-DYF 017

2.2K 177 22
                                    

Mohon maaf lahir dan batin para readers ku, maafin author ya kalo ada salah.

🍀 🍀 🍀

"Saya mencintaimu Nazira, tapi maaf saya tidak bisa melakukan pernikahan ini."

"Ke-kenapa Ustadz?" Nazira tampak bergetar dan meneteskan air mata, semua tamu undangan menatap calon mempelai dengan bingung.

"Saya harus pergi, sekali lagi saya minta maaf." Ucap Ustadz Akbar, lelaki itu lalu meninggalkan tempat ijab kabul yang sudah di dekor sedemikian rupa.

Nazira mematung melihat kepergian Ustadz Akbar, pernikahan yang sudah dirancang beberapa bulan yang lalu harus batal, entah apa alasannya, Ustadz Akbar sama sekali tidak menjelaskan, lelaki itu kini sudah pergi dengan membawa Humaira, bayi kecil di gendongannya, sedangkan Ummi langsung memegangi dadanya yang sesak lalu pingsang ditempat.

"YA ALLAH UMMI." Teriak Nazira.

Seketika gadis itu terbangun dari tidurnya, wajahnya sudah basah dengan air mata, mimpi tadi seperti sangat nyata terjadi, Nazira mengusap air mata yang menetes di pipinya dan melirik jam dinding yang menunjukkan pukul setengah tiga dini hari, hati Nazira jadi tidak tenang, gadis itu kemudian bangkit dan mengambil mukena serta sajadah untuk menunaikan sholat tahajjud, Nazira berjalan menuju masjid pesantren, pesantren tampak sepi, hawa dingin terasa seperti menusuk kulit, Nazira mempercepat langkahnya, sesampainya di masjid gadis itu langsung mengambil wudhu sebelum melakukan sholat.

Pagi ini sekolah tampak lebih ramai dari hari biasannya karena hari ini seluruh siswa sudah mulai mempersiapkan acara perpisahan kelas dua belas yang akan dilaksanakan bulan depan, mulai dari latihan untuk pentas seni dan sebagainnya, para anggota Osis juga sangat sibuk mempersiapkan segala hal termasuk Nazira yang kini tengah kerepotan membawa kardus air mineral untuk dibagikan kepada teman-temannya.

"Ra satu dong." Elang mendekati Nazira sambil terengah-engah sehabis lari dari lapangan.

"Ini." Nazira mengulurkan kardus air mineral supaya Elang bisa mengambilnya satu.

"Thanks." Ucapnya.

"Ra boleh minta gak?" Tanya Kenzi yang baru datang bersama teman-temannya kecuali Devano.

"Boleh, ini ambil aja." Nazira kembali menyodorkan kardus itu sambil melihat beberapa anak Warrior yang mengambil air mineral, tidak ada Devano dalam pandangannya, lelaki itu sepertinya tidak berangkat, pikir Nazira.

Setelah membagikan air mineral tadi Nazira pamit untuk menuju teman sekelasnya hendak membantu pekerjaan yang lain.

"Eh Indah, lo tau Celine gak? anak sekolah sebelah yang terkenal pinter itu, yang meninggal hampir setahun ini." Kata teman Indah yang duduk di sebelah Indah.

"Tau, yang bokap-nyokapnya juga punya perusahaan di banyak negara itu kan?"

"Iya, ternyata emang bener Devano punya anak dan ibu dari anaknya itu Celine." Lanjut teman Indah.

Seketika indah memelototkan matanya dan berteriak "WHAT, gak, gak mungkin, lo salah kali." Indah masih tidak percaya.

"Gak mungkin gue salah, Celine tetangga gue, dan lo tau, Devano sering dateng kerumah tante Yola alias ibunya Celine bawa bayi, udah jelas kalo emang Devano punya anak diem-diem sama celine."

"Gue gak percaya sih." Kekeh Indah.

"Itu kenyataan Indah, dan lo harus terima kenyataan ini, Devano udah punya anak, dan nama anaknya itu Arshaka."

"Gue tetep gak percaya, dan kalaupun iya apa kata lo, gue tetep suka sama Devano meskipun dia benci sama gue dan pernah mau keluarin gue dari sekolahan ini, toh juga Celine udah meninggalkan." Indah tetap bersikeras lalu pergi begitu saja.

DEVANO YOUNG FATHER | RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang