04. Keputusan

1.4K 143 20
                                    

Perjuangkan apa yang pantas di perjuangkan, pilih dia yang mencintai bukan yang hanya mau dicintai lalu memilih pergi

-Aksara Waktu-

Lelaki bergingsul itu berjalan menyusuri lorong demi lorong bersama sang supir,Mike menuju ruangan meeting menyusul ayahnya. Namun tiba-tiba langkahnya terhenti, Mike yang melihat bos kecilnya berhenti mengerutkan dahi.

"Kenapa Nyo?" tanya nya. Tidak ada sahutan dari sang pemilik nama. Tentu saja Betrand tidak bisa berkata apa-apa, matanya tertuju dengan satu wanita yang sedang memaikan ponselnya sambil bersandar di dinding gedung.

"Dia tidak pernah berubah, dia masih sama cantiknya dan sama mempesona nya dari dulu," Gumam Betrand lirih namun pendengaran tajam Mike masih mendengar kalimat itu dengan jelas. Ia tau siapa yang membuat bosnya berdiri mematung disini

Dia memang bekerja sebagai supir sekaligus asisten Betrand, tapi kedekatan keduanya lebih dari itu. Betrand menceritakan kegelisahan maupun hal lain sedikit banyak kepada dirinya. Maka dia paham betul untuk siapa kalimat tadi di ucapkan kalau bukan untuk Anneth Delliecia Nasution, gadis sederhana yang mampu membuat bos nya jatuh cinta detik itu juga.

"Masih mau berdiri disini Nyo? Gak mau nyamperin? Ruangan kita disana kok, pasti Pak Ruben sudah nunggu kita," ujar Mike sambil memegang pundak Betrand. Sentuhan itu membuat ia kembali sadar ke dunia nyatanya.

"Oh ayo om." Betrand kembali berjalan nampak santai. Tapi tidak dengan hatinya. Hatinya berpacu lebih cepat dari biasanya. Desiran-desiran aneh seperti sengatan listrik seakan tak berhenti menghantamnya. Semakin ia dekat, desiran itu semakin terasa. Bahkan tak disadari, tangan disaku celana miliknya ia kepalkan kuat-kuat berharap desiran ini semakin berkurang.

Mike yang menyadari bosnya sedang gugup tersenyum geli. Memang seperti inilah anak muda, apalagi anak remaja yang baru mengenal cinta. Betrand terlihat sangat menggemaskan dimata Mike. Dia terkekeh pelan.

"Hai Betrand," sapa seseorang, siapa lagi kalau bukan sang perebut hati bintang muda ini. Betrand menghentikan langkahnya tepat didepan Anneth. Mike memutuskan untuk sedikit menjauh memberi ruang dua remaja yang sedang kasmaran ini.

"Hai Neth, udah lama sampek?" tanya Betrand ramah

"Enggak kok baru aja," jawab gadis yang menggunakan baju hoodie putih yang tampak senada dengan hoodie hitam miliknya. Betrand mengangguk paham.

"Mau masuk bareng?" tawar Betrand. Anneth berfikir sebentar sebelum menganggukkan kepalanya. Mereka berdua memasuki ruangan meeting bersama. Sedangkan Mike menunggu diluar ruangan sambil tersenyum

"Perjuangkan dia yang pantas kamu perjuangkan Nyo." Ujarnya lirih

Selama diruangan meetingpun Betrand tak mengalihkan perhatiannya dari sosok wanita yang duduk disampingnya ini. Tentu Anneth tau soal itu. Biasanya dia selalu risih jika ditatap terus-menerus oleh seseorang, apalagi seorang cowok. Namun kali ini berbeda. dia menyukai tatapan itu, tatapan yang membuat hatinya lengsung menghangat seketika. Anneth tersenyum tipis.

"Rasa apa ini Tuhan" ucapnya dalam hati.

°°°°°

Senja yang indah setelah guyuran hujan sepanjang hari menemani ayah dan anak yang sedang duduk berdua. Dengan kue cubit buatan Wenda dan pemandangan kolam renang menemani perbincangan Betrand dan Ruben.

Aksara Waktu (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang