#Chapter14

11 6 0
                                    

Sudah 10 menit dan sudah sejauh ini Jaemin seonbae masih mengikutiku semenjak keluar dari perpustakaan.

Aku sudah tahu saat memasuki taman, saat sempat melirik ke cermin cembung di gerbang taman aku sudah melihatnya mengikutiku.

Marah? tentu saja, aku saat ini sangat marah, aku rasa lebih baik dia bersuara dan terus memanggilku daripada mengikutiku dalam diam seperti ini. Aahh tidak ada yang lebih baik, kalau ku pikir-pikir sekali lagi, walau jarak beberapa meter tapi ini tetap menjengkelkan.

"Kenapa lo nggak coba tanya tujuan dia apa?" suara Wiwi saat dia menghampiriku di perpus tadi terbayang di kepalaku.

"Kalau lo merasa terganggu, lo ngomong aja langsung. Daripada menghindar terus, gue yakin sih karena alasannya saat ini dia juga nggak tau kalau sebenarnya lo suka atau nggak digituin"

"Tapi tidak dengan emosi Namgyu, coba bicara padanya dengan baik-baik kali ini. Gue juga dah kesel sendiri liat lo sembunyi terus dari Jaemin seonbae"

"Lagipula kalau dilihat-lihat, Jaemin seonbae orangnya baik kok"

Kalimat Wiwi ada benarnya, tapi apa tidak akan membuatnya berpikir kalau aku memberikannya kesempatan karena bertanya maksudnya. Tapi, aku sendiri pun sudah capek seperti ini terus.

"Huufff"

Baiklah mungkin aku bisa mencobanya_

"Kalau seonbae cuman mau bilang selamat malam, ucapkan saja tidak perlu ikuti gue kan bisa"

Kuharap ini bisa menghentikan semuanya_

Dia.....tersenyum?!

Senyumannya.... Aiihss menjengkelkan_

"Selamat malam Nona Nam" ucapnya masih menebar senyumnya.

"Dan sampai jumpa lagi" ucapnya lagi, lalu berbalik.

Lagi-lagi hanya seperti itu. Tidak, bukan maksudku berharap akan ada obrolan lebih, tapi... Aahh sudahlah.

"Gue harap tidak ada perjumpaan lagi seonbae" kalimatku berhasil menghentikannya dan kembali berbalik.

"Tapi kita akan selalu bertemu, kita satu fakultas, dan mulai besok VPO gue akan jadi pendamping kalian" jawabnya sambil memasukka kedua tangannya ke dalam saku celananya.

"Bukan itu, maksud gue lo berhenti menyapa dan bersikap seakan lo kenal sama gue"

Tahan Gyu Ram, tahan, jangan emosi_

"Kenapa? apa itu mengganggu?" tanyanya tanpa ekspresi bodoh seperti biasanya.

"Sangat" jawabku singkat

"Bukan urusan gue" katanya mengangkat bahu dan tersenyum.

What? Okeh aku tidak tahan lagi. Lebih baik aku menghentikan ide bodoh Wiwi ini, apa-apaan dengannya.

Aku berbalik dan benar-benar ingin meninggalkannya, sebelum dia menahan tanganku. Tidak tahu kapan dia mendekat, tapi dia berhasil menarik tanganku dan memutar badanku kembali menghadap ke arahnya dan dengan jarak yang sangat.... Dekat?!

Aku bisa merasakan nafasnya di wajahku, matanya menatap lembut ke arah mataku, senyumnya yang tadi tidak ada yang ada bibir bawah yang digigit.

Aku membelalakkan mata lalu mendorongnya menjauhiku.

Pusing, gemetar, takut, dan mual.

Tidak! Penyakitku pasti kambuh, aku belum bilang dampak dari semua penyakit mentalku? Ini yang akan terjadi, aku akan terkena serangan panik dan pusing sampai mual seperti ingin mengeluarkan semua isi perutku.

My First Relationship|With Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang