Kalian nungguin cerita ini update, ga?
Dhio sangat bersyukur, ternyata darahnya cocok dengan golongan darah Gina. Setelah melakukan pemeriksaan dan juga transplantasi darah, Gina langsung melakukan operasi dan syukurlah, operasi berjalan dengan lancar.
Kini, Gina sudah dipindahkan ke ruang rawat pribadi, tidak VVIP namun cukup untuk memberikan privasi dan kenyamanan untuk Gina dengan biaya ditanggung oleh kedua orang tua Dhio.
Dhio senantiasa masih menemani Gina sejak tadi. Nita tadi pamit pulang untuk mengambil baju ganti milik Gina dan juga makanan. Vina dan juga Arya sudah kembali ke rumah mereka, nanti mereka akan kembali menjenguk Gina di malam hari.
Tentang Putri dan kedua temannya, mereka bertiga dihukum berdasarkan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana ("KUHP") adalah penganiayaan fisik. Tindak pidana penganiayaan itu sendiri diatur dalam Pasal 351 KUHP:
(1) Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda.
(2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun.
(3) Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
(4) Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan.
(5) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.
Maka dari itu, Putri dan kedua temannya dijatuhi hukuman dikeluarkan dari sekolah dan juga dipenjara selama lima tahun karena usia mereka pun sudah lebih dari delapan belas tahun.
"Gina udah siuman?" tanya Debby yang baru saja memasuki ruang inap Gina.
Debby yang baru saja pulang sekolah memutuskan untuk menjenguk Gina tanpa berganti baju terlebih dahulu dan kini gadis itu masih mengenakan seragam. Dhio hari ini izin tidak sekolah dengan alasan ingin menjaga Gina, setidaknya hingga gadis itu siuman.
Dhio menggeleng lesu, menatap Gina yang masih setia memejamkan matanya dengan wajah pucat. Tangan Dhio menggenggam erat tangan Gina yang ada di sisi brankar.
Debby memperhatikan semua sikap Dhio. Dapat Debby tebak, Dhio sepertinya sangat menyayangi dan mengkhawatirkan Gina. Bukan, bukan hanya sekedar sahabat, melainkan perasaan seorang laki-laki terhadap perempuan.
Debby menggeleng pelan, Gina sendiri pernah bilang padanya kalau mereka berdua hanya bersahabat, tidak lebih. Debby tak boleh berpikiran negatif dan menganggap Dhio dan Gina berpacaran.
Debby mendekati Dhio, lalu menepuk pundak pemuda itu dengan pelan. "Kamu pasti belum makan, 'kan? Aku bawain kamu nasi Padang, tadi pas mau ke sini sekalian aku beli. Makan dulu, yuk."
Dhio menggeleng. "Nanti gua makan kalau Gina makan dan sudah siuman." Dhio masih terus memandangi wajah Gina yang menurutnya sangat indah dipandang.
Debby membungkuk sedikit, agar tubuhnya sejajar dengan Dhio. "Dhio ... kalau kamu gak makan, pasti Gina sedih. Makan dulu, ya? Kamu harus isi energi tubuh kamu biar bisa jaga Gina selalu." Debby tersenyum manis pada Dhio yang kini sudah menatap dirinya.
Dhio melirik sekantung plastik berisikan dua bungkus nasi Padang yang ada digenggaman Debby. Dhio mengangguk pelan lalu tersenyum tipis. Debby senang, kemudian ia menarik tangan Dhio dengan perlahan menuju sofa yang memang disediakan di ruangan Gina, lalu duduk diikuti oleh Dhio.
"Aku gak tahu lauk kesukaan kamu apa, tadi aku beli rendang sama ayam sambal. Kamu lebih suka yang mana?" Debby membuka kedua bungkusan tersebut dan menaruh sendok plastik yang tadi ia bawa.
"Lebih suka Gina yang ceria," gumam Dhio dengan pandangan yang masih menatap Gina yang terbaring.
Debby merasa sedih, sepertinya dugaannya benar. Dhio ... memang menyukai Gina, bukan hanya sekedar sahabat. Lantas, bagaimana perasaannya yang sudah jatuh hati pada Dhio saat pandangan pertama?
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Your Self
Teen FictionCerita ini dipindahkan dari akun @RafasyahRakaAditya. Apa yang sudah diberikan, tidak bisa dikembalikan. Jika suatu hari nanti cerita ini laku di pasaran, penulis pertama tidak berhak meminta cerita ini kembali karena pada saat ini sudah pindah hak...