"Ingatkan aku kawan, bahwa akupun hanya insan biasa, namun dengan ikhlasnya engkau menolongku. Tiada yang lebih baik lagi, kuyakin engkau adalah manusia yang paling baik dalam hidupku."
• Love Your Self •
"Muka lu kenapa cemberut gitu?" tanya Dhio sambil menyodorkan satu cup es krim coklat pada Gina.
Gina menerimanya, lalu ia membuka tutup cup es krim tersebut. "Gue cuma kesel sama Ibu."
"Kesel kenapa?" tanya Dhio sambil menjilat es krim menggunakan stik es krim.
Tadi, setelah berbicara dengan Nita, Gina langsung keluar rumah dan berlari begitu saja tanpa berganti baju menuju rumah Dhio. Kini, mereka berdua tengah menikmati es krim coklat di gazebo yang berada di dekat kolam renang. Suasana dingin tak menghentikan aksi mereka menyantap enaknya es krim coklat.
"Tadi tuh, gue cuma minta ke Ibu buat beliin gue skincare karena skincare gue udah mulai habis. Tapi Ibu gak mau beliin," keluh Gina dengan wajah muram, namun ia tetap memakan es krim miliknya.
Dhio menatap Gina, lalu ia tersenyum lembut pada Gina. Tangan kanannya terulur untuk menyelipkan poni Gina yang terurai kebelakang telinga. "Bukannya gak mau, pasti Ibu lagi gak ada uang."
"Iya sih, tadi Ibu lagi pegangin kertas tagihan. Tapi kan, masa sampai gabisa beliin skincare gue yang harganya cuma puluhan ribu doang."
"Gina ... lo itu orangnya pengertian, lo sayang sama Ibu dan juga ngertiin beliau. Kenapa sekarang lo jadi pembangkang begini? Coba deh, lo pikirin gimana jadinya Ibu lo. Ngebesarin lo seorang diri tanpa sosok suami, ngebiayain kehidupan lo dan berusaha menjaga lo semampu beliau. Apa gak pernah terpikirkan saat lo emosi sama Ibu? Gina, lo dulu orang yang gak peduli sama yang namanya dandan. Sekarang, kalau pun lo udah cantik karena bisa dandan, tapi setidaknya ngertiin Ibu lo dulu, dia sekarang lagi gak punya uang." Dhio memberikan arahan pada Gina akan kesalahan dan sikap egois gadis itu.
Gina menunduk, ia tampak tengah merenungi kesalahannya tadi. Ia tak bisa mengontrol emosinya saat Nita tak bisa menuruti kemaunannya. Gina salah. Tidak seharusnya ia sampai berkata dengan nada tinggi pada ibunya tadi.
Mata Gina berkaca-kaca, ia menyesali kesalahannya. Setetes air mata perlahan turun membasahi pipi Gina yang gembul, Gina meletakkan es krim cup miliknya ke atas lantai gazebo.
Perlahan Gina terisak. Hati Dhio terenyuh, tangan kanannya ia gunakan untuk menghapus air mata Gina yang menetes, Dhio pun meletakkan es krim miliknya.
Bukannya diam, Gina justru malah semakin terisak. Dhio mendekatkan dirinya pada Gina, ia memeluk Gina dengan erat dan membiarkan Gina menangis dan membasahi bajunya karena air mata. Tangan Dhio mengelus pundak Gina dengan perlahan.
"G--gue benci sama diri gue sendiri, Yo. Gue gabisa tahan emosi gue belakangan ini, gue tau gue salah ... gue nyesel udah bentak Ibu tadi," lirih Gina dengan terbatas-bata, suaranya terdengar serak sehabis menangis.
"Cup ... cup, udah jangan nangis lagi, minta maaf sama Ibu. Lain kali, coba saling mengerti, kasihan Ibu capek besarin lo sendirian. Cuma lo yang Ibu punya, lo kesayangannya Ibu, lo harus buat Ibu bahagia dan juga bangga sama diri lo, Gina." Dhio melepaskan pelukannya saat Gina sudah berhenti menangis.
Dhio kembali menghapus air mata Gina. "Sekarang pulang, ya? Gua anter."
"Makasih, Dhio. Lo emang yang paling ngertiin gue, lo yang selalu kasih gue pencerahan. Maafin gue, Yo."
"Iya, Gina. Udah dong nangis nya, nanti manisnya berkurang," kata Dhio menggoda Gina sembari mencubit kedua pipi Gina dengan pelan.
"Dhioooooo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Your Self
أدب المراهقينCerita ini dipindahkan dari akun @RafasyahRakaAditya. Apa yang sudah diberikan, tidak bisa dikembalikan. Jika suatu hari nanti cerita ini laku di pasaran, penulis pertama tidak berhak meminta cerita ini kembali karena pada saat ini sudah pindah hak...