Sudah tambahkan cerita ini ke perpustakaan dan juga reading list kalian belum?
*******
"Nanti istirahat bareng gua, jangan ditinggal."
Gina menoleh. "Emang udah gak latihan buat lomba?"
Gina dan Dhio sudah lama tak ke kantin bersama, karena Dhio yang harus ekstra latihan futsal saat jam istirahat sebelum pertandingan futsal antar sekolah berlangsung. Itu sebabnya, Gina jarang bersama Dhio di kantin sekolah, ia lebih sering menghabiskan waktu bersama Debby dan yang lain.
Walau jarang bertemu di sekolah kecuali saat waktu pulang dan pergi, Dhio dan Gina tetap dekat saat berada di rumah. Ntah itu Gina yang datang ke rumah Dhio, ataupun sebaliknya.
"Udah selesai, lusa pertandingan nya. Lo harus datang semangatin gua, ya?"
"Iya, sip. Tenang aja," ucap Gina, lalu ia kembali mencatat materi yang ada di papan tulis.
Saat ini, guru yang mengajar tidak datang. Namun, murid kelas 12 IPS 1 di perintahkan untuk mencatat materi yang saat ini tengah di catat oleh sekretaris.
"Selama gua ga jajan bareng, lo jajan sama siapa?" tanya Dhio dengan mata dan tangan masih fokus mencatat.
"Bareng Debby," jawab Gina.
"Debby? Siapa Debby?" tanya Dhio keheranan.
"Nanti gue kenalin, udah catet aja dulu, ah."
"Iya, iya."
*****
"Kamu Dhio, 'kan? Ketua tim futsal sekolah ini," tanya Debby sumringah.
Dhio menggeleng. "Cuma kapten, bukan ketua tim futsal."
Debby mengulurkan tangannya guna berjabat tangan dengan Dhio sambil tersenyum manis. "Aku Debby, anak kelas dua belas ipa satu, temennya Gina."
Dhio menerimanya. "Dhio," jawab Dhio acuh. Setelah itu, Dhio merasa tangan Debby menggenggam tangannya. Tak ingin lama-lama disentuh Debby, Dhio langsung menarik tangannya dengan cara halus.
"Aulia."
"Royanih."
Kedua teman Debby dan Gina ikut berkenalan dan Dhio pun menerimanya sambil tersenyum tipis. Kini, mereka berlima tengah berada di kantin, hendak makan siang bersama.
"Kalian belum pesan?" tanya Dhio melihat meja yang masih kosong.
"Belum, biar aku pesenin dulu." Debby hendak beranjak dari duduknya, namun Dhio lebih dulu mencegah.
"Biar gua aja," kata Dhio. Debby pun mengangguk lalu terus tersenyum pada Dhio. Lantas, Dhio pun bangkit dari duduknya dan pergi menuju rak makanan setelah yang lain mengatakan apa pesanan mereka.
Gina yang sedari tadi memperhatikan sikap Debby merasa cemburu karena Debby terus menatap Dhio dengan tatapan kagum yang berlebihan. Dapat Gina tebak, kalau Debby kelihatannya suka pada Dhio.
Tidak, tidak boleh. Dhio hanyalah miliknya, tidak ada yang boleh memiliki Dhio selain Gina. Tapi, apa dan siapa Gina berhak mencap Dhio sebagai miliknya. Cantik dan kaya raya saja tidak, tapi sudah berlaga seperti akan menjadi teman hidupnya Dhio.
Gina menggeleng perlahan, mengenyahkan pikiran jeleknya. Jikalau Debby menyukai Dhio, Gina tak masalah. Selama Dhio tak menyukai Debby dan masih ingin dekat dengan Gina, dirinya tak apa.
"Kok lo gak bilang sih, Gin, kalau punya temen ganteng. Eh enggak, ganteng banget kayak Dhio," kata Roy dengan nada memuji Dhio.
Gina terkekeh dipaksakan. "Kalian, kan gak nanya." Gina menoleh ke arah Debby yang ternyata tengah menatap Dhio yang sedang membeli makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Your Self
أدب المراهقينCerita ini dipindahkan dari akun @RafasyahRakaAditya. Apa yang sudah diberikan, tidak bisa dikembalikan. Jika suatu hari nanti cerita ini laku di pasaran, penulis pertama tidak berhak meminta cerita ini kembali karena pada saat ini sudah pindah hak...