#Chapter20

4 3 0
                                    

Nafasku sudah membaik, serangan panikku pun teratasi tanpa kejadian memalukan lagi seperti sebelumnya. Ini semua karena laki-laki yang saat ini masih duduk bersila di bawahku dengan punggung menyender ke tembok pembatas, matanya terpejam tidak tidur.

Satu jam berlalu kami berdua masih diam dalam pikiran masing-masing. Aku masih mencoba menahan apapun yang saat ini kupikirkan, hal buruk tentunya, menahan agar aku tidak dalam keadaan emosi tinggi lagi. Tapi, mengingat semua kejadian tadi membuatku sulit untuk melakukannya. Sampai akhirnya laki-laki itu bersuara. Aku menoleh.

"Aku tau ini memaksa Nona Nam. Aku memintanya tidak hanya karena rasa sukaku, tapi untukmu" dia membuka matanya menatap langit "aku ingin membantumu untuk sembuh"

Kini matanya melihat ke arahku, menatap lembut tepat ke netra gelapku yang juga menatapnya. Bibirnya membentuk garis lengkung keatas, senyumnya kali ini terlihat tulus. Aku tidak bohong! Aku melihat senyumannya seperti itu.

"Lo tau gue---"

"Benci sama aku" dia menunduk dan membuang nafas lalu kembali menatapku "itu karena antipathy mu bukan karena benci. Aku yakin sebenarnya kau bisa saja baper padaku selama ini, andaikan..hum.. kau normal" katanya.

Lihatlah, dia tetap saja menyebalkan. Tingkat percaya dirinya sudah sangat tinggi kelihatannya, dia pikir karena wajah tampan, otak pintar, dan badan----okay stop Gyu Ram!!!

"Cih, you're sick fuckin' confident" aku mengalihkan pandanganku mendengar semua kata-kata menjengkelkannya.

Kudengar dia kembali menghela nafas dan bergerak. Dia berjongkok di depanku lagi, tanganya saling bertautan ditaruh ke pahanya.

"Jadi Nona Nam, mau menuruti kemauanku atau membuat kesepakatan lainnya?" ucapnya serius.

"Kesepakatan apa lagi?"

Jaemin tersenyum kala mendengar pertanyaanku tanpa ada ada umpatan atau kata yang diluar pembahasan.

"Kamu terima aku dan kita pacaran selama tiga bulan. Selama itu aku akan berusaha untuk membantumu secara perlahan" dia mengulum bibir sejenak melihatku menunggunya menyelesaikan kata-katanya "dan kamu juga harus membantu dengan tidak menghindar" dia belum selesai, tapi aku sudah lebih dulu bersuara.

"Kalau aku tidak mau!?" tanyaku.

Satu alisnya terangkat "kamu tidak lupa dengan alasan adanya taruhan ini kan, Nona Nam?" aku kembali diam dengan mulut sedikit terbuka. Dia benar, aku yang memberikannya perjanjian aah tepatnya taruhan ini ada karena kemauanku.

Aku menunduk, mempertimbangkan semua tawarannya. Aaahh tidakkah aku terlihat sedikit mendengarkannya sekarang?!

"Jika tiga bulan itu kamu masih tidak menyukaiku sekalipun kamu sudah sembuh, kita bisa berhenti. Ini kontrak, anggaplah seperti itu" lanjutnya lagi.

Aku menatap matanya sebentar mencari apakah dia serius atau hanya bercanda padaku. Jaemin menatapku balik, matanya terlihat lembut tapi serius.

"Mementingkan kenyamanan gue, bukan?"

"Of course, isn't that the goal?"

_________

"️ajumma tambah sojunya, tolong"

"Tidak, tambah dua"

Jaemin dan Taeil menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum kearah dua orang yang meminta tambahan soju, padahal keadaan mereka berdua sudah mabuk. Gyu Ram? Dia hanya menatap horor ke Jeno dan Willys.

"Habis ini karaokean, okeh?" saran Wiwi semangat dalam mabuknya. Jeno mengangguk sambil berteriak "okeh, mumpung dibayarin sama new couple" Jeno menunjuk Jaemin dan Gyu Ram bergantian.

My First Relationship|With Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang