35

53.4K 5.2K 426
                                    

"Sah!" 

Seru beberapa saksi yang menjadi penanggung jawab atas pernikahan yang sedang berlangsung dengan dihadiri beberapa saudara dan keluarga.

Ana memperhatikan itu semua dengan tak percaya. 

Bagaimana mungkin?

Kehamilan Dian ternyata membawa petaka besar bagi keluarganya. Ana tahu, perempuan itu jauh lebih dahulu masuk ke keluarga suaminya, lebih dahulu dikenal dan memiliki eksistensi. Namun, apa yang terjadi sekarang ini... benar-benar di luar nalar.

Ia nyaris... gila, memikirkan semua ini membuatnya ingin menerkam wanita itu di saat yang sama.

Lihat, bahkan Dian masih sempat-sempatnya tersenyum, tak ada malu paling tidak dengan Andre⎯ anaknya yang sudah bisa dikatakan merekam jelas kejadian di masa kecil dan boleh dibawa hingga dewasa.

Tisa tak hadir sama sekali di sana, perempuan itu tak akan pernah menginjakkan kaki di tempat yang sama di mana Dian berada.

Perempuan yang kuat. Setelah tanpa diduga suaminya menyeleweng menikamnya dari belakang, Tisa ternyata masih punya maaf. Tidak ada yang pernah menduga bahwasanya Rehan akan melakukan hal keji itu, diam-diam melukai pernikahannya hanya demi kesenangan yang akhirnya menodai keluarga besarnya.

Ibunya Ana yang pada akhirnya tahu dari perbincangan warga juga cukup terkejut, pasalnya yang diberitakan adalah menantunya⎯ Janu telah menghamili Dian.

Siapa yang tidak shock? Apalagi Ana memang tampak ada masalah sampai pulang ke rumah orang tuanya.

Dua minggu masalah berlalu, mereka memutuskan menyelesaikan dengan kekeluargaan. Ana memang masih bingung, tapi ia bersyukur bahwa dugaannya benar. Janu tak salah. 

Suaminya memang tak mungkin melakukan tuduhan itu. 

Kerabat Dian yang tempo hari membuat ulah ternyata salah orang. Pria itu tahunya anak laki-laki di keluarga mereka hanya Janu, langsung main hakim sendiri tanpa mau melibatkan pihak lain untuk berkomunikasi lebih dahulu.

Janu, pria itu sebenarnya sudah tahu jauh sebelum tuduhan itu ada. Ia, Tisa, Ibu, mereka tahu Dian sedang hamil karena wanita itu memang melarikan diri dan muncul dengan berbadan dua. Ibunya Janu bahkan sampai tercengang, tidak menyangka Dian berani melakukan hal senekat itu demi masuk lebih dalam dengan keluarga mereka.

Pelarian Dian memang sia-sia karena pada akhirnya terungkap juga siapa biang keladinya.

Ini bukan tentang Ana yang tersakiti lagi, melainkan ada Tisa yang menjadi korban kebrengsekan suaminya. Rehan selama ini sangat jarang muncul di hadapan keluarganya melebihi Tisa, terkenal pendiam dan tertutup tetapi menyimpan banyak permainan yang pada akhirnya melibatkan termasuk Janu dan Ana.

"Ana, itu dicariin Janu dari tadi," Ibu mertuanya menghampiri Ana yang sedang melamun memperhatikan orang dengan tak minat. Meski pernikahan berlangsung tertutup, sesi makan bersama tetap ada dan Ana ikut di sana membantu. Membantu menyelesaikan masalah ini agar cepat berlalu pergi meski meninggalkan banyak bekas luka.

Tidak ada yang berniat datang sebenarnya, hanya saja rasa hormat mereka dengan Bapak mertua Ana membuat keluarga dekat mengusahakan untuk hadir. Ini bukan sesuatu yang perlu dirayakan. Untuk apa merayakan suatu musibah?

Ana menghela nafas,sudah cukup berpikir negatif. Ia hanya tak menyangka sebentar lagi mau tidak mau akan serumah dengan Dian.

Perempuan itu... cukup merisaukan.

Ana naik ke kemarnya, menemukan Janu sedang menggendong Jagat yang tampak gelisah.

"Udah lama bangun, Mas?" Ana memang meninggalkan Jagat di atas selagi dirinya membantu pengurusan di bawah. Mungkin Janu tidak tahan membiarkan anaknya seorang diri di dalam kamar sementara orang-orang lalu lalang.

DUDA PILIHAN BAPAK (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang