Author P.O.V
"Saya sudah bilang kalau itu tidak benar!!!" Seruan Gyu Ram pada psikiater di hadapannya yang sudah ke sekian kalinya.
"Ya tuhan" dan ini juga sudah kesekian kalinya Psikiater Do menghela nafas menghadapi keras kepala Gyu Ram.
"Dengar Gyu Ram, penyakitmu ini tidak bisa di anggap remeh lagi. Mungkin sebelumnya itu akan biasa saja, tapi sekarang sudah tidak bisa dibiarkan"
Dokter kejiwaan itu mendekat pada Gyu Ram yang duduk di sofa tamu dengan ekspresi serius, lalu duduk tepat di depannya.
"Serangan panik mu bukan main-main nak, itu sudah memperparah keadaan kalau kau masih menganggap ini biasa itu bisa membuatmu jauh dari kata sembuh" ujar dokter itu.
Gyu Ram melebarkan matanya, kaget bagaimana bisa dia tahu?_ lalu mengangkat bahu cuek "Saya juga tidak ada niat untuk sembuh"
Lagi, lagi, lagi, dan lagi Psikiater Do hanya bisa memijit pelipis dan menahan emosi. Sebagai seorang psikiater dia paham betul perkembangan yang terjadi pada mantan pasiennya ini, dia memang tidak secara langsung melihatnya tapi sejak 2 tahun pertama pertemuan mereka Dokter Do semakin tertarik dengan penyakit Gyu Ram yang terbilang cukup langka. Bahkan setelah gadis ini berhenti berkonsultasi pun dia tetap menghubungi ayah pasien hanya untuk mendengar perkembangannya.
Bukan apa-apa, dia hanya ingin mempelajari penyakit mental langka ini secara dengan seksama. Sekalian mencari cara yang tepat untuk menyembuhkan penyakit ini.
"Saya sudah menjawab pertanyaan anda, jadi bisa saya pergi sekarang?" tanya Gyu Ram yang hanya mendapat pergerakan tangan mengusir dari dokter pembimbingnya sebagai jawaban.
•
•
•
•
•
"Woi Jaem, ngapain disini?" Jeno menghampiri Jaemin yang sibuk memainkan HP-nya."Woiii" ulang Jeno karena belum mendapat respon dari Jaemin.
"Apa?" jawab Jaemin tanpa melihat ke Jeno.
"Ngapain menyendiri disini, tugas lo dah beres?"
"Udah, kelompok Dokter Do di tugaskan ke ruang baca" masih fokus ke HP-nya.
"Trus yang satu itu kenapa sendirian" kata Jeno melihat ke depan---samping kiri Jaemin, melihat Gyu Ram berjalan sendiri.
Jaemin memasukkan HP-nya ke saku almamater lalu menegakkan badannya yang tadi bersandar ke tembok.
"Nona Nam" panggil Jaemin.
Tapi Gyu Ram hanya melewati mereka berdua. Jaemin yang pantang menyerah langsung berlari menghadang Gyu Ram.
"Minggir!"
"Lo tau jalannya?"
"Bisa gue cari sendiri" kata Gyu Ram lalu mencoba melangkah ke kanan tapi diikuti Jaemin yang melangkah ke kiri nya.
"Ck, minggir nggak!!" suara Gyu Ram mulai meninggi menandakan dia sudah marah.
"Kena peringatan dari Dokter Do, yah? Kan sudah gue bilang dengan sikap lo ini semuanya nggak gampang" kata Jaemin dengan senyum smirknya dan tangan terlipat di depan dada.
"Bacot lo" sinis Gyu Ram.
"Heh jangan lupa dia senior lo" Jeno yang tadinya hanya menonton mereka berdua, langsung bersuara saat mendengar kata-kata mutiara dari Gyu Ram.
Jaemin hanya mengisyaratkan Jeno untuk diam dengan jarinya yang ditempel ke bibir, sedangkan Gyu Ram tidak perduli lalu mengambil kesempatan melewati Jaemin yang sedang lengah.
Jaemin ingin menahan Gyu Ram saat dia sadar mahasiswi itu bergerak tapi, terlambat Gyu Ram sudah menjauh.
"Kan gue sering bilang, your girl is not a human. Ngeyel" kata Jeno tersenyum mengejek.
"Bacot lo" ucap Jeno copas dari Gyu Ram.
Jeno membuang nafas kasar "dibilangin juga, emangnya sudah ada bukti kalau little girl lo itu Nam Gyu Ram yang satu itu?" mendengar pertanyaan Jeno, Jaemin diam.
Dia sendiri tidak yakin karena sifat dari keduanya sangat berbeda, walau baru sekali bertemu tapi momen saat itu tidak menunjukkan kalau gadis kecilnya adalah gadis kasar. Tidak seperti gambaran seorang Nam Gyu Ram yang sekarang.
_______
Willys
]Mau bareng nggak, sama Taeil seonbae tapi?
06.32Nggak[
06.32]Okeh, hati-hati di jalan♡♡
06.33
ReadSudah masuk hari ketiga kami ikut VPO, dan biasanya Aku akan berangkat dengan Wiwi tapi tidak kali ini. Berangkat bersamanya dan Taeil seonbae adalah salah satu cara pemanggil jiwa uwuphobia ku keluar.
Aku tidak keberatan, sering terjadi aku merelakan Wiwi sibuk dengan yang lain tanpa diriku. Walaupun terkadang dia sendiri yang akan mengabaikan orang lain lalu memilih bersamaku, aku akan tetap memaksanya pergi.
Bukan apa-apa, saat selesai memilih dia akan menyesal lalu menyalahkanku seakan aku yang menahannya.
Cih perkiraan cuaca pun sering meleset, apalagi dia yang tidak tahu apa-apa_ batinku melihat langit mulai gelap di balik atap halte bis yang sepi. Aahh aku mengingat kata-kata mengejek dari laki-laki itu dia pikir aku tidak bisa melakukannya?_
"Selamat pagi Nona Nam"
"F*ck ghost" umpatku kaget dengan suara yang tiba-tiba menyapaku.
Laki-laki yang sempat kupikirkan sekarang sudah ada di sampingku dengan senyuman anehnya.
Tapi seketika merubah ekspresinya menjadi tidak suka "itu mulut di sekolahin kek, cantik-cantik mulutnya kotor banget"
"Terserah gue" ucapku mengabaikannya dan memilih duduk di kursi halte. Aku mengeluarkan HP-ku dengan earphone yang sudah terpasang lalu menyalakan musik klasik dengan volume tinggi, sekiranya bisa membuatku tuli dari suara Jaemin seonbae.
Dia juga ikut duduk di sampingku lalu menarik kabel earphone ku yang membuatku langsung menatap tajam ke arahnya.
"Dih lagu apaan nih" katanya membuang sebelah earphone ku yang sempat dia tempelkan ke telinganya.
Ekspresi jijiknya berubah kala aku menatapnya aneh, dia berdehem lalu mengalihkan pandangan ke jalanan.
"Mau seonbae apa sih sebenarnya?" tanyaku dengan lembut, mencoba menjalankan saran Wiwi sebelumnya.
Dia kembali menghadap ke arahku dengan senyum anehnya lagi "mau tau? gue sadar lo sebenarnya terganggu, tapi gue cuman mau ngeyakinin diri gue kalau lo gadis yang gue tunggu selama ini" senyumannya itu... Uuuhhh membuatku ingin melakbannya agar tidak terlihat lagi.
"Hah?"
"Hehe jangan di pikirin" katanya lalu kembali menatap jalanan.
Siapa juga yang mikirin pd banget dah.
"Jadi bukan karena rasa suka, cuman rasa penasaran seonbae doang?"
Yaaaahhh what are you talking about stupid, Gyu Ram_ menyesali perkataan sendiri, itu karena terdengar seperti aku kecewa akan kata 'iyah' sebagai jawaban pertanyaanku barusan.
"Kalau gue bilang karena memang hati gue yang mau, lo percaya?" perkataannya dan tatapannya yang langsung ke mataku mengunci kami berdua untuk diam saling bertatapan.
Aku tidak tahu perasaan ini, tapi ini sedikit membuatku berdebar bahagia tapi juga ada rasa menolak yang kuat dari sisi lainku.
Tiba-tiba pertanyaan seseorang terlintas dipikiranku "Apa kau tidak mau sembuh, Gyu Ram-aaa?"_ pertanyaan itu sudah tidak pernah kudengar dan tidak ingin kudengar, karena aku memang tidak perduli akan penyakitku. Tapi, sekarang___
Memangnya aku bisa sembuh?_ pertanyaan dariku tanpa sadar.
•••••
Vote dan komen guys 🙏🏻 Thanks ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
My First Relationship|With Na Jaemin
Fanfiction"Kalau begitu jadi pacarku ! Dan ubah sikap kasarmu Nam Gyu Ram!" "Apa?" "Itu permintaanku dan kamu tidak boleh menolaknya. Ingat perjanjian kita seminggu yang lalu?" "Yaaah Jaemin-ssi, lo mabuk atau sekarang otak lo udah gila? dan ada apa dengan c...