11

3 2 0
                                    

Sudah vote?

Gina memasuki kamarnya sambil mengelap rambutnya menggunakan handuk kecil. Gina sudah mandi dan berganti baju mengenakan kaos oblong dan juga celana training yang sering ia taruh di kamar mandi untuk berganti baju.

Gina melihat Dhio yang tengah berbaring memeluk guling Doraemon kesayangannya sambil memejamkan mata dengan bibir yang tersenyum.

'Ah, Gila. Ganteng banget, jadi pengen milikin,' batin Gina bersorak senang menatap pemandangan indah di depannya.

Gina mendudukkan dirinya di pinggir kasur menghadap keluar jendela, tangannya masih setia mengeringkan rambut belakangnya yang tebal.

Saat Gina tengah mengeringkan rambut, seseorang mengambil alih handuk yang ada di tangan Gina. "Eh, ngapain, yo?"

Gina keheranan, kini Dhio tengah membantu Gina mengeringkan rambut belakangnya dengan telaten. "Tadi keramas, ya?"

Gina mengangguk. "Iya, udah dua hari gak keramas, gatel."

Dhio mendekatkan wajahnya ke rambut Gina, lalu menghirup aroma wangi rambut Gina sehabis keramas. "Wangi, ganti shampoo emang?"

"Iyah, yang kemarin stok nya abis. Ini mau coba farian vanila, cocok gak?"

Dhio mengangguk, kembali mengelus rambut Gina menggunakan handuk. "Cocok. Wangi banget, gua suka, jadi pengen ciumin rambut lo terus." Dhio tertawa.

"Yeuu," cibir Gina. Gadis itu tengah tersipu malu, ia tersenyum lebar hingga memperlihatkan lesung pipinya.

"Oh, ya. Lu ngapain ke rumah gue?" tanya Gina sambil mengambil handuk tadi, lalu ia menaruhnya ke gantungan yang ada di tembok.

"Tante Anya tadi telfon gua, katanya gua di suruh jagain Arka. Lo mau temenin gua, gak?"

Setelah menggantung handuk tadi, Gina berjalan ke meja rias sekaligus meja belajarnya. Gina mengambil sisir yang ada di atas meja riasnya. Gina menyisir rambutnya sambil melangkah kembali ke kasurnya, lalu ia duduk.

"Ouh, si bule? Mau, mau!" jawab Gimana antusias, tangannya masih asik menyisir.

Dhio mengangguk, tersenyum manis pada Gina. Tangannya terulur untuk mengambil alih sisir yang ada di tangan Gina. "Sini, gua sisirin."

Gina memberikannya, lalu memutar tubuhnya membelakangi Dhio. Dhio menyisir rambut Gina dengan telaten agar rambut Gina tidak rontok. Gina bersusah payah menutupi rasa malunya, kini ia benar-benar salah tingkah akan sikap Dhio.

"Gina," panggil Dhio setelah beberapa saat hening.

"Kenapa, Yo?"

"Jangan pernah berusaha deketin gua sama siapapun, Gin. Bukannya gak mau, gua cuma risih dan gak mau nyakitin perasaan orang yang gua sayang."

Gina terdiam, apa maksud Dhio? Apa ia tadi memainkan ponselnya dan membaca isi pesan antara Gina dan Debby? "Lo baca isi chat gue, ya?!" omel Gina dengan posisi sama.

"Itu gak penting, Gina. Gua mohon ya sama lo. Mau dia temen baik lo, ataupun sahabat baru lo, jangan pernah suruh gua ataupun berusaha deketin gua sama cewek lain. Gue ... gak mau orang yang gua sayang sakit hati saat gua deket sama cewek lain." Dhio menghentikan aktifitas menyisirnya karena rambut Gina sudah rapih.

Gina terdiam. Tak ingin orang yang Dhio sayangi sakit hati? Siapa dia? Apa Dhio tengah dekat dengan gadis baru? Pikiran aneh mulai menyeruak di dalam otak Gina.

Bagaikan layang-layang yang diterbangkan jauh ke atas langit, lalu diputuskan. Rasanya sangat menyakitkan bagi Gina, ia tak tahu kalau Dhio tengah dekat dengan gadis lain. Gina ingin protes. Namun, ia sadar, siapa dirinya? Gina hanyalah sahabat dekatnya Dhio. Gina sendiri yang salah, sudah berharap lebih pada Dhio.

Love Your SelfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang