Aula teater 02, fakultas psikologi Universitas Hyorin Seoul.
Hari ini pengenalan pendamping untuk membantu kami selama melaksanakan VPO di rumah sakit besok. Setelah seminggu ini aku dan ratusan pendaftar lainnya di sibukkan bimbingan dari para dosen dan asdosnya. Berarti mulai besok libur musim panas dimulai.
Awalnya aku biasa saja soal
pendamping-pendamping ini. Tapi, melihat satu orang yang ikut berbaris di depan membuatku jadi ingin mengundurkan diri sekarang juga, tapi mengingat syarat Profesor Baekhyun padaku kucoba untuk menahan diri."Namgyu, keknya Jaemin seonbae naksir deh sama lo" kata Wiwi di sampingku, berbisik karena ketua asdos Kim Jungwo sedang memberi kata-kata mutiara di depan sana.
"Suka suka pendapat lo aja Wi" jawabku tidak perduli. Selama ini aku menganggap Si Jaemin itu seperti orang lain yang datang untuk mengganggu ku disetiap ada kesempatan, yang tidak pernah kupertanyakan maksud dan tujuan orang-orang itu.
"Serius deh Namgyu. Akhir-akhir ini dia kan sering mencoba deketin lo, bahkan sekarangpun dia rela jadi pendamping hidup--eeh maksud gue pendamping VPO supaya bisa liat lo selama libur" penyataan yang baru saja dikeluarkan Wiwi sangat terdengar tidak masuk akal bagiku.
"Lihat... Lihat... Lihat, matanya bahkan ke lo terus. Trus senyum manisnya yang jarang di tunjukkin aja sudah terukir sejak ngeliat lo disini" kata Wiwi antusias, sampai memukul-mukul lenganku. Memang benar laki-laki yang ikut berbaris di antara 10 pendamping lainnya terus menunjukkan senyum manis menurut Wiwi, membuat tidak hanya Wiwi yang tersihir, tapi semua mahasiswi yang ada disini mulai sedikit histeris melihatnya. Tidak untukku pastinya.
"F*ck... Sakit Wi" aku menahan tangannya. Serius tanganku terasa panas sekarang "Lebay lo aahh, jadi pendamping dibayar Wi. Sok iye lo malah nganggap dia disini karena gue, tau darimana? jangan-jangan lo sering ngobrol berdua. Kalau iya gue bilangin Taeil seonbae lo main nakal di belakangnya" ooh iyah Wiwi dan pasangannya waktu itu sudah resmi pacaran, bagaimana ceritanya aku tidak tahu. Aku hanya mendengar kalimat memberi tahuku kalau mereka sudah resmi dari Wiwi.
"Apaan sih njirr, nggak lah. Walaupun Jaemin seonbae suka dan ngejar gue, gue nggak bakalan selingkuh dari Taeil seonbae" okeh aku mencium bau-bau kebucinan disini.
Cih, baru juga dua minggu pacaran.
"Dua orang di barisan keempat sudut kanan kenapa sibuk sendiri?" suara lantang terdengar di seluruh ruangan yang luas ini, karena ketua asdos berbicara dengan mic, memanggil aku dan Wiwi lebih jelasnya. Membuat semua mata mengarah pada kami.
Aku dan Wiwi langsung meminta maaf dan mem-bow, yang pastinya tidak di dengar orang disana.
"Lo sih berisik" bisik Wiwi menyenggol lenganku.
"Dih lo yang mulai juga. Hussst Sana jangan ngomong sama gue" kataku tidak mau disalahkan.
•
•
•
•
•
Aku, Wiwi, dan lainnya langsung berhamburan keluar aula saat panitia mengakhiri semua sesi acara hari ini."Wiwi gue duluan yah" pamitku setelah melihat pasangan Wiwi ada di depan menghampiri kami berdua.
"Nggak mau kenalan dulu? Kan kebetulan kalian berdua ketemu"
"Lain kali deh, gue mau ke perpus soalnya"
"Dih palingan sok jadi gadis galau lagi di perpus nanti" cibirnya
"Sotoy banget lo bule. Gue mau cari beberapa materi di sana" balasku dan mulai melangkah, tapi belum juga jauh seseorang memanggilku.
"Nona Nam"
Panggilan itu. Aku tahu suara siapa itu karena hanya dia yang berani memanggilku seperti itu sejak pertama kalinya dia memanggilku di ruang asdos sampai sekarang, walau hanya sekedar mengucapkan 'Hai Nona Nam, selamat pagi siang sore Nona Nam, sampai jumpa Nona Nam'.
Tidak spesial sebenarnya, bahkan aku berfikir kalau dia memanggilku dengan nama itu karena bentuk kesopanannya--dibalik sifat kurang ajarnya. Tapi, sejak mendengar panggilan itu aku sudah merasa De Javu, seakan panggilan itu familiar di telingaku.
Aku membalikkan badan, bukan ke Jaemin seonbae yang ada di depan pintu aula, tapi untuk kembali menghampiri Wiwi dan Taeil seonbae. Kalau aku meneruskan langkahku ke perpustakaan sendirian, dia pasti akan terus mengikutiku dan memanggilku sampai melihat kearahnya.
Dan kalian tahu hal yang paling menyebalkan saat itu terjadi?
Kalau aku sudah meresponnya entah membentaknya dengan 'APA?, MAU APA?, F*CK, DLL' ataupun aku hanya sekedar menatap tajam padanya, dia hanya akan mengatakan "Hai Nona Nam. Sampai jumpa lagi Nona Nam" lalu pergi sambil tersenyum idiot---bodoh dan jelek.Yah, hanya itu. Dia hanya akan menyapa lalu mengucapkan perpisahan saat aku merespon.
Dan aku benar-benar sudah berfikir
Apa dia gila?
Apa bukan hanya aku yang punya penyakit jiwa disini?
Apa dia butuh Psikiater juga seperti ku?Aku sudah ikut merasa stres untuk kedua kalinya dengan kelakuan makhluk tidak jelas itu. Kurasa penyakit mental juga bisa menular!!
"Wi, seonbae kenalannya di kantin aja yuk" kataku lalu menarik tangan Wiwi yang langsung ikut menarik tangan pacarnya.
"Lah tadi katanya mau ke perpustakaan?" tanya Wiwi yang masih kutarik menjauhi aula.
"Nggak jadi, manusia akhlak eobsda muncul" jawabku.
Wiwi yang tidak paham mengerutkan kening, tapi suara panggilan itu terdengar lagi membuat Wiwi menengok kebelakang dan melihat Jaemin seonbae yang masih berdiri di tempat dan terus memanggilku. Wiwi hanya membulatkan bibir ber-oh, sudah mengerti keadaan.
•••••
#GETWELLSOON BUNNY✨😌
VOMENT ✨⭐⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
My First Relationship|With Na Jaemin
Fanfiction"Kalau begitu jadi pacarku ! Dan ubah sikap kasarmu Nam Gyu Ram!" "Apa?" "Itu permintaanku dan kamu tidak boleh menolaknya. Ingat perjanjian kita seminggu yang lalu?" "Yaaah Jaemin-ssi, lo mabuk atau sekarang otak lo udah gila? dan ada apa dengan c...