-DYF 008

4.3K 309 22
                                    

Halo semua, apakabar kalian? Sebelumnya aku mau ngucapin terimakasih banyak-banyak atas 1k lebih pembaca, makasih karna udah mau mampir ke cerita Author yang belum begitu bagus, dan makasih karna kalian selama ini udah support aku dengan tidak membajak cerita ini dan memberikan vote kalian, tetap jaga kesehatan ya, luv you.

-AnyaChy-

🍀 🍀 🍀

Setelah bertemu dengan Nazira dijalan tadi, Elang bergegas pulang kerumah Devano, Elang yang tidak sabaran memberitahu Devano soal Nazira langsung saja membuka pintu dengan keras membuat Devano terlonjak kaget.

"bisa santai gak lo buka pintunya? Anak gue lagi tidur bego."

"hehe, sorry bang soalnya ada hal penting yang mau gue omongin."

"Apa?" Devano yang semula berdiri lalu duduk diikuti Elang, ia jadi curiga pasti ada hal yang tidak beres atau permasalahan penting yang akan disampaikan Elang.

"Sebelumnya gue mau tanya sama lo dulu, lo beneran suka gak sih sama Nazira Bang?"

"Kepo lo bocil."

"Gue serius Bang." Ucap Elang yang kesal mendengar tanggapan Devano.

"Ya gue serius lah, gue suka sama Nazira dari awal gue lihat dia, karna menurut gue dia beda dari yang lain, gue suka cara dia negur gue, gue suka cara dia ngomong sama gue, walaupun gue baru kenal dia beberapa bulan ini, kenapa sih lo nanya gitu?"

"Kalo lo beneran suka sama Nazira saran gue perjuangin dia dari sekarang Bang."

"Kalo itu sih pasti, tanpa lo kasih saran juga gue udah paham."

"Tapi ini masalahnya beda lagi Bang, dia mau dilamar, kalo lo gak cepet-cepet ambil hatinya Nazira, bisa-bisa lo kalah start Bang. "

"maksud lo?"

"Dia mau dilamar sama ustadz muda, keliatannya sih beda 3-4 tahunan lah sama dia." Devano diam sejenak, apakah benar yang dikatakan Elang barusan.

"Lo tau darimana?" Tanya Devano yang tidak percaya, Elang lalu menceritakan awal ia bertemu dengan Nazira dan juga ustadz Akbar dijalan pada Devano.

"Tapi lo tenang Bang, selama janur kuning belum melengkung, masih bisa lo tikung, trobos aja sekalian kalo bisa mah, gua dukung." Ucap Elang menyemangati Devano yang mendadak tidak mood.

Devano berfikir, apa ia pantas untuk Nazira? Bahkan hidupnya pun sekarang sedang kacau, ditambah ia mempunyai anak membuat nyali Devano untuk mendekati Nazira menciut, sedangkan ustadz Akbar yang akan menjadi saingannya nanti serba lebih dari Devano, Tampan? jelas, pintar?jangan diragukan, sopan? pasti.

"Gue jadi ragu Lang, hidup gue aja gak bener, gimana gue mau dapetin Nazira nanti, kalo saingannya ustadz muda gitu."

"jalanin aja dulu Bang, gue yakin lo bisa."
Devano hanya mengangguk sebagai jawaban ia lalu beranjak dari sofa dan pergi begitu saja.

Motor ninja berwarna hitam melaju membelah jalanan kota dengan kecepatan diatas rata-rata, membuat beberapa pengguna jalan meneriakinya, sampai motor itu terhenti di sebuah pemakaman umum yang nampak sepi, ia lalu berjalan dengan menenteng buket bunga mawar, bunga kesukaan orang tersayangnya.

"Assalamualaikum Bunda, Bunda apakabar disana? Ini Devano bawain bunga kesukaan Bunda." Tuturnya menaruh buket itu diatas gundukan tanah.

"Devano kesini mau bilang sama Bunda, doain Vano ya Bunda, biar bisa dapetin hati orang yang Vano suka, namanya Nazira."

"Vano juga mau cerita kalo anak Vano sekarang udah bisa ngomong, doain Vano ya Bunda biar Vano bisa jagain Arshaka selalu."

"Maaf ya Bunda karna Devano belum bisa jadi anak yang baik buat Papa sama Bunda, maaf karna Vano selalu bantah omongan Papa, dan maaf karna Vano belum bisa bawa Arshaka kesini buat lihat Bunda." Ucap Devano sambil mengusap air matanya yang menetes, Devano lalu berdoa dan pamit kepada Bundanya.

DEVANO YOUNG FATHER | RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang