11. Celengan rindu

1.1K 150 11
                                    

Jika rindu katakan, kamu memiliki hak penuh untuk itu

-Aksara Waktu-

Getaran ponsel mengalihkan perhatian Anneth, terlihat nama "Onyo" tertera disana. Senyum langsung mengembang di bibir manis nya.

"Halo," sapa lelaki itu. Anneth yang sejak tadi sudah dilanda kerinduan tidak bisa menahan senyumnya kala sapaan hangat itu masuk ke kedua telinganya.

"Hai," jawabnya.

Terdengar suara kekehan dari balik panggilan itu. "Kenapa ketawa?" tanyanya bingung.

"Ada yang ngambek ni ye gara-gara gak dikabarin dari pagi," ujar lelaki itu dengan nada meledek. Anneth langsung merasakan pipinya memanas. Tentu saja dia malu kepergok kangen, mau ditaruh dimana muka dia.

"Siapa yang ngambek? Biasa aja tuh," elaknya membela diri. Terdengar tawa puas dari bibir seseorang dibalik panggilan ini, membuat Anneth kembali menahan malu.

"Yakin gak ngambek? Jadi siapa yang seharian uring-uringan sendiri sambil natap handphone hah?" Wajah Anneth langsung memerah menahan malu.

"Turun sini aku dibawah."

Anneth yang masih menetralkan rasa malunya terkejut mendengar ucapan lelaki itu.

Jadi daritadi dia ....

Segera Anneth menutup sambungan telepon, berlari keluar dari kamar dan turun kebawah.

Sesampainya dibawah benar saja, lelaki yang membuat ia uring-uringan sepanjang hari sedang duduk manis di kursi ruang tamu rumahnya.

"Kok gak bilang mau kesini?" tanya Anneth berjalan menghampiri lelaki dengan kemeja hijau itu.

"Gak papa, iseng aja sekalian pulang dari TransTV," jelasnya. Anneth mengangguk paham.

"Kenapa kesini?" tanya Anneth lagi

"Gak boleh kalau pacarnya kesini?"

Anneth menggeleng, "Bukan gitu maksudnya. Kamu lagi balik kerja harusnya pulang, istirahat. Kan masih ada besok."

"Ucucucu perhatian banget sih cayang ku yang satu ini," ujar Betrand gemas sambil mengacak pucuk rambut Anneth.

"Nyooo! Berantakan ihhh," kesal Anneth dengan tingkah lelaki disampingnya ini. Sedangkan lelaki itu tertawa singkat lalu menurunkan tangannya dan puncak kepala gadisnya.

"Kalau dateng nya besok, ibu negara ku ini keburu makin ngambek,"

Kalian tau keadaan Anneth sekarang? Pipi yang bersemu merah menahan malu juga bibir bagian bawah yang ia gigit untuk menahan senyumannya.

"Arghhhh meleyot aku Nyo!!" teriaknya dalam hati.

"Jangan digigit bibirnya, nanti berdarah." Betrand mengusap pelan bibir gadis itu. Tubuh Anneth menegang merasakan usapan lembut dibibirnya.

Segera ia memundurkan badannya sedikit menjauhi lelaki itu, bisa mati kebaperan dia jika berada di posisi itu lebih lama lagi.

"Udah makan? Makan yuk," ajaknya mengalihkan pembicaraan. Betrand mengangguk, mereka segera berjalan beriringan menuju meja makan.

"Ini aku loh yang masak," ujarnya membanggakan diri. Betrand yang tidak percaya langsung tertawa mengejek "Emang udah berani goreng lele?" tanyanya.

Ia masih ingat betul cerita Deby saat itu, tingkah kocak gadis didepannya ini saat menggoreng lele lalu malah hancur semua.

"Ya.... aku gak goreng cuman bikin bumbu halus sama sambal nya aja," jawabnya membela diri.

Aksara Waktu (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang