"Dia adalah takdir terindah, juga rasa sakit yang menyesakkan."
-Nazira Baina-
🍀🍀🍀
"Huaaaa...aaaaa....haaaa." tangis Arshaka.
Pagi ini bayi yang hampir menginjak usia satu tahun itu sangat rewel membuat Devano khawatir, badan bayi itu juga panas.
"Cup cup cup...Arshaka tenang ya." Devano mencoba menenangkan Arshaka, saat subuh tadi ia sudah memberi obat penurun panas dari Mama Anita tetapi demam Arshaka belum juga menurun, Devano juga sudah menempelkan kompres bayi di jidatnya.
"Den Arsha kenapa Mas? Kok rewel terus?" Tanya si Mbok yang baru datang, karena pembantu dan babysitter-nya memang tidak tinggal satu rumah.
"Gak tau nih Mbok, dari tadi subuh gini terus, apa saya bawa ke rumah sakit aja ya." Jawab Devano sambil menenangkan Arshaka di gendongannya.
"Huaaa...hiksss...haaa." Arshaka masih terus menangis.
"Gini aja, nanti saya sama mbak Jini aja yang bawa ke dokter, sekarang mas Deva siap-siap berangkat sekolah, biar Mbok yang ngurus."
"Hari ini saya izin dulu aja Mbok, saya gak tega ninggalin Arshaka, Mbok tolong beresin perlengkapan Arshaka ya kita kerumah sakit sekarang." Putus Devano.
"Siap Mas." Si Mbok kemudian bergegas pergi menyiapkan perlengkapan Arshaka sedangkan Devano menelpon Mama Anita meminta bantuan.
"Ayo Mas Deva kita berangkat persiapan den Arsha sudah siap semua, nanti biar saya hubungi mba Jini suruh langsung kerumah sakit, sini den Arshakanya biar saya yang gendong." Si Mbok mengambil alih Arshaka lalu keduanya berjalan menuju halaman depan dan memasuki mobil bersiap pergi kerumah sakit.
Mobil melaju dengan kecepatan tinggi, sekarang Arshaka sudah agak tenang di pangkuan si Mbok, sedangkan Devano masih terus fokus menatap jalanan agar cepat sampai dirumah sakit.
Mobil berhenti diparkiran rumah sakit, si Mbok turun lebih dulu diikuti Devano yang berjalan dibelakangnya, mereka berdua lalu menemui Mama Anita setelah mendaftar, wanita parubaya itu menemui Devano di ruang tunggu depan dokter anak, Mama anita kemudian mengecek badan Arshaka yang masih panas.
"Kamu jangan panik ya Dev, insyaallah Arshaka baik-baik aja, kamu tunggu dulu ya sesuai antrian, Mama mau visit pasien dulu." Kata Mama Edgar itu.
"Iya Ma, makasih ya semoga emang Arshaka baik-baik aja."
"Aminnn, Mbok, titip Devano sama Arshaka ya, saya tinggal dulu." Ucap Anita.
"Iya Bu, siap." Balas si Mbok yang masih menggendong Arshaka.
Sambil menunggu antrian, Devano merogoh sakunya mengambil handphone hendak menghubungi seseorang, Devano membuka roomchat-nya dan mengetik nama seseorang, Devano mengetik beberapa pesan ke nomor itu sampai sebuah balasan tercetak jelas pada layar hpnya.
"Anak Arshaka? silahkan masuk!" Seorang suster memanggil nama Arshaka, dengan gesit si Mbok langsung berdiri dan berjalan memasuki ruangan diikuti Devano.
Dokter cantik yang terlihat masih muda menghampiri mereka "Kenapa ini?" Tanyanya lembut. Devano lalu menjelaskan secara detail yang terjadi pada anaknya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVANO YOUNG FATHER | Revisi
Randomnakal, biang onar, tukang bolos, dan kejam kepada semua orang yang mencari masalah padanya, itulah Devano Dirgantara. Seorang most wanted di sekolahnya dan juga Anggota geng warrior yang amat terkenal. Ia tidak pernah bahagia, sebab sumber kebahagia...