© Novtenfd01\Ari Jane
√
√
√"Apa?"
"Aku sudah diperjalanan"
"Hmmm"
Terdengar helaan nafas dari lawan bicaranya melalui sambungan telepon.
"Bilang hati-hati kek, gituh banget sama pacar sendiri"
"Aku matikan"
"Eehh bentar, gitu aja marah"
Kini Gyu Ram sendiri yang menghela nafas.
"Apa, cepat aku mau istirahat"
"Ada yang mau dibeliin, nggak? Atau mau nitip sesuatu?"
"Nggak ada"
"Oke"
"Humm"
Tanpa menunggu sedetik setelah bergumam, Gyu Ram mematikan sambungan telepon dengan sepihak padahal Jaemin masih terdengar akan angkat suara. Tapi tanpa berlama-lama pula hp Gyu Ram kembali berdering lama menandakan adanya telepon masuk. Siapa lagi? Jaemin tentu saja!
Gyu Ram mengabaikannya, dari awal pun sebenarnya dia mengabaikan telepon dari laki-laki yang merangkap jadi pacarnya itu. Yah, bukan Jaemin namanya kalau dia akan melakukannya dalam sekali jika diabaikan, dan dengan rasa kesal Gyu Ram mengangkat demi ketenangannya. Dan sepertinya laki-laki itu tidak ingin dia tenang.
"Yaakh berhenti menelepon, gue nggak mau yah kalau lo kecelakaan gue dibawa-bawa"
Masih dengan kekesalannya Gyu Ram kali ini meledakkannya setelah kembali meladeni panggilan sang pacar.
"Atas alasan apa?"
"Atas panggilan lo yang terakhir ke gue"
Dan kini terdengar suara tawa yang keras dari seberang, membuat Gyu Ram mengernyitkan dahi.
"Nona Nam, iyah aku akan hati-hati terimakasih atas perhatiannya"
Balas Jaemin masih dengan kekehannya. baru juga Gyu Ram ingin bersuara, kini pihak seberang yang mematikan panggilan itu lebih dulu.
"Dasar orang gila"
"Siapa yang gila?"
Seseorang tiba-tiba menyahuti Gyu Ram, melihatnya Gyu Ram masih dengan tatapan datarnya mendapati orang itu mendekat sambil membawa box kontainer yang Gyu Ram tebak isinya daging yang mereka beli diperjalanan tadi.
"Teman lu yang gila!"
Jawab Gyu Ram dingin, setelah meletakkan ponselnya ke saku celana dia kembali mengangkat box lainnya yang sempat diabaikan karena panggilan dari Jaemin. Saat ini mereka sedang beberes sesampainya di area perkemahan di pantai tujuan mereka.
Sempat berfikir sejenak, Jeno yang tahu tidak ada orang lain yang berani meladeni gadis galak didepannya selain sahabat sekamarnya itu langsung paham teman siapa yang dimaksud.
"Ooh Jaemin, udah dimana dia?"
Tanpa menjawab Gyu Ram meninggalkan Jeno menuju belakang van untuk menaruh bawaannya.
"Dasar orang aneh"
"Siapa yang aneh?"
Jeno kaget Willys tiba-tiba datang dan menyahuti dengusannya.
"Temen lu yang aneh"
Seperti yang dilakukan Gyu Ram padanya, Jeno juga melakukan itu pada Willys membuat gadis itu mengernyitkan alisnya bingung.
_______
Dilain tempat Jaemin yang sedang menyetir dengan kecepatan aman tidak berhenti untuk tersenyum. Setelah mengabari Gyu Ram perasaannya benar-benar tidak sabar untuk sampai ke tempat kekasihnya itu berada.
Belum pertengahan jalan ponsel miliknya berdering, belum sempat empunya mengangkat deringannya berhenti berganti dengan suara notifikasi yang beruntun bertanda pesan masuk tidak hanya sekali, tapi banyak kali.
Dengan rasa penasaran Jaemin menepikan mobilnya untuk mengecek ponselnya.
Ayah
]Jaemin, kamu dimana?
]Ayah sudah sampai di Korea.
]Jaemin?
]Ayo jemput ayah, ibumu juga sudah dalam perjalanan katanya tapi kamu tidak bersamanya, kamu nyusul yah nak.
Kamu masih marah sama ayah, Jaemin?Pesan dari ayahnya.
Jaemin sedikit kaget mendengar ayahnya yang lima tahun terakhir keluar negeri untuk keperluan pribadi tanpa sepengetahuan dirinya maupun ibunya. Dan itu berhasil membuat Jaemin kesal pada sang ayah, apalagi setelah kepergian laki-laki tersebut ibunya langsung jatuh sakit.
"Ck, kenapa harus sekarang!" Jaemin mendengus tapi tetap berputar arah menuju bandara.
Cukup lama, akhirnya Jaemin sampai di bandara Incheon. Dengan sedikit tegas Jaemin membanting pintu mobilnya sampai mengeluarkan suara agak keras, wajahnya sudah tidak menunjukkan senyum sumringah seperti saat dia menuju perkemahan melainkan datar dan terkesan dingin.
"Ooh itu dia datang." ucap seorang pria ketika melihat Jaemin mendekatinya. Wanita yang tadinya celingak-celinguk mencari sesuatu memutar pandangan kearahnya.
"Ibu, kenapa ibu kesini? Masih mau menyambut orang yang tanpa kabar tiba-tiba meninggalkan kita bahkan saat ibu sakitpun orang ini tidak muncul." bukan hal ramah, Jaemin malah berbicara dengan emosi terkesan menyindir pria di samping wanita yang dipanggil ibu olehnya.
"Nggak boleh gituh, Na"
"Maafin ayah Nana, ayah jelaskan setelah kita sampai di rumah, ayok"
"Jangan sekarang!" potong Jaemin lalu melanjutkan perkataannya tanpa melihat ke ayahnya "aku ada urusan di luar kota bu, aku akan kembali lusa"
"Harus sekarang? Ayahmu baru saja tiba nak" Jaemin hanya mengangguk lalu berbalik meninggalkan kedua orangtuanya.
Dengan sedikit rasa bersalah kepada ibunya Jaemin menghela nafas sepanjang langkahnya keluar dari bandara.
"Maafkan Nana Bu" Jaemin menghela nafas lagi "dan maafkan Aku Nona Nam"
•••••
-NOVTENFD01
KAMU SEDANG MEMBACA
My First Relationship|With Na Jaemin
Fanfiction"Kalau begitu jadi pacarku ! Dan ubah sikap kasarmu Nam Gyu Ram!" "Apa?" "Itu permintaanku dan kamu tidak boleh menolaknya. Ingat perjanjian kita seminggu yang lalu?" "Yaaah Jaemin-ssi, lo mabuk atau sekarang otak lo udah gila? dan ada apa dengan c...