-DYF 001 👶

8.9K 710 20
                                    

Setelah terjadi kepanikan beberapa waktu akhirnya mereka dapat menenangkan Arshaka dengan memberinya susu, untung saat Arshaka diserahkan ke keluarga Devano, pembantu dari keluarga Mama Arshaka memberi tas besar berisi semua perlengkapan bayi beserta susu di dalamnya. Jadi Devano tidak perlu mengeluarkan uang dan dapat menghemat untuk kebutuhan yang akan datang.

"Lo serius Dev, mau rawat bayi ini sendirian?" Edgar memastikan kembali keputusan Devano.

"Sebenernya gue juga gak yakin Ed, tapi mau gimana lagi, mulai sekarang gue anggep dia seperti anak gue sendiri, gue gak tega buang bayi yang gak berdosa ini, gue gak bisa ngebayangin dia tumbuh besar serba kekurangan dan sebatang kara, sedangkan orang tuanya, Omnya, Kakeknya hidup enak berkecukupan."

"Bang Dev, ada yang mau ketemu di depan." Lelaki yang diketauhi bernama Andra itu berjalan dari luar menghampiri Devano.

"Siapa?"

"Gak tau gue, samperin gih, kali ada perlu."

"Gue keluar bentar, titip nih bayi ya."

"Yoi."

Devano kemudian beranjak dari duduknya dan menemui seseorang yang sudah menunggunya di cafe kecil milik om Aji yang berada di halaman markas.

"Vano." Ucap laki-laki tua yang menyambutnya dengam senyuman.

"Kakek." Devano membalas senyum laki-laki tua yang selalu memberinya kekuatan dan dukungan ketika Ayahnya sendiri selalu menjatuhkannya.

"Kakek tumben nyamperin Vano kesini? Ada apa?" Devano duduk didepan Kakeknya dan menunggu jawaban dari sang Kakek.

"Tadi Papa kamu bilang sama Kakek, dia mau ngeluarin kamu dari kartu keluarga, Kakek sudah tau masalah kalian dan kejadian tadi sore dirumah."

Devano menunduk menyembunyikan air matanya yang menetes, ia tidak menyangka bahwa Ayahnya sendiri benar-benar membencinya. Devano merasa sangat hancur mengetahui Ayahnya benar-benar akan mengeluarkannya dari kartu keluarga akibat kesalah pahaman yang Devaro buat.

"Vano, kamu tidak perlu sedih, biarkan Papamu seperti itu, kamu pulang ke rumah Kakek, tidak apa-apa jika Papamu sudah tidak menganggapmu sebagai anak, tapi kamu, sampai kapanpun masih cucu Kakek, pulang kerumah Kakek, kamu rawat anak Devaro, Kakek yang akan menanggung semua kebutuhan kalian."

"Makasih Kek." Devano menyeka air matanya dan tersenyum senang.

"Sudah tenang saja, kamu akan lebih hebat dari Devaro dan Papamu, uang Kakek masih banyak dan tidak akan pernah habis, kamu akan tetap sekolah setinggi mungkin."

Devano terkekeh. "Devano percaya kalo itu."

👶

Ada sedikit kebahagiaan ketika sang Kakek menjemputnya pulang, Devano merasa tidak sendiri lagi karena masih ada Kakeknya yang selalu menyayanginya dan memberinya kekuatan. Devano masuk kembali kedalam dan mengambil Arshaka lalu pamit pulang ke rumah Kakeknya. Di perjalanan pulang Devano hanya diam memikirkan banyak sekali masalah yang tiba-tiba meninpa dirinya. Mulai dari difitnah dan dikeluarkan dari kartu keluarga oleh Ayahnya sendiri.

Mobil hitam dengan harga fantastis berhenti di halaman rumah mewah bergaya eropa, Devano mengernyitkan dahinya ketika menyadari ini bukan rumah tempat Kakeknya tinggal, Devano mengedarkan pandangannya, ini adalah dikomplek tempat Edgar tinggal.

DEVANO YOUNG FATHER | RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang