Sekarang, kamu adalah bahagiaku. Dan aku harap, aku juga bahagiamu
-Aksara Waktu-
Malam semakin larut, tapi semua orang di villa mewah itu masih terus berjaga. Setelah acara barbeque, mereka memutuskan untuk membubarkan diri. Namun bukan untuk istirahat dan tidur, sebagian dari mereka ada yang menyiapkan kejutan ulang tahun bagi remaja asal NTT itu. Sebagian lagi ada yang bersantai.
Sedangkan para remaja sedang berkumpul di teras atas. Acara mereka kali ini adalah story time, akan lebih mengasikkan jika hal yang berbau horor.
Saat mereka sedang begitu serius mendengarkan cerita horor dari Mas Iqbal, teriakan orang yang berlari dari bawah mengalihkan perhatian Anneth, Alifa, Betrand dan yang lain.
"ONYO NAYLA JATUH DIBAWA!!!!!" pekikan salah satu crew MOP membuat Betrand membulatkan matanya sempurna. Tanpa memikirkan apapun dia segera bangkit dan berlari turun ke lantai satu.
"ONYO JANGAN LARI-LARI!!" teriak Anneth panik melihat lelaki itu lari tergesa-gesa menuruni tangga. Betrand mendengar itu namun tak urung melambatkan larinya.
Sesampainya di lantai bawah lelaki itu segera menghampiri sahabat yang sudah ia anggap sebagai kakak yang terduduk di lantai.
"NAYLA!!" pekik Betrand, "Kok bisa sih?" Betrand membantu Nayla bangun untuk dibawa duduk di salah satu bangku di dekat sana.
Nayla meringis beberapa kali "Jatoh Nyo," ujarnya lirih menahan sakit.
Anneth dan Alifa yang sampai disini menghampiri Nayla yang duduk di bangku kecil bersama Betrand di sampingnya.
"Hati-hati Nay, udah tau kaki nya sakit ngapain masih jalan kesini sih?! Kalau perlu apa-apa bisa minta tolong Onyo. Ada Onye sama Alifa juga," omel Betrand.
"SURPRISE !!!!" pintu di ruangan itu terbuka dan menampilkan banyak orang dengan Sarwendah membawa kue berwarna coklat.
Betrand yang menyadari itu langsung merosot "Onyo udah panik banget dari atas sampek lari-lari, ternyata....." ucapnya lelah sambil memegang dadanya yang berdetak cepat. Sontak membuat semua orang disana tertawa.
"Udah-udah yukk kedalem tiup lilin dulu," ucap Wendah menengahi lalu membawa putra pertamanya masuk.
Ruangan itu sudah dihiasi berbagai hiasan khas ulang tahun bertema warna gold. Di depan sudah terdapat meja kecil dengan kue panjang diatas nya. Sedangkan dibagian tembok sudah dihiasi hiasan berwarna senada juga tulisan "HAPPY BIRTHDAY"
Remaja bergingsul itu begitu bahagia. Sederhana namun bermakna. Ia bahagia bisa dikelilingi orang-orang baik dan tulus ini. Kebahagiaannya semakin lengkap dengan hadirnya sahabatnya juga gadisnya disini.
Betrand segera maju bersama Ayah dan Bunda nya untuk melaksanakan acara tiup lilin. Setelah mengucapkan doanya, remaja itu meniup lilin disambut tepukan riuh dari semua yang ada di ruangan itu.
Kue pertama ia berikan tentu kepada keluarganya.
"Selanjutnya siapa Nyo?" ujar Ruben bermaksud menggoda putra nya. Betrand langsung menoleh ke arah Ayahnya "Ayahhhhhhh!" rengeknya sontak membuat semua orang disana tertawa.
Alifa yang sedari tadi sadar bahwa sahabat lelaki nya ini melirik gadis di sampingnya, segera ide jahil muncul di otak jahilnya. Alifa mendorong singkat tubuh Anneth maju, membuat gadis itu menatap kesal kearah Alifa. Sedangkan Alifa malah bertos ria bersama Nayla.
"Uhuyy gas Nyo!"
"Cailah yg udah official beda nih"
"Yang jomblo harap tutup mata"
"Matiin dulu gak nih kamera nya Nyo"
Seruan-seruan itu membuat kedua remaja yang menjadi objek ledekan tersipu malu.
Sadar bahwa Anneth masih diam ditempatnya membuat Betrand berjalan kearahnya lalu menariknya kedepan. Ruben dan Wendah yang paham lalu kembali membaur bersama yang lain.
Anneth yang terkejut dengan tarikan di tangan putihnya tidak bisa memberontak atau jika dia memberontak akan semakin banyak ledekan yang mengarah ke mereka.
Sesampainya di depan, Betrand memotong kue baru untuk gadis cantik nya ini. Eakk sa ae Onyo mah.
"Buka mulutnya," ujar Betrand dengan halus, Anneth menurut, membuka mulutnya dan membiarkan remaja didepannya ini menyuapkan sepotong kue dihadapan banyak orang.
Malu? Pasti
Baper? Jelass
Sorakan demi sorakan memenuhi ruangan itu, riuh sana sini membuat dua remaja didepan sana tersipu malu. Ya, sebagian besar dari mereka sudah tau hubungan keduanya sudah sejauh apa. Betrand tentu sudah menceritakan kejadian sama barbeque tadi kepada Ayahnya.
Ayahnya tak masalah selagi hal itu membawa kearah positif, toh mereka melangkah dengan bimbingan orang tua masing-masing.
Acara dilanjut dengan acara memberi kado. Sebuah kotak kecil Anneth serahkan kepada Betrand "Aku gatau mau ngasih apa Nyo karena aku tau pasti Ayah Bunda udah bisa cukupin semua kebutuhan kamu, jadi aku kasih ini."
Betrand menerima dan membukanya, bibirnya tidak lagi bisa menahan senyum. Sebuah kalung sederhana dengan lambang salib.
"Selalu libatkan Tuhan dalam setiap langkah ya Nyo" kalimat manis yang terdapat dalam kertas kecil didalam kotak itu.
"Makasih, aku suka hadiahnya. Mau pakein?" Anneth mengangguk langsung mengambil kalung dalam kotak itu dan memakaikannya di leher lelaki yang ia cintai setelah Papi dan adiknya.
Tepukan meriah lagi-lagi memenuhi ruangan tersebut. Ruben dan Wendah tersenyum "Anak kita udah besar ya Yah," ucap Wendah kepada suaminya.
Ruben mengangguk "Anneth gadis yang tepat Bun," jawabnya.
°°°°°
Malam telah berganti pagi, sebuah pesta meriah sudah disiapkan khusus untuk anak pertama dari. Kolega perusahaan, teman kantor, serta para sahabat ikut meramaikan acara ini.
Sedangkan yang pemain utama malah masih ada didalam villa, duduk manis dimeja makan ditemani sepiring nasi goreng dan tentunya gadis manis di sampingnya.
"Cepet Nyo, diluar udah rame tu masak kamu yang ulang tahun malah masih disini," omel Anneth kesal dengan remaja bergingsul disampinya ini. Pasalnya bukanya cepat-cepat sarapan lelaki itu hanya menatapnya terus sedari tadi.
"Kamu cantik banget sih ay,"
Blussss
Pipi Anneth memanas seketika. Lelaki ini memang jago kalau urusan gombal menggombal, katanya sih berguru dari sang paman, Jordy. Menutupi dirinya yang salting, lantas gadis dengan cardigan ungu itu melayangkan pukulan ke punggung Betrand.
"Dahlah aku pergi aja nyusul Nay sama Alifa," kesalnya. Betrand dengan segera menahan tangan Anneth yang hendak berdiri dari kursinya.
"Jangan!! Iya iya ini aku makan cepet." Akhirnya lelaki itu segera memakan dengan cepat nasi gorengnya. Dari pada makan sendiri seperti jomblo ngenes lebih baik dirinya segera makan.
°°°°°
Hai hai hai guys, udah nunggu-nunggu ya? Xixixixi baru gak update 6 hari aja udah di teror katanya lama gak update, sori guys aku lagi sibukk bangett.
Gimana sama chapter ini?
Aku gatau sih feel nya nyampek atau enggak, karena jujur aku agak susah mendeskripsikan apa yg ada diotakku dengan kalimat-kalimat. Tapi ya udahlah.
Happy reading, jangan lupa vote dan komen ya
-ryn
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Waktu (selesai)
Teen Fiction"Tidak usah banyak bicara, karena waktu yang akan menunjukkan bahwa kamu milikku dan aku milikmu" Takdir tak pernah banyak berbicara untuk memulai keajaibannya. Tidak juga berteriak hanya untuk mengakui bahwa dirinya hebat. Takdir itu seperti angin...