#Chapter4

27 14 0
                                    

Sekarang pukul 2 siang, semua kelasku selesai 1 jam yang lalu dan sekarang aku ada di rumah Wiwi, tepatnya apartemen Wiwi.

Aku dan Wiwi asli Busan, orang tua kami juga tinggal di Busan. Karena kuliah di Seoul, kami berdua tinggal di apartemen, tidak tinggal bareng masih satu gedung tapi beda lantai, aku lantai 6 dia lantai 9.

Alasannya aku butuh privasi dan yah, kalian taulah aku suka sendirian. Sebelumnya kami satu lantai, tapi di lantai itu selalu bising dan terlalu ramai buatku, tadinya mau pindah keluar gedung tapi ditahan sama Wiwi, yah udah tetap di gedung yang sama.

-Back to me and Wiwi. -

Dia sibuk membongkar lemarinya, mencari pakaian apa yang mau dia pakai untuk kencan butanya sore nanti. Aku sibuk membaca buku dan menunggu Wiwi bersiap. Dia punya kencan buta dan aky diajak untuk memantau dari jauh ajah, katanya.

-Sejam yang lalu.-

"Uri Namgyu-aaa" panggil Wiwi dengan nada diimut-imutkan, tepat di depanku yang sedang menyedot ice tea di cafetaria. Hampir saja isi mulutku keluar menyemprot wajahnya seandainya tidak kutahan.

Ada maunya nih pasti_ batinku menatapnya jijik, yah dia memang akan seperti itu kalau mau sesuatu.

Aku memutar badan menyamping ke Wiwi dan melanjutkan minum minumanku.

"Yaaaa Namgyu-aaa" panggilnya sekali lagi

"Aish" Wiwi berhasil membuatku mengumpat karena nada panggilannya.

Tatapan jijikku hanya dibalas cengiran, memperlihatkan gigi putihnya dengan tatapan juga diimut-imutkan.... Hoeekkk bener-bener mual melihat dia seperti itu.

"Apa? Mau lo apa kali ini?" Tanyaku yang sudah muak dengan acara mohon-mohonnya itu.

"Hehehe... Uuhh Uri Yeppo Namgyu-aaa" ucapnya menegakkan badannya siap menyebutkan permohonannya.

"Gue siram minuman kalau lo masih sok imut kek gituh" ancamku sudah menghadap ke Wiwi

"Nee Nee... Nggak lagi. Gue mau lo temani gue kencan buta!" pintanya, tiba-tiba.

Aku menatap dia dengan menautkan alis.

Kencan buta?_

"Tenang, gue nggak lagi rencanain tentang kencan buta lo, ini buat gue sendiri. Lo cuman akan duduk ditempat lain dan mantau gue dari jauh. Mau yah?!" jelasnya, seakan mengerti apa yang kupikirkan.

Sedikit mikir, sambil kembali menyedot ice tea, aku memalingkan wajah darinya. Merasa diabaikan, Wiwi langsung pindah ke sampingku dan memulai aksi memohonnya lagi.

"Namgyu-aaa please!!! Gue traktir lo deh besok" katanya sambil menggoyang-goyangkan bahuku yang tidak menatapnya.

"Kalau cuman roti ama jus jeruk ogah gue, lo tuh duit aja banyak pelitnya minta ampun, mana mau lo traktir gue lebih dari itu" jawabku yang sempat mengingat kejadian kemarin.

Wiwi memang anak orang kaya, tapi dia bukannya pelit, cuman hemat berlebihan, bahkan padaku pun sering banget dihematin sama dia. Tapi, tidak jarang juga sifat hematnya tiba-tiba hilang, minta apapun dikasih waktu itu juga dan nggak di tagih kok.

"Dih dendaman amat. Nggak deh, besok apapun yang lo mau gue bayarin ciusss deh" katanya mengangkat dua jarinya berbentuk piece

"Napa harus gue sih, lo punya banyak teman kenapa bukan mereka ajah?" tanyaku protes

"Mereka nggak semenakutkan lo Namgyu. Lo kan berani tuh marahin orang lain, jadi kalau ada apa-apa lo bisa nolongin gue" jawabnya nyengir tanpa dosa setelah ngatain aku menakutkan

"Tadinya gue mau iyain, tapi lo bilang gue menakutkan. Yah udah nggak jadi" ujarku langsung berjalan meninggalkan Wiwi yang masih duduk.

Dia nyusul meraih tanganku, masih mau memperlihatkan wajah menjijikkan tanpa rasa takut walaupun sudah kuberi tatapan membunuh.

"Ayolah Namgyu. Jagain sahabat one and only lo ini, Kalau gue di apa-apain, bisa saja lo kehilangan gue, mau?" ancamnya yang berhasil membuat langkahku berhenti dan menatapnya tidak suka dengan omongannya

"Yah udah, kapan dan dimana?" aku akhirnya pasrah dan menuruti kemauan Wiwi

"Hehehe... Makasih My love. Sore ini tepatnya jam 4 nanti, sekarang lo temenin gue pulang nungguin gue siap-siap, ntar kita berangkat bareng" pintanya yang cuman ku iyakan.

-Now.-

Begitulah, bagaimana aku bisa berakhir duduk sendiri di cafe tempat Wiwi kencan buta. Kita sudah sampai 10 menit yang lalu, setelah Wiwi selesai pilih-pilih baju.

Aku memilih duduk di meja yang jaraknya nggak terlalu jauh dari meja tempat Wiwi duduk bersama pasangan kencannya. Laki-laki itu datang sekitar beberapa menit setelah kami.

Mulai asik sendiri dengan membaca buku yang kubawa, tanpa melihat ke arah Wiwi. Tau sendiri aku tidak suka hal-hal seperti ini, jadi mana sudi aku memantau dengan mata terus menatap ke arah mereka.

Selama aku duduk disini, sudah banyak laki-laki yang mencoba untuk mengajak mengobrol, tapi langsung kutolak bahkan sebelum mereka bertanya izin.

Tapi tiba-tiba. Lagi. Ada yang tiba-tiba duduk di meja tempatku duduk, tanpa permisi, tanpa izin, tanpa ngomong basa-basi, dia sudah langsung duduk di sini, tepat di depanku dengan makanannya dan laptopnya.

Dia fokus ke layar laptop miliknya selagi aku menatapnya tajam, seakan tidak menganggapku yang lebih dulu duduk disini.

Aku ingat dia, dia laki-laki yang sama, yang juga lakuin ini waktu di kelas tadi.

Thank you all for your time ❤️

Jangan lupa vote dan komen yah❣️🙂

•••••

My First Relationship|With Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang