🍀🍀🍀
Semenjak kejadian penolakan beberapa waktu lalu, Devano seperti berubah, lelaki itu kini kembali seperti devano yang dulu, Devano yang tidak mempunyai semangat hidup, Devano yang liar, dan Devano yang susah diatur, bahkan sahabat-sahabatnya juga heran dengan sifat Devano saat ini, apalagi Edgar, cowok itu sudah tak paham lagi dengan jalan pikiran Devano, apakah ia lupa akan janjinya untuk berubah demi Arshaka.
Tak hanya sifat, sikap Devano juga berubah, lelaki itu kini menjadi mudah marah dan sering sekali membuat ulah disekolah, tak jarang juga Devano merokok sampai sudah beberapa kali Opanya dipanggil, tapi satu yang tidak berubah, ia masih menyayangi anaknya dan bertanggung jawab penuh pada Arshaka, karna hanya bayi itu yang mampu menghilangkan semua sifat dan sikap buruknya ketika dirumah.
Nazira yang diam-diam menyadari perubahan Devano hanya dapat merasa bersalah tanpa bisa melakukan apapun, karna percuma saja lelaki itu kini sama sekali tak meliriknya, Devano sama sekali tak peduli pada Nazira, bahkan melihatnya saja tidak padahal saat ujian sekolah tempat mereka duduk bersebelahan, tapi mereka seperti dua orang asing yang tidak saling kenal.
Pagi ini Nazira sedang rapat osis, karena sebentar lagi akan ada studi tour untuk kelas sebelas, mereka juga membahas soal beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan sesudah kenaikan kelas dan pengangkatan anggota osis yang baru.
"Ok, cukup sampai disini pertemuan kita, saya ucapkan terimakasih, wassalamualaikum warahmatullah wabarakatu." Ucap sang ketua osis yang memimpin jalannya rapat.
"Waalaikumsalam warahmatullah wabarakatu." Ucap seisi ruangan kompak.
Nazira lalu keluar dari ruang osis hendak menemuni Haba dan mengajaknya pergi ke kantin karena saat ini jam istirahat sedang berlangsung."Nazira." Sapa Alif.
"Eh Alif, ada apa?" Tanyanya.
"Enggak apa-apa, kamu mau kemana?" Tanya cowok yang memegang buku pr.
"Mau ke kelas jemput Haba, kamu sendiri?"
"Ini, aku mau ke kantor ngumpulin tugas fisika."
"Ohhh, Alif aku pamit dulu ya, takutnya Haba nungguin." Ucap Nazira diangguki Alif.
Nazira dan Haba kini berjalan membawa nampan, melihat kesana kemari karena kantin yang sudah sangat ramai, bahkan sebagian meja sudah banyak ditempati, Nazira lalu melihat kanan dan kiri mencari tempat duduk tapi malah fokusnya teralihkan kala melihat meja paling ujung yang dipenuhi anak Rajawali alias gengnya Devano, Nazira mengamati dari jauh cowok yang memegang puntung rokok ditangan kanannya, Devano tampak berantakan, bajunya dikeluarkan, rambutnya acak-acakan, bahkan sekarang Devano terlihat seperti orang yang berbeda bukan lagi Devano yang Nazira kenal.
"Ra, lihatin apa sih?" Haba menyadarkan Nazira yang hanya diam.
"Eh enggak, kita mau duduk dimana?"
"Di situ aja deket meja gengnya Elang, udah penuh semua soalnya." Ajak Haba.
"Emm, kalo nunggu meja yang lain kosong aja gimana?" Ucap Nazira.
"Keburu dingin makanannya Ra, udah ayok disitu aja." Haba lalu memberi kode kepada Nazira untuk mengikutinya.
Nazira dan Haba kemudian berjalan mendekati meja kosong di samping meja anak Rajawali, jujur Nazira agak segan karena ada Devano, tapi mau bagaimana lagi tidak mungkin dirinya makan sambil berdiri.
Gadis itu lalu duduk dan memakan-makanannya, sedangkan di meja sebelahnya semua menatap Devano bertanya-tanya, pasalnya tumben sekali lelaki itu tak peduli ada Nazira didekatnya bahkan sedari tadi Devano tak menatap kearah meja sebelah.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVANO YOUNG FATHER | Revisi
Randomnakal, biang onar, tukang bolos, dan kejam kepada semua orang yang mencari masalah padanya, itulah Devano Dirgantara. Seorang most wanted di sekolahnya dan juga Anggota geng warrior yang amat terkenal. Ia tidak pernah bahagia, sebab sumber kebahagia...