Sebelumnya ....
Dhio asik memainkan game di ponselnya dikarenakan jam kosong tak ada guru yang mengajar. Tadi, Gina bilang pada Dhio ia hendak pergi ke toilet untuk buang air kecil, dan Dhio hanya mengangguk karena pemuda itu asik bermain game.
Bosan terus menerus bermain game, Dhio memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya. Sudah hampir satu jam berlalu sejak Gina pergi ke toilet. Kemana gadis itu? Kenapa belum kembali?
Pikiran aneh mulai menyeruak di dalam pikiran Dhio. Dhio takut Gina kembali disakiti oleh Putri dan temannya. Dhio pun bangkit dari duduknya dan segera keluar kelas.
Saat sampai di depan pintu kelas, secara kebetulan Dhio berpapasan dengan Debby. Debby tersenyum manis pada Dhio, lalu menghampiri Dhio.
Wajah Dhio tampak panik dan khawatir, Debby yang menyadari ekspresi Dhio pun mengerutkan keningnya karena bingung. "Mau kemana, Dhi? Kok sendirian?" tanya Debby.
"Gina belum balik dari toilet dari se-jam yang lalu. Gua takut Gina kenapa-kenapa." Dhio tampak gelisah.
Debby pun sama seperti Dhio. "Coba kita cek ke toilet," ajak Debby. Dengan segera, gadis itu menarik lengan Dhio dan berlari segera menuju toilet perempuan.
*****
"Gina gak ada di dalam toilet," kata Debby panik.
Dhio terdiam sebentar, mencoba berpikir apa kemungkinan yang bisa saja terjadi. Kalau Gina tak bersama Debby, pasti Gini tengah di rundung oleh Putri dan temannya. Tapi? Dimana, dimana Putri merundung Gina?
"Dhio! Jangan melamun dulu, kita harus cari Gina ada dimana," sentak Debby saat melihat Dhio melamun memikirkan Gina.
"Gua bakal cari Putri di kelasnya. Tolong cari Gina di belakang sekolah, dan nanti gua yang bakal cari Gina di area dalam dan depan sekolah," ucap Dhio, tanpa menunggu jawaban dari Debby, Dhio langsung berlari ke kelas Putri, yaitu kelas Ips tiga.
Debby tampak terdiam sesaat, Dhio benar-benar mencemaskan Gina, Debby ... merasa cemburu akan sikap Dhio pada Gina. Debby menggeleng, mengenyahkan pikiran buruk dan juga rasa cemburunya untuk saat ini, Gina lebih penting saat ini.
Debby segera berlari menuju taman belakang sekolah, tak ada Gina di sana, mencoba mencari di perpustakaan yang letaknya ada di seberang toilet perempuan, Gina pun tak ada di sana. Satu-satu nya tempat yang belum Debby cek di area belakang sekolah hanyalah gudang.
Tanpa pikir panjang, Debby segera berlari menuju gudang. Sesampainya di sana Debby mencoba membuka pintunya, tapi ternyata pintunya terkunci. Untuk memastikan apa Gina ada di gudang atau tidak, Debby mengecek jendela depan gudang, tetapi jendela tertutupi oleh tirai semua.
Tak berputus asa, Debby berlari ke arah jendela belakang gudang ini, salah satu jendelanya pecah, dan tak tertutup tirai, Debby mengeceknya.
Debby menutup mulutnya rapat-rapat, tak percaya akan apa yang ia lihat. Gina ... saat ini tengah di jambak oleh Putri tanpa rasa belas kasihan. Mata Debby berkaca-kaca, perasaannya campur aduk, Debby merasa takut, iba, dan sedih melihat Gina di sakiti.
Tak ingin Gina semakin di siksa oleh mereka bertiga, Debby segera berlari menuju ruang guru sambil menangis. Saat di koridor dekat ruang guru, Debby berpapasan dengan Dhio.
"Gimana? Lo ketemu Gina?" tanya Dhio saat tepat berada dihadapan Debby.
Debby terisak. "Gina ... ada di gudang sekolah," cicitnya.
Tangan Dhio terkepal kencang. Pemuda itu hendak berlari, namun Debby menahannya. "Kita laporin ke Kepala sekolah dan guru Bk. aku bakal ambil pinta kunci gudang." Debby menghapus air matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Your Self
Teen FictionCerita ini dipindahkan dari akun @RafasyahRakaAditya. Apa yang sudah diberikan, tidak bisa dikembalikan. Jika suatu hari nanti cerita ini laku di pasaran, penulis pertama tidak berhak meminta cerita ini kembali karena pada saat ini sudah pindah hak...