Epilog

1.2K 124 28
                                    

Terkadang, akhir harus datang lebih cepat untuk dapat bahagia

-Aksara Waktu-

Seorang gadis berjalan sambil membawa koper miliknya di sepanjang bandara. Ia membuka kacamata hitam yang sejak tadi bertengger manis di matanya. Penglihatannya beredar, mencari sosok yang berjanji akan menjemputnya hari ini. 

"Anneth!" 

Anneth menoleh mendengar suara berat itu, ia sangat hafal siapa pemiliknya. Disana, seorang pria gagah berdiri, dengan kemeja putih yang melekat di tubuh kekarnya juga ditambah rambut yang berwarna sedikit kecoklatan. 

Pria itu Betrand.

Ia berlari, kemudian memeluk tubuh sang kekasih dengan erat.

"Aku kira kamu gak jadi datang," ucap Anneth masih dalam pelukan Betrand. Betrand melepas pelukannya, "Kapan aku ingkar janji sayang?" Anneth mengangguk. 

"Ayo, aku akan langsung ajak kamu ke suatu tempat." Satu tangan Betrand menggenggam tangan gadisnya, sedangkan tangan lain menarik koper Anneth.

"Harus banget sekarang? Baru juga sampai," keluh Anneth. Betrand terkekeh, "Kamu pasti gak akan menyesal aku ajak ke sana. Ayo keburu malam."

Anneth hanya pasrah mengikuti Betrand. Mereka mengendarai mobil milik Betrand.

"Aku lihat kamu warnai rambut," ucap Anneth membuka pembicaraan saat di perjalanan.

"Iya. Gimana menurutmu?"

"Ganteng. Pacar aku selalu ganteng, apalagi kalau bangun tidur."

"Sayang...jangan gitu ih," balas Betrand malu malah membuat Anneth semakin tertawa.

"Ah aku kangen Retana, gimana kabarnya?" tanya Anneth. Pasalnya sudah 2 tahun ia tidak bertemu secara langsung dengan gadis itu. Setelah ia kembali ke Indonesia 2 tahun lalu, mereka berempat, Anneth, Betrand, Retana, dan Mahesa memutuskan untuk fokus pada pendidikan masing-masing dan berjanji akan bertemu setelah mereka menyelesaikan pendidikan.

"Retana baik, hubungannya dengan papanya juga semakin baik. Walau gak bisa kembali seperti semula, tapi setidaknya papanya gak pernah lagi bersikap kasar. Aku lihat Retana juga semakin dewasa, walau di mata aku dan Mahesa dia tetap adik kecil. "

Anneth menggut-manggut mendengar penjelasan Betrand.

"Kita mau kemana sih? Kayaknya gak sampai-sampai."

"Merlion Park."

Sesampainya disana, suasana begitu ramai. Hari sudah mulai gelap, mereka tak sempat menikmati senja di sini. Namun suasana malam tak kalah indah. Banyak lampu terpasang, ramai orang berjualan dengan menghias kedai mereka dengan banyak lentera, ditambah pertunjukan air warna warni. 

Betrand turun dari mobil dan menggandeng tangan Anneth, takut gadis itu hilang. 

"Kita ngapain disini?" tanya Anneth kebingungan.

"Nostalgia."

"Aku bawa kamera, kamu mau foto?" tanya Betrand. Anneth mengangguk antusias. 

Gadis dengan outer berwarna coklat itu bersandar di pagar pembatas dengan pemandangan indah gedung Marina Bays Sands. Anneth tersenyum begitu manis. Betrand mengarahkan kameranya kepada sang kekasih. Ia mengambil beberapa jepret asal. 

"Aku mau liat."

Anneth melihat-lihat fotonya, "Bagus. Aku gak tau kamu pandai ngambil foto."

"Aku gak pandai, cuma bisa. Itu aja aku diajari Mahesa dulu sampai akhirnya beli kamera sendiri."

Aksara Waktu (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang