Bagaimana caraku membuatmu tak menangis jika kehadiranku hanya membawa tangis
-Aksara Waktu-Mahesa mengedarkan pandangannya, mencari seseorang yang tak kunjung datang. Mahesa menatap dengan rinci ratusan orang yang ada di sekitarnya. Berharap orang itu segera datang. Tepukan di bahu kanannya membuat Mahesa seketika menoleh mendapati orang yang ia tunggu-tunggu akhirnya datang.
"Gue kira lo gak mau dateng," ucap Mahesa lega. Anneth tersenyum, "Sekalian jalan-jalan. Toh gue gak akan lama disini kayaknya," jawab Anneth membuat Mahesa bingung. "Bukannya project lo sama Nathan masih lama?" Anneth menggeleng.
"Dipercepat, lusa gue udah rekaman." Mahesa manggut-manggut. "Yuk mulai jalan-jalan." Mahesa menarik pergelangan tangan Anneth, membawanya berjalan menyusuri deretan kedai makanan di salah satu street food terkenal di Singapura, Changi Village Hawker Centre. Jajaran kedai makanan khas Singapura tersuguh didepan mereka. Mereka berdua berkeliling menyusuri setiap kedai.
Merasa cukup lelah, mereka memilih mencari tempat duduk dan memesan makanan. Dua porsi Wanton Noodle dan dua gelas teh tarik tersaji di hadapan mereka. Keduanya menyantap makanan disertai cerita-cerita ringan.
"Neth." Mahesa memanggil Anneth disela-sela acara makan mereka membuat Anneth menatap Mahesa seakan bertanya "Ada apa?"
"Gimana kalau gue pengen lo jadi milik gue?" tanya Mahesa membuat tubuh Anneth menegang kaku. Dengan tangan bergetar, Anneth mengambil cangkir berisi teh tarik kemudian menyeruputnya. Namun panggilan kedua kali dari Mahesa menghentikan kegiatannya.
"Neth, apa yang lo harapin dari Alf? Udah berapa kali dia bikin lo nangis? Dan gue disini bisa bikin lo ketawa, apa lo gak sadar? Alf bukan lagi buat lo tapi buat Retana, Alf milik Retana. Masa lo dan Alf udah berakhir 4 tahun lalu."
Anneth membuang pandangannya kearah lain, tak berani menatap manik mata coklat tua milih Mahesa. Tangan Mahesa maju mencoba menggenggam tangan Anneth namun secepat kilat Anneth menurutkan tangannya dari atas meja membuat Mahesa sedikit tersinggung.
"Kalau emang Alf bukan lagi milik gue, kalau emang masa gue sama Alf udah berakhir sejak dulu bukan berarti gue bisa jadiin lo sebagai pelampiasan gue Mahesa. Gue gak bisa bohong sama diri gue sendiri kalau cuma ada nama Alf di sini." Anneth menunjuk tepat di hatinya.
"Gue akan mengihkhlaskan Alf kalau memang bukan gue yang dia mau. Tapi bukan dengan cara menjadikan lo pelampiasan. Mahesa lo orang baik, gue tau itu. Gue gak mau lo tersakiti nantinya, cukup gue," jelas Anneth. Alf menghembuskan napas kecewa.
"Sampai kapan?" tanya Mahesa singkat. Mahesa yang awalnya sedikit menunduk kini kembali mengangkat kepalanya. Menatap lurus kearah retina indah Anneth, mengunci tatapan itu untuk tetap kearahnya.
"Sampai kapan lo hidup dengan bayangan masa lalu Anneth? Lo berhak bahagia, sangat sangat berhak bahagia. Dan bahagia lo bukan lagi di Alf pun sebaliknya. Bahagia Alf bukan lagi di lo, Anneth. Tapi di Retana. Apa beberapa waktu ini gak cukup untuk bikin lo sadar?"
Anneth terdiam, merasa tertampar. Namun detik berikutnya, sosok yang tak sama sekali ia pikirkan hadir disini menarik pergelangan tangannya. Anneth membeku, kembali bersentuhan dengan Betrand membuat darahnya berdesir hebat.
"Ayo pulang," ajak Betrand dengan nada dingin. Entahlah, namun Anneth merasa aura yang dikeluarkan Betrand berbeda. Mahesa mencegah kala Betrand menarik Anneth pergi, "Anneth datang bareng gue, dan artinya pulang dengan gue."
"Anneth datang dengan taxi, bukan lo," jawab Betrand dingin. Melihat tanda-tanda kemarahan diantara kedua sahabat itu, Anneth menengahi dengan melepas genggaman tangan Betrand di lengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Waktu (selesai)
Novela Juvenil"Tidak usah banyak bicara, karena waktu yang akan menunjukkan bahwa kamu milikku dan aku milikmu" Takdir tak pernah banyak berbicara untuk memulai keajaibannya. Tidak juga berteriak hanya untuk mengakui bahwa dirinya hebat. Takdir itu seperti angin...