🍀 🍀 🍀
Hari ini hari minggu, yang berarti sekolah sedang libur, hari ini juga tepat dua minggu ia bekerja dirumah Devano, sekarang Nazira bersiap-siap untuk pergi kerumah Devano, kebetulan sekarang tak ada jadwal ngaji pagi karena Ummi dan Abah sedang pergi kerumah orangtuanya, Nazira berjalan kedepan memberhentikan angkutan umum. Sesampainya dirumah Devano ia langsung mengucap salam dan dibukakan pintu oleh sang pemilik rumah yang terlihat seperti baru bangun tidur, Sekarang memang baru pukul enam tepat yang mana masih sangat pagi untuk memulai aktivitas dihari minggu."Pagi amat lo kesini?" tanya Devano sambil mengucek matanya.
Nazira tersenyum "kebetulan sekarang jadwal ngaji pesantren lagi libur, jadi bisa kesini pagi-pagi, Arshaka mana Deva?"
"Masih tidur dia, gue kekamar dulu ya, lo beres-beres aja dulu." Ucap Devano yang hanya diangguki oleh Nazira, gadis itu lalu memulai pekerjaannya membereskan rumah Devano yang sangat besar, serta menata mainan Arshaka yang berserakan diatas sofa.
Saat ia mengambil bantal, Nazira tak sengaja menemukan secarik kertas, ternyata itu foto, Nazira mengamati kertas itu yang terdapat foto keluarga Devano, foto yang berlatar dipantai dengan sepasang suami istri serta dua anak laki-laki mereka yang sedang tersenyum lebar menampakkan gigi susu keduanya.
Nazira berpikir mungkin keluarga mereka juga pernah bahagia, sebelum Devano memutuskan tinggal sendiri bersama sang adik, tapi ia masih bingung kata Haba Mamanya sudah lama meninggal tetapi kenapa Arshaka baru berusia kurang dari satu tahun?Devano turun kelantai bawah sambil menggendong Arshaka yang sudah rapi dan wangi, sepertinya anak itu sudah mandi, Devano lalu menghampiri Nazira yang sedang memegang sesuatu ditangannya.
"Ra? " panggilnya.
Nazira yang merasa dipanggil lalu terjengkit kaget dan menghadap Devano.
"Ya?" Jawabanya.
"Itu yang lo pegang apa?" tanya Devano.
"Ohh ini? maaf tadi aku gak sengaja temuin pas beresin mainan Arshaka." Ujar Nazira sambil menunduk.
Devano memang sempat mengambil foto keluarga yang ia punya satu-satunya itu tadi malam, Devano ingat betul tadi malam dia mengambilnya sambil menangis karna rindu dengan almarhumah Mamanya.
"Santai, gue gak marah, emang tadi malem gue yang ambil."
"Kamu punya pigura yang enggak kepake?" Tanya Nazira mendongakkan kepalanya
"Ada kayanya, bentar, nih pegang Arshakanya dulu." Devano lalu membuka satu persatu laci meja tv, seingatnya ia pernah menaruh pigura yang diberikan Mama Edgar untuk dipajang di atas meja.
"Nah ini ketemu, buat apa emang? " Tanya Devano setelah menemukan benda kotak itu.
Nazira mengambilnya "buat majang ini, biar gak rusak juga fotonya." kata Nazira sambil mengayunkan pigura dan foto tadi.
"Ohh" Sahut Devano yang seperti orang bodoh menanyakan kegunaan pigura.
"Gak apa-apa kan dipajang?" Izin Nazira.
"Pajang aja." Balasnya.
Nazira kemudian duduk dan memasang foto tadi setelahnya menaruh benda itu di atas meja samping tv.
"Kalo ginikan gak bakal rusak atau kotor fotonya." Nazira mengusap kaca pigura.
"Makasih." Gumam Devano.
"Hah?"
"Makasih karna lo udah ngerapiin ini semua."
"Sama-sama, emm...aku masak dulu ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVANO YOUNG FATHER | Revisi
Randomnakal, biang onar, tukang bolos, dan kejam kepada semua orang yang mencari masalah padanya, itulah Devano Dirgantara. Seorang most wanted di sekolahnya dan juga Anggota geng warrior yang amat terkenal. Ia tidak pernah bahagia, sebab sumber kebahagia...