23. Semoga

778 111 18
                                    

Semoga pertemuan ini adalah lembaran baru, bukan lembaran lama yang akan berakhir sama

-Aksara Waktu-

Betrand memberhentikan mobilnya di depan sebuah gedung rekaman dengan nuansa hitam. Ia mengambil ponsel dan mengetik pesan untuk seseorang yang ia tunggu. Sore ini Betrand nampak begitu tampan dengan kemeja berwarna hitam dipadukan dengan kaos polos berwarna putih. Rambutnya juga sudah ditata rapi, siap untuk pergi.

Pintu samping kemudi terbuka, menampilkan gadis dengan dress selutut berwarna tosca masuk dan duduk disamping Betrand. Senyum kecil terbit begitu saja sekedar melihat gadis itu duduk disampingnya. Anneth nampak begitu cantik dengan dress yang dikenakan dipadukan rambut yang ia curly membuat Anneth nampak begitu manis.

"Nunggu lama gak?" tanya Anneth setelah sudah duduk nyaman di kursi penumpang. Betrand menggeleng sambil tersenyum tipis, "Enggak kok, gue baru sampai. Langsung jalan?" tanya Betrand. Anneth hanya mengangguk.

"Alf," panggil Anneth membuat Betrand sekilas menoleh lalu kembali fokus pada jalanan. Anneth mengambil kotak makanan dari dalam tasnya.

"Gue tadi iseng bikin nasi goreng tapi belum sempet gue makan. Lo mau?" Anneth mengatakan dengan nada yang ragu. Takut Betrand akan menolak dan malah membuat dirinya sakit hati. Namun hening, membuat Anneth memasukkan kembali kotak makan kedalam tas.

"Kenapa dimasukin lagi? Kalau itu nasi goreng gak mungkin kan gue tolak. Bisa suapin?" Pergerakan Anneth berhenti saat mendengar jawaban Betrand. Dengan semangat dia mengangguk dan membuka kotak makan berwarna putih itu. Menyendokkan satu demi satu suapan kedalam mulut Betrand.

"Enak, gue udah lama gak makan nasi goreng kayak gini setelah di Singapura," puji Betrand membuat pipi Anneth memanas. Tak lupa Betrand mengelus pelan puncak rambut Anneth dengan lembut membuat Anneth serasa begitu lemas.

Mengapa Betrand begitu manis hari ini?

Setelah kotak makan itu bersih tak tersisa, Anneth mengambil sebotol air lemon dari dalam tasnya, "Gue cuma ada air lemon, lo mau?" tanya Anneth. Betrand mengangguk dan menerima uluran minum dari gadis disampingnya.

"Alf, Retana marah gak kita jalan?" Mendengar pertanyaan Anneth mengenai Retana membuat Betrand dengan cepat menoleh, "Gue sama Retana gak ada hubungan apapun Neth. Dia gak berhak marah gue jalan sama siapa," jawabnya dengan nada kesal.

"Stop mikirin kebahagian orang lain dan mengabaikan kebahagiaan lo Anneth," tambah Betrand membuat Anneth terdiam.

"Oh ya buat festival lo ada waktu latihan kapan?" tanya Betrand memecah kecanggungan antara mereka berdua.

"Gimana kalau setelah gue rekaman lagu sama Nathan? Gue rekaman besok," usul Anneth. Betrand mengangguk, "Boleh. Untuk tanggal festivalnya dimajuin jadi 2 minggu lagi."

"Loh kok maju?" tanya Anneth heran. Betrand mengedikkan bahu tanda tak tau.

Setelah perjalanan yang lumayan panjang hingg hari mulai gelap, kini mereka berdua sampai di Clarke Quay. Anneth ingat pernah kesini bersama Amara, Nathan dan managernya.

"Yuk keluar," ajak Betrand.

Mereka berjalan menyusuri pinggiran sungai yang dihiasi lampu-lampu berwarna. Walau ini bukan akhir minggu tapi tempat ini tetap ramai. Banyak restoran berjejer dan dipenuhi pengunjung. Saat sedang menikmati keramaian, Anneth terjengkit kaget saat merasa ada sebuah tangan yang menggenggamnya.

Menyadari keterkejutan gadis disampingnya Betrand berucap, "Disini ramai gue gak mau lo ilang," ucapnya meremehkan membuat Anneth menyenggol sebal lengan lelaki itu.

Aksara Waktu (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang