Mengapa harus mencari orang lain jika ada seseorang yang sudah hadir?
-Aksara Waktu-
Anneth berjalan dengan perlahan menyusuri lorong rumah sakit. Penampilannya sungguh berantakan hingga menarik perhatian beberapa orang di sekitar.
"Anneth."
Gadis dengan gaun yang berlumur darah itu menoleh, mendapati Mahesa berdiri di belakangnya. Mahesa berjalan mendekat, "Bisa gue ngobrol sama lo?" tanya Mahesa.
Melihat Anneth nampak enggan berbincang, Mahesa kembali berkata, "Penting, tentang Alf."
Mengetahui bahwa ini tentang Betrand, Anneth dengan segera mengangguk. Mereka berjalan menuju taman rumah sakit. Ini sudah pukul 10 malam, taman tampak sangat sepi.
"Sebelumnya gue sangat meminta maaf soal ini, Neth." Mahesa membuka perbincangan. Anneth mengerutkan kening, "Maaf? Untuk?" tanya Anneth penasaran.
"Gue akan cerita sedikit. Tolong jangan potong cerita gue, karena untuk cerita ini gue perlu ngumpulin banyak keberanian." Anneth hanya mengangguk.
"Retana begitu cinta mati sama Alf. Bagi Retana, Alf adalah bahagia yang pernah hilang kemudian kembali dalam bentuk yang lain. Sulit jadi Retana. Kehilangan sosok ibu karena bunuh diri, dan sejak kepergian ibunya, ayahnya ikut berubah. Bokapnya gila kerja, kasar. Retana merasa bahwa Alf adalah satu-satunya sumber bahagia yang ia punya."
Anneth masih diam, menyimak cerita Mahesa dengan baik.
"Dan saat lo dateng, awalnya Retana gak masalah akan itu. Tapi makin berjalannya waktu, Alf semakin mengalihkan perhatiannya dari Retana, ke lo Anneth. Dan tentu saat itu Retana merasa bahwa satu-satunya sumber bahagia yang dia punya terancam pergi. Dan dia melakukan segala cara untuk buat Alf tetap sama dia."
"Apapun, sekalipun dengan cara menyingkirkan orang lain."
Anneth tertegun, mengerti kemana arah pembicaraan ini. Anneth ingin mengangkat suara namun Mahesa memberi isyarat untuk tetap diam.
"Gue sayang sama Retana, Neth. Sayang gue ke dia bukan sayang sebagai kakak dan adik. Tapi perasaan gue sama dengan perasaan lo ke Alf. Gue tau gue bodoh, tapi gue gak bisa lihat Retana hancur untuk kesekian kali. Akhirnya gue bantu Retana, untuk buat lo celaka."
Anneth menangis, menatap Mahesa tak percaya.
"Tapi ternyata takdir gak membiarkan itu, justru Alf, sahabat gue yang sekarang berjuang untuk hidup di rumah sakit ini." Mahesa menunduk.
"Jadi ini semua rencana lo sama Retana?" tanya Anneth memastikan. Mahesa mengangguk.
Plakk
Satu tamparan mendarat keras di pipi kanan Mahesa. Rasa panas bercampur perih menjalar di wajah sebelah kanan lelaki itu.
"Tega lo Sa? Gue gak nyangka lo senekat ini. BUTA SAMA CINTA LO SA?!"
"IYA GUE BUTA, KARENA CUMA DENGAN BEGINI RETANA BAHAGIA NETH!"
Mahesa ikut berteriak menjawab bentakan Anneth.
"Kalau Retana gak bisa cinta sama gue, setidaknya gue bisa bikin dia dicintai sama orang yang dia cintai."
"Gue cuma mau dia bahagia Neth, gue gak bisa lihat dia depresi kayak dulu. Dia rapuh Neth," bela Mahesa.
"Tapi enggak dengan nyakitin orang lain Sa. Lo bisa aja bunuh sahabat lo Mahesa!" Anneth nampak begitu marah. Wajah manis Anneth kini sirna, tergantikan dengan wajah penuh emosi dan tatapan kekecewaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Waktu (selesai)
Genç Kurgu"Tidak usah banyak bicara, karena waktu yang akan menunjukkan bahwa kamu milikku dan aku milikmu" Takdir tak pernah banyak berbicara untuk memulai keajaibannya. Tidak juga berteriak hanya untuk mengakui bahwa dirinya hebat. Takdir itu seperti angin...