-PROLOG 👶

14.5K 822 19
                                    

"Hadirmu bagai anugrah dihidupku"

-Devano Dirgantara-

🍀🍀🍀


Devano melangkahkan kakinya masuk menuju rumah besar bercat putih yang diketahui sebagai bekas markas geng motor milik paman temannya, Devano mendudukkan dirinya yang terlihat kacau, bagaimana tidak, ia baru saja diusir dari rumah karena kesalah pahaman antara ia dan keluarganya, ditambah sekarang ia harus mengurus bayi kecil yang ada dipangkuannya sekarang.

Beberapa jam sebelumnya.


"Papa benar-benar kecewa sama kamu Vano, lihat! Sia-sia saja Papa menyekolahkan kamu kalau akhirnya kamu malah merusak masa depan kamu sendiri."

"Pa itu bukan anak Vano, tapi anak bang Varo, Papa harus percaya sama Vano."

"Sudah cukup Vano! Jangan kamu melibatkan Varo kedalam masalah ini, jelas-jelas kamu yang selalu bikin ulah, kamu yang selalu bikin masalah, dan sekarang kamu juga harus bertanggung jawab atas anak haram ini, rawat dia sendiri, dan mulai sekarang kamu pergi dari rumah ini."

"Vano emang suka buat ulah, biang onar, tapi bukan berarti Vano ngelakuin ini Pa. Bang Varo ngomong dong ke Papa! Kalo ini anak lo sama Almarhumah kak Celine, NGOMONG DONG BANGGGG, ARGGHH." Teriaknya frustasi.

Bagaimana tidak, ia dituduh dan difitnah atas kesalahan yang tak ia perbuat apalagi oleh keluarganya sendiri.

Ia difitnah karna abangnya tak mau mengakui bayi yang baru lahir itu, bayi yang baru beberapa jam diserahkan oleh seorang pembantu rumah tangga kepada keluarganya untuk meminta pertanggung jawaban oleh Ayahnya karena ibu bayi itu sudah meninggal akibat melahirkan.

"Cukup Vano! mulai sekarang kamu bukan anak Papa lagi, pergi kamu dari rumah ini!"


Semua orang yang ada diruangan itu seketika menoleh dan memusatkan perhatian mereka kepada Devano.

"Kenapa lo Dev, lecek amat muka lo, itu lagi lo nyolong anak siapa bege?" Ucap Altair kelewat histeris.

"Anak Bang Varo, ponakan gue." Jawabnya datar.

Semua orang langsung melotot kala mendengar jawaban dari Devano.

"Jangan bercanda deh gue nanya serius nih, yakali modelan abang lo itu punya anak dalam sekejap mata."

"Gue serius." Jawabnya lagi dan menceritakan detail kejadian itu pada sahabat-sahabatnya.

Mereka semua terdiam, dan masih tidak percaya, seorang Devaro, kakak dari Devano yang menjabat sebagai ketua osis sekolah mereka mampu melakukan perbuatan diluar batas dan menuduh adiknya sendiri.

"Gila tuh ketua osis bisa-bisanya, sumpah gak nyangka banget gue, terus rencana lo gimana, lo mau urus itu bayi? Sekolah lo gimana?" Tanya Kenzi.

Mata Devano memerah menahan air mata yang sejak tadi ingin tumpah. "Gue enggak sampai hati mau buang nih anak ke panti asuhan, lagi pula dia ponakan gue, anak abang gue, gue gak tega."

"Terus lo mau besarin dia sendirian? Lo mau tinggal dimana? Sekolah lo nantinya gimana?" tanya Edgar.

"Rencananya gue mau izin ke Om Aji buat tinggal di markas ini sampe gue bisa nyewa rumah sendiri."

"Btw lo gak mau nyewa orang buat jagain dia waktu lo sekolah, lo gak mungkin kan berhenti sekolah?" Tanya Edgar.

"Untuk sementara waktu mungkin enggak, gue bakal rawat dia sendiri sampai gue punya uang buat bayar orang."

Mereka semua terharu mendengar penuturan Devano, bagaimana tidak Devano yang mereka kenal sangat berandal ternyata berhati malaikat.

"Dev, lo harus lanjut sekolah, gue bisa bantu lo untuk masalah nyewa baby sitter, lo jangan sampai dikeluarin gara-gara gak berangkat." Kata Edgar.

"Thanks Ed."

"Sama-sama, eh lo mau kasih nama siapa Dev?" Tanya Edgar.

"Bella gimana? bagus kayaknya buat bayi lo." Saut Kenzi.

"Dia cowok bego, lagian ngapain lo samain nama dia sama nama mantan lo itu." Balas Devano sewot.

"Yaelah mana gue tau kalau bayi lo laki orang gue lihat bedongnya warna pink, ya gue kira cewek."

"Gimana kalo Arshaka? Arshaka itu artinya Kuat." Usul Edgar.

"Bagus juga Dev." Sahut Altair.

"Gimana kalo Devandra? artinya penguasa yang terbesar, gue dapet nama itu dari internet bang." Sahut Elang, salah satu teman Devano yang paling muda usianya.

"Bagus juga usulan kalian, Devandra Arshaka Dirgantara." Jawab Devano.

Devano memandangi bayi yang masih tertidur lelap di pangkuannya, Devano bersyukur karna masih memiliki sahabat seperti mereka yang selalu ada disaat susah maupun senang.

Keheningan terjadi beberapa saat sampai suara tangis Arshaka terdengar begitu nyaring membuat mereka kalang kabut karna tidak tau harus berbuat apa.

"EH EH INI GIMANA WOYYY." panik Devano.

🐳 🐳 🐳 🐳
Ini cerita pertamaku, asli dari pemikiranku,Semoga kalian suka.

Jangan lupa vote dan comment disetiap partnya yah.

SEE YOU LUV BUAT KALIAN🤍

DEVANO YOUNG FATHER | RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang