🍀🍀🍀
Alana dan Kenzi kini sudah sampai di rumah sakit, sebagian anak Warrior ikut menunggui Devano dan menenangkan Yola yang sedang menangis tersedu-sedu.
"Al gimana keadaan Devano?" Tanya Kenzi kepada Altair.
"Belum tau Ken, dokternya belum keluar dari tadi." Jawabnya.
Alana mendekati Yola, menenangkan wanita itu sedangkan Arshaka kini bersama dengan Darren, Arshaka tampak anteng sepertinya bayi itu tahu situasi kini sedang tidak baik-baik saja, bayi itu hanya diam dalam gendongan Darren sambil tangannya memaikan kaos Darren, pintu ruangan terbuka, tampak seorang dokter berbaju hijau keluar dari ruangan.
"Selamat siang, apakah ada keluarga pasien disini?"
"Saya dok." Yola berdiri sambil mengusap air matanya.
"Alhamdhulillah operasinya berjalan dengan lancar, pasien bisa di jenguk saat sudah dipindahkan ke ruang rawat, saya permisi dulu."
"Alhamdhulillah, makasih dok, silahkan." Kata Yola.
Semua anak Warrior mengucap syukur, kini hati Yola dan para anggota Warrior sedikit tenang karna operasi berjalan dengan lancar dan Devano baik-baik saja, adzan zuhur terdengar dari masjid rumah sakit, anak-anak Warrior pun pamit pulang kecuali Kenzi, Altair, Edgar, Darren dan Elang, mereka selaku sahabat dekat Devano tetap di sini untuk menemani Yola dan Arshaka walaupun mbak Jini juga ada disini tetapi wanita itu juga harus pulang saat jam kerjanya telah habis.
"Semuanya Tante mau ke masjid dulu, Tante titip Arshaka ya." Ucap Yola.
"Sama-sama aja Tan, biar nanti Arshaka sama Edgar dulu, ya gak Ed?" Usul Kenzi sambil menepuk bahu Edgar.
"Hmm."
"Edgar gak apa-apa disini sendiri?" Tanya Yola.
"Gak apa-apa Tan." Jawab Edgar.
kemudian Darren menyerahkan Arshaka padanya dan lelaki itu ikut bersama teman-temannya yang lain pergi ke masjid.23.00 WIB, saat ini Devano sudah dipindahkan di ruang rawat inap, keadaannya juga sudah membaik kata dokter, lelaki itu sekarang banyak tidur setelah siuman, Yola dan Alana sudah pulang diantar Altair dan Elang karena Yola kesehatannya tiba-tiba menurun sedangkan Arshaka dititipkan kepada Edgar karena lelaki itulah yang lumayan bisa menjaga bayi, saat ini yang menunggui Devano hanya Darren, Kenzi, dan Edgar juga Arshaka yang sudah tidur pulas di sofa.
"Ed, nih bayi masa harus nginep disini? Kasian tau, lagian agak bahaya juga bayi disini, banyak orang sakit." Ucap Darren yang duduk memandangi Arshaka.
"Ya mau gimana lagi, sama tante Yola juga gak memungkinkan, kalau gue ajak pulang juga ini udah malem banget."
"Duh gue laper nih." Celetuk Kenzi yang duduk di samping Edgar.
"Ya makanlah." Sahut Edgar.
"Males, gue juga gak berani ke kantin rumah sakit sendirian woi."
"Kenapa?" Kini Darren yang bertanya.
"Kan kalo ke kantin harus ngelewatin kamar mayat dulu, gue takut, mana ini udah malem banget lagi, gue juga gak yakin kantin masih buka."
"Temenin gue yuk." Kenzi mengajak Darren, tetapi laki-laki itu menolak dengan alasan harus menjaga Devano padahal dalam hati ia juga takut kalau harus melewati ruangan itu.
"Darren plis lah Bro, temenin gue, disini juga udah ada Edgar."
"Gak."
"Ayolah ntar gue jajanin sepuas lo." Rayunya seperti penculik anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVANO YOUNG FATHER | Revisi
Randomnakal, biang onar, tukang bolos, dan kejam kepada semua orang yang mencari masalah padanya, itulah Devano Dirgantara. Seorang most wanted di sekolahnya dan juga Anggota geng warrior yang amat terkenal. Ia tidak pernah bahagia, sebab sumber kebahagia...