"Untuk hidup baru, kebiasaan baru, dan sebuah kenyataan baru tentangmu."
-Devano-
🍀🍀🍀
Hampir tiga minggu Devano dirawat dirumah sakit, kini lelaki itu sudah diperbolehkan untuk pulang kerumah, Devano berjalan perlahan memasuki rumahnya yang hampir tiga minggu ini tidak ia singgahi.
"Sementara ini, mba Jini yang bakal bantuin kamu ngurus Arshaka ya, nanti Bunda juga bakal cari orang buat bantu kamu bersih-bersih dirumah." Ucap Yola yang menaruh teh hangat diatas nakas dan duduk di pinggiran ranjang Devano.
"Iya Bund, makasih ya."
"Sama-sama." Ucap Yola sambil tersenyum.
"Devano, kamu itu sekarang keluarga Bunda satu-satunya, Bunda sudah anggep kamu seperti anak Bunda sendiri, Bunda cuma minta satu hal sama kamu, jaga diri kamu baik-baik ya nak, kurangin berantemnya, Bunda gak mau kehilangan lagi anak Bunda, Bunda takut." Kata Yola lagi.
Devano mengangguk "Maafin Deva ya Bund, udah buat Bunda khawatir."
"Gak apa-apa nak, tapi jangan di ulangi lagi ya yang kemaren, sekarang kamu istirahat, Bunda mau pergi ke kantor dulu."
"Iya Bund." Jawab Devano, kemudian ia berbaring dan sedikit meringis ketika lukanya sedikit terbentur ranjang.
Tok tok tok
Suara ketukan pintu terdengar nyaring, membuat Devano yang tadinya memejamkan mata harus membuka matanya lagi.
"Masuk." Teriaknya.
Ceklek
Suara knop pintu yang dibuka terdengar, seorang gadis dengan seragam SMA lengkap berjalan memasuki kamar Devano, tersenyum kemudian menarik kursi belajar dan duduk di samping ranjang Devano.
"Cieee yang udah boleh pulang, congrats ya." Ucap Alana.
"Thanks, lo baru pulang ya?"
"Iya, rencana gue mau kesini sore, cuma gue sore ada acara."
"Lo kesini sama siapa? Sendiri?" Tanya Devano.
Alana menggeleng "Gue kesini sama Kenzi, tadi kebetulan dia mau kesini juga jadi gue nebeng."
"Terus anaknya kemana?"
"Dibawah, main sama Arshaka, eh iya Dev, kata tante Yola besok lo udah sekolah?"
"Iya, gue bosen baringan doang, gue pengen ketemu anak-anak."
"Lo yakin, muka lo aja masih pucet kek gitu."
"Gue udah baikan, itu lo bawa apa? Kagak nawarin gue?" Devano terkekeh melihat Alana masih menenteng bungkusan makanan.
"Oh my Got, gue lupa, nih buat lo, Raman's grilled chicken." Alana memberikan bungkusan kotak berisi ayam bakar pak Raman kesukaan Devano.
"Asik nih, thanks ya." Ucap Devano kemudian membuka bungkus ayam bakarnya dan memakannya.
Alana mengangguk "kata tante Yola, besok kalo berangkat sekolah disuruh bareng sama gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVANO YOUNG FATHER | Revisi
De Todonakal, biang onar, tukang bolos, dan kejam kepada semua orang yang mencari masalah padanya, itulah Devano Dirgantara. Seorang most wanted di sekolahnya dan juga Anggota geng warrior yang amat terkenal. Ia tidak pernah bahagia, sebab sumber kebahagia...