja, geblek. Tiga lawan satu, yang bonyok lah gue."

"Lawan dong, nanti kita belajar silat, gua minta ajarin sama Bang Zidan, deh. Mau, kan?"

"Gak, ah. Mager." Gina menyandarkan tubuhnya ke kursi. Dhio mencubit pipi Gina dengan gemas. "Gaboleh mageran, ntar di temenin setan."

"Berarti lo setannya," sahut Gina meledek Dhio, lalu tertawa. "Dasar Gembul."

"Pokoknya, nanti kita latihan silat bareng Bang Zidan." Dhio memasukkan ponselnya ke dalam tas.

"Gak mau, besok gue mau olahraga bareng Debby, Lia, sama Roy, mumpung libur."

"Jangan terlalu deket sama mereka bisa gak, Gin? Filing gua, mereka gak baik buat lo." Dhio menatap Gina dengan serius.

Gina menatap Dhio, tatapan mereka bertemu. "Lo baru kenal mereka kemarin, lo belum kenal mereka aja, Yo." Gina mengambil ponselnya yang ada di dalam tas.

Dhio menghela nafasnya. "Kalau gua bilangin itu nurut, kek. Lo sendiri tahu 'kan, apa yang gua tebak itu selalu bener."

"Ada satu hal yang lo gak tahu, Dhio."

"Apaan?"

"Perasaan gue ke elo!"

*****

"Gina gak istirahat bareng Dhio?" tanya Debby merasa bingung, Gina datang sendiri ke kantin tanpa Dhio.

"Lo juga, kok sendiri? Lia sama Roy kemana?" Gina juga bingung karena Debby hanya duduk sendiri di meja kantin.

"Lia sama Roy izin sementara. Kamu tahu, kan? Lia sama Roy itu sepupu an. Dan Neneknya kemarin baru aja meninggal dunia, makannya mereka berdua izin selama dua minggu buat balik kampung ke Kalimantan."

"Ouh begitu ... kalau Dhio lagi ada urusan eskul, katanya mau ketemu Kak Zidan juga."

Debby mengangguk paham. "Ouh gitu, nanti jadi gak, Dhio mau anterin aku pulang? Aku udah bilang sama supir ku buat gak jemput hari ini."

"Gue gak janji ya, Deb. Tapi nanti, gue bilangin, kok," kata Gina.

Saat mereka berdua tengah berbincang, Dhio tiba-tiba datang dengan dua mangkuk bakso dan juga sepiring siomay, ada dua botol air mineral juga.

"Udah selesai, Yo? Kok dateng-dateng bawa makanan, kapan ke sini nya?" tanya Gina kebingungan, Gina menatap nampan itu.

"Tadi, pas lo baru sampe, kebetulan gua juga baru sampe. Ini bakso sama siomay buat lo, satu porsi lagi buat lo, Deb. Gua duluan ya, Gin." Dhio mengacak-acak poni Gina sebelum pergi dari kantin.

Love Your SelfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang