-DYF 019

2.4K 213 22
                                    

"Ceritaku sudah usai, kini saatnya aku kembali ketempat yang mempunyai kebahagiaan abadi, aku tetap mencintaimu, terimakasih sudah pernah hadir di hidupku, aku pamit."

-Devano-


🍀🍀🍀

       
   

                         

Gundukan tanah basah yang bertabur banyak bunga berada tepat di depan gadis berkhimar hitam, mata sembab dan hidung merah juga terlihat jelas diwajah cantik sang gadis, mulutnya tak henti-hentinya memanjatkan doa untuk seseorang yang sangat dia sayangi, rasa penyesalan kini terpatri abadi di dalam hatinya, andai saja saat itu dirinya dapat berkata jujur mengungkapkan rasa cintanya kepada Devano, pasti rasa ini tidak akan pernah hadir, tapi nyatanya Devano kini sudah tiada, lelaki itu sudah pergi, sudah tenang di surga bersama Ibundanya, lelaki yang tak pernah Nazira sangka akan menjadi cinta pertamanya, lelaki yang selalu ada di saat ia susah dan sedih, lelaki yang pernah menghiasi hari-hari Nazira sampai akhirnya lelaki itu menjauh dan pergi tanpa pamit, ia juga tidak pernah menyangka bahwa lelaki yang dahulu dikenal kejam dan nakal oleh teman-temannya di sekolah itu ternyata sangat baik dan berhati mulia, tapi kini lelaki itu sudah pergi meninggalnya bahkan meninggalkan anaknya, dia pergi dengan segala rasa cintanya kepada Nazira yang tak akan pernah hilang, karena Nazira adalah cinta pertama dan terakhir Devano sang ketua Warrior.

Nazira mengusap air mata yang terus mengalir di pipinya, ia berdiri membenarkan gamisnya dan kembali menatap makam Devano, Nazira tersenyum getir, ia baru sadar bahwa selama ini yang ia cintai adalah Devano bukan Ustadz Akbar, ia juga baru sadar bahwa selama ini ia telah membohongi dirinya sendiri dengan berkata tidak pernah mencintai Devano dan mematahkan hati lelaki itu, Nazira menaburkan sisa bunga yang ia bawa, melihat sekelilingnya, pemakaman Devano dihadiri banyak sekali orang mulai dari teman sekolahnya, para guru, semua anggota geng Warrior, Yola dan keluarganya, kakeknya, bahkan Devaro yang akhirnya pulang ke indonesia untuk melihat adik satu-satunya itu untuk yang terakhir kali, lelaki itu juga amat sangat menyesal telah membuat susah hidup Devano karna ulahnya, tapi semuanya sudah terlambat, Devaro hanya bisa menangis dan menyesal di samping kuburan sang adik, Nazira menghela napas panjang berusaha ikhlas akan takdir, tapi rasa sesak di hatinya seakan berbicara bahwa ia masih mengharapkan Devano dan berharap lelaki itu hidup kembali, Nazira menyalami Yola dan mengusap kepala Arshaka lembut kemudian mengucapkan salam sambil mengelus batu nisan Devano.

"Assalamualaikun Deva, aku pamit dulu, kamu yang tenang disana, insyaallah surga untukmu." Ucap Nazira kemudian berjalan menjauhi area pemakaman.

Sesampainya di pesantren Nazira segera membersihkan diri dan menunaikan sholat zuhur, kemudian merebahkan tubuhnya dikasur sampai tertidur.

"Assalamualaikum Nazira." Sapa seorang lelaki berpakaian serba putih di hadapannya.

"Waalaikumsalam." Nazira membalikkan tubuhnya untuk melihat laki-laki itu.

"Devano?!" Nazira mematung melihat Devano di depannya.

"Hai Ra, aku tahu kamu sekarang baik-baik aja, Ra, aku minta maaf ya kalau ada salah sama kamu, tolong jaga Arshaka ya."

"Kamu mau kemana Devano?"

"Ra, ceritaku sudah usai, kini saatnya aku kembali ketempat yang mempunyai kebahagiaan abadi, aku tetap mencintaimu terimakasih sudah pernah hadir di hidupku, aku pamit." Ucap Devano yang kemudian pergi menghilang, seketika Nazira menangis dan memanggil nama lelaki itu.

"DEVANOOO, JANGAN PERGIII!!! DEVAAAA." Teriak Nazira sambil meneteskan air mata.

"Mba, mba Nazira sadar Mba!" Zahra membangunkan Nazira yang sedang bermimpi bertemu Devano.

DEVANO YOUNG FATHER | RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang