-DYF 014

2.4K 172 3
                                    

🍀🍀🍀

Semenjak kejadian kemarin yang membuat Nazira tidak berangkat sekolah tiga hari, gadis itu tampak menjauh dari Devano, bahkan Nazira pamit sudah tak bekerja lagi dirumah Devano, membuat Arshaka harus dititipkan kerumah neneknya, Yola. Tak hanya menjauh bahkan Nazira tak mau melihat Devano atau sekedar tersenyum kala keduanya berpapasan entah apa yang terjadi pada Nazira, Sedangkan Devano, cowok itu seperti tak mempunyai semangat hidup, beberapa hari ini ia sering telat bahkan sudah beberapa malam ia balapan, teman-temannya yang melihat Devano seperti itu hanya geleng-geleng kepala, percuma di nasehati, Devano hanya butuh Nazira lelaki itu tak butuh nasehat dari siapapun.

Saat ini diruang tamu pesantren gadis berjilbab merah muda sedang tersenyum kearah tamu didepannya, hari ini keluarga ustadz Akbar kembali meminta jawaban dari Nazira soal lamaran beberapa waktu lalu, Nazira menarik napas dalam lalu berucap "Bismillah saya terima lamaran ustadz Akbar."

Semua orang yang ada diruangan itu lalu mengucap hamdalah dan tersenyum senang, apalagi ustadz Akbar yang sedari-tadi tak henti-hentinya berucap syukur dalam hati, akhirnya penantiannya selama ini terbayarkan dengan jawaban Nazira yang membuat hatinya senang.
Ibu ustadz Akbar lalu memasangkan cincin ke jari Nazira, dan acara lamaran berlanjut dengan penentuan tanggal pernikahan karena saat ini Nazira sudah kelas 12, yang berarti sebentar lagi akan lulus SMA.

Sedangkan ditempat lain, Devano sedang termenung menatap hamparan kota jakarta dari rooftop rumah Yola, semenjak pertemuan mereka di supermarket, Yola dan Devano menjadi akrab, Yola sudah menganggap Devano seperti anaknya sendiri begitu juga Devano yang menganggap Yola seperti ibunya.

"Kamu baik-baik aja Deva?" Tanya Yola yang tiba-tiba datang bersama Arshaka.

Devano menggeleng "Gak tau Bun." Ucapnya, Devano memang sekarang memanggil Yola dengan sebutan 'Bunda'.

Yola tersenyum "Nazira ya." Tebak Yola, Yola memang sudah tahu tentang Nazira, atau tentang masalah keluarga Devano, karena Devano yang menceritakannya.

"Kalo suka, ungkapin, jangan di undur-undur, ntar keduluan orang."

"Devano gak yakin."

"Kenapa gak yakin?"

"Karena keliatannya Nazira benci sama Devano, mungkin karena kejadian kemarin."

Yola terkekeh "jangan nething dulu, bisa jadi cuma perasaan kamu aja, saran Bunda sih ungkapin, mumpung kalian masih ada waktu, yakan Arsha."

"Pa-pa-pa-pa." Racau bayi itu seperti menyemangati Devano.

"Doain ya Bun."

"Pasti."

Devano mengambil alih Arshaka lalu menimang anaknya gemas, tidak terasa waktu cepat berlalu, kini Arshaka akan berusia satu tahun, yang artinya juga sebentar lagi ia juga akan lulus SMA.

"Soal Alana gimana Dev?" Tanya Yola yang kini duduk di kursi rooftop.

"Kata Papa semua tergantung Alana, Alana yang punya keputusan, tapi yang pasti Papa serius soal perjodohan itu."

"Sebaiknya kamu bicara baik-baik sama Alana sebelum semuanya terlambat." Nasehat Yola, Devano mengangguk.

Bel masuk berbunyi lima belas menit yang lalu dan artinya Devano sudah telat lima belas menit, dengan santai lelaki itu memanjat pagar belakang sekolah dan berjalan menuju kelasnya, tapi sebelum sampai ia melihat Indah berbincang-bincang dengan teman-temannya.

"Gue denger-denger sih Devano udah punya anak, soalnya pas kemarin lo diseret ke ruang bk, gue gak sengaja denger dia telponan sama orang nyebut-nyebut anak gitu, terus habis itu mukannya panik, eh besoknya gue lihat dia dirumah tante Yola tetangga gue, emang sih anaknya baru meninggal pas ngelahirin bayi, maybe itu anaknya Devano." Ucap Salsa.

DEVANO YOUNG FATHER | RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang