28. Dia Pemenangnya

908 107 18
                                    

Jangan pernah memulai kisah dengan seseorang yang belum menyelesaikan kisah lamanya

-Aksara Waktu-

Anneth membuka pintu ruang rawat Betrand. Nampak Betrand sedang fokus pada laptop di pangkuannya. Anneth berjalan mendekat. 

"Lagi ngapain Nyo?" tanyanya. 

"Ngerjain tugas kuliah," jawabnya tanpa mengalihkan perhatian dari layar laptop. Betrand terkejut karena dengan tiba-tiba laptopnya dirampas begitu saja. 

"Baru juga baikan, ngapain ngide ngerjain tugas?" omel Anneth kesal. Betrand mendengkus kasar, "Aku bosan Anneth. Gak ada hal yang bisa aku kerjain disini. Toh aku udah sembuh, ngapain lama-lama di tempat horor ini?"

Anneth menaruh barang bawaannya di nakas kemudian duduk di samping Betrand.

"Biar pulih sempurna dulu Nyo, baru nanti keluar dari sini ya," ucap Anneth lembut sambil mengelus telapak tangan Betrand yang bebas dari jarum infus. 

"Ah aku bawa buah, aku kupasin ya." Betrand hanya mengangguk menyetujui. Anneth mengambil sebuah apel merah yang sempat ia beli saat perjalanan kesini. 

"Aaa, ayo buka mulutnya," kata Anneth persis seperti ibu yang sedang menyuapi anaknya. Dengan patuh Betrand membuka mulut. Satu persatu potongan apel habis masuk kedalam mulut lelaki yang duduk di ranjang rumah sakit itu. 

"Yang lain kemana?" tanya Anneth melihat ruang rawat serta ruang tunggu nampak sepi. 

"Ayah sama yang lain tadi lagi ke hotel untuk bersih-bersih. Makanya aku ditinggal." Anneth mengangguk paham. 

"Gimana sama perilisan single duet kamu sama Nathan?" tanya Betrand.

Anneth meletakkan pisau dan piring kecil kembali ke nakas, "Syukurlah lancar. Kemarin aku sama Nathan sempat bikin Meet and Great kecil-kecilan. Cuma mau ketemu sama fans di Singapura."

"Maaf gak bisa dampingi kamu Neth." Anneth tersenyum mendengar permintaan maaf dari Betrand, "Sekarang yang penting kesehatan kamu dulu."

"Berarti kamu dalam waktu dekat kembali ke Indonesia?"

Anneth mengangguk menciptakan raut wajah kecewa pada wajah tampan Betrand. Anneth yang menyadari itu tersenyum. Tangannya bergerak mengelus rambut hitam legam milik Betrand.

"Jangan sedih, nanti kita bikin janji waktu ketemu. Toh sekarang aku sama kamu udah bebas mau telfon ataupun videocall."

Ditengah-tengah perbincangan mereka, pintu ruang rawat Betrand terbuka. Disana, Mahesa dan Retana berdiri berdampingan. 

"Eh kalian, kenapa baru keliatan sekarang?" tanya Betrand dengan semangat. Ia masih tidak tau menahu tentang apa yang sudah dua orang sahabatnya itu lakukan. Sedangkan Anneth hanya diam dengan raut yang sulit dibaca. 

Mahesa dan Retana masuk ke dalam, mereka berdiri di samping ranjang Betrand berhadapan dengan Anneth. 

"Sorry Alf baru sempat jenguk lo," ucap Mahesa berusaha terlihat biasa saja. 

"Alf," panggil Retana.

"Ya? Kenapa Na?" tanya Betrand.  

"Ada sesuatu yang gue sama Mahesa pengin ceritain," ucap Retana dengan lirih. 

"Nyo, aku keluar ya. Aku tunggu di luar aja," sela Anneth. Betrand menggeleng, "Gak papa, di sini aja Neth." Akhirnya Anneth tetap duduk di kursi. 

"Gue sama Retana adalah orang dibalik kecelakaan pentas lo kemarin," ucap Mahesa. Betrand mengernyit bingung, "Maksud lo? Gue gak paham Sa," ujar Betrand.

Aksara Waktu (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang