#Chapter15

18 5 0
                                    

"Ayo taruhan"

Syarat yang diinginkan--aahh bukan itu malah terdengar seperti tantangan.

"Taruhan?"

"Iyah taruhan, lo tau kan. Kesepakatan antara dua belah pihak, perjanjian dan semacamnya..."

"Gue tau gue nggak bodoh, maksudnya kok lo malah ngajak taruhan bukan nyebutin apa yang lo mau"
Selalu ingatkan aku kalau laki-laki dihadapanku ini gila!

"Itu yang gue mau. Gue mau kita taruhan" jawabnya mulai tersenyum bodoh seperti sebelumnya.

"Ck terserah" decakku

"Minggu depan di penilaian kinerja VPO setiap minggunya, lo harus bisa mendapatkan nilai 80 dan kalau lo gagal, lo harus nurutin apa yang gue mau tanpa penolakan" katanya.

Kenapa semua orang seperti meremehkan ku, mendapat nilai sempurna, haah itu gampang untukku.

"Okeh hanya itu saja?"

Bisa kulihat dia tersenyum remeh setelah mendengar ucapanku.

"Gue harap lo nggak nganggap remeh penilaian saat VPO nanti, apalagi dengan sikap tidak manusiawi lo" katanya sambil melipat tangannya di depan dada.

"Apa yang salah?" tanyaku merasa aneh.

"Haha tidak ada. Lo hanya perlu tau itu" dia menegakkan badan dan hendak berdiri.

"Lalu?"

"Lalu?" dia mengulang ucapanku.

"Hanya gue yang ditantang lo nggak?"

"Aahh benar, tapi gue yang punya kuncinya jadi nggak perlu di tantang lagi" dia berdiri setelah melempar senyum bodoh itu lagi.

Dia benar-benar meremehkan ku, dan apa yang Wiwi bilang? Dia baik? hahaha dia iblis!!!

Mi-chi nom!_ umpatku dalam hati setelah melihat dia pergi.

_________

Bangsal Psikiater, Rumah Sakit Universitas Hyorin Seoul.

🚪Ruang Istirahat Peserta VPO Fakultas Psikologi

Sekitar 50 mahasiswa dan mahasiswi ada di dalam aula pertemuan yang sudah di ubah pihak rumah sakit menjadi ruang istirahat untuk kami.

Di dalamnya sudah ada loker untuk masing-masing orang, meja pemeriksaan, dan 2 brankar lengkap dengan bantal selimutnya.

Aku dan Wiwi hanya duduk menunggu pendamping kami, sebenarnya bisa saja kami pergi untuk mencari kesibukan masing-masing tapi protokolnya mengatakan kalau tugas akan diberikan setelah pendamping membagi kelompok.

"Selamat pagi semua"

Dua orang yang menggunakan almamater warna biru kebanggan kampus kami memasuki ruangan.

Na Jaemin dan Lee Jeno.

Mereka pendamping kami yang sudah di perkenalkan kemarin. Masing-masing fakultas mengirim dua orang pendamping, aku tidak tahu kriteria pastinya tapi mengingat kejadian di taman kemarin sudah tergambar jelas kriteria yang ditetapkan.

Perhatian kami akhirnya berpusat pada mereka berdua, dan mereka pun sudah memberikan arahan yang penting saja, dimana sudah banyak bekal yang di berikan saat pelatihan-pelatihan sebelumnya.

Dari tadi hanya orang bernama Lee Jeno saja yang bicara, Na Jaemin sendiri hanya diam sesekali menganggukkan kepalaku.

"....10 Psikiater. Dari 50 mahasiswa yang ada, kalian akan dikelompokkan lagi kedalam 5 orang anggota untuk dibagi ke Psikiater disini" suara Jeno seonbae yang berwibawa membuat kami semua yang ada di ruangan setia untuk diam dan hanya mendengarkan.

My First Relationship|With Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang