#Chapter10

20 6 0
                                    

Maaf kalau ada typo atau kekurangan lainnya🙏🏻🙏🏻
Ini cerita fiksi, semua pure rekayasa hasil kerja otak pribadi. Semua kejadian, latar, dan waktu semua rekayasa terkecuali pemain yang sudah terkenal.
Selamat membaca yeorubun ❤️

"Penyakit sosiopat mu ternyata semakin parah"

Psikiater itu tersenyum ramah, dahiku berkerut menampakkan kebingungan. Bagaimana dokter ini bisa tahu tentang penyakit jiwa ku, apa dia kenalan appa? Tapi perbedaan umur dan pekerjaan mereka berbeda jauh.

"Kamu sepertinya lupa siapa saya" Dokter Do menegakkan badan dan melepaskan tangannya yang tadi bertautan, dahiku semakin berkerut semakin menatapnya dengan tatapan penuh tanya "Saya yang psikiater yang mendiagnosa penyakit jiwa mu 11 tahun yang lalu, kalau benar kamu lupa siapa saya penyakitmu itu tidak ada perkembangan baik selama ini ternyata" sambungnya menjawab pertanyaan yang ada di kepalaku.

Aku menetralkan ekspresi kembali ke mode datar, tapi pikiranku masih bingung. Apa benar dia? Tapi aku tidak ingat dengan wajahnya, padahal dalam dua tahun sejak dia mendiagnosa penyakitku--kalau itu benar dia-- aku sering menemui psikiater itu setidaknya sebulan dua kali.

Apa benar penyakit jiwa ku ini memburuk sampai melupakan psikiater yang membantu ku selama dua tahun pertama? Kalau memang iyah aku harap ini semakin memburuk di setiap hari, jam, atau detiknya pun sekalian agar bisa melupakan masa lalu menjijikan itu.

"Saya tidak bisa mengingat wajah dokter. Dan bukannya itu sudah lama sekali, kita hanya bertemu selama dua tahun sejak itu, jadi wajar kalau saya bisa melupakan wajah dokter" kataku seakan mengelak dengan pernyataannya dengan penyakitku yang memburuk.

"Huummm... Seperti itu rupanya" Dokter Do tersenyum lalu menyempatkan menyeruput teh nya "Saya harap memang seperti itu, karena semenjak nak Gyu Ram datang berkonsultasi, saya terus mendapatkan kejanggalan sampai akhirnya saya semakin percaya kalau penyakit mental mu itu bisa membuatmu jauh dari dunia luar dan menjebakmu untuk menyiksa dirimu sendiri karena trauma mu itu. Salah satunya kamu akan melupakan orang yang jarang bahkan terdekat mu sekalipun" sambungnya

Aku bersmirk menatap Dokter Do, dan dia melihatnya

"Sepertinya saya akan sangat bersyukur dengan diagnosa anda dokter" dia berekspresi bingung "Setidaknya saya bisa melupakan penyebab utama penyakit saya. Kalau begitu saya permisi dulu dokter" aku pamit meninggalkan psikiater yang menunjukkan wajah datarnya. Kemana Profesor Baekhyun? Entahlah, semenjak Dokter Do bersuara dia sudah meninggalkan ruangannya, meninggalkan aku dan Dokter Do berdua.

_________

Jaemin P.O.V

"Hummm.... Bagaimana bisa seorang gadis cantik sepertinya menyukai buku seperti ini" kataku membolak-balikkan buku yang sudah ada padaku sejak semalam.

Aku menyimpan buku yang isisnya mengandung hal mengerikan setelah menemukannya, ditinggal pergi oleh pemiliknya. Bukan hal buruk, setidaknya aku punya alasan yang logis untuk bisa menemui Nona Nam tanpa mengundang amarahanya.

Ngomong-ngomong, aku sudah mencari gadis itu sejak tadi. Sepertinya gedung fakultas sudah kuputari dari tadi, tapi aku bahkan tidak menemukannya. Apa dia tidak ada kelas hari ini?

"Jaemin..." kuangkat kepalaku melihat seorang yang memanggilku.

"Lo dipanggil asdos tuh" kata Jeno teman seangkatanku setelah mendekat.

"For what?"

"Soal VPO, katanya penting"

"Malas, gue lagi sibuk. Lagian gue sudah ikut tahun lalu" balasku melanjutkan langkahku dengan mata masih mencari seseorang.

My First Relationship|With Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang