-DYF 005

6.1K 436 26
                                    

"janjiku adalah menemanimu, tapi pergiku adalah takdir yang sudah di gariskan"

-Devano Dirgantara-

🍀 🍀 🍀

Jam menunjukkan pukul 06.35, seharusnya Devano sudah berangkat kesekolah sekarang, tapi ia masih mondar-mandir menyiapkan barang bawaan Arshaka, di tambah dengan Arshaka yang tidak bisa diam di gendongannya.

Drrrtttt...drrrttt....

Bunyi handphone yang sangat nyaring itu membuyarkan pikirannya, ia pun mengambil benda pipih itu di atas nakas.

"hallo, waalaikumsalam Bu, ada apa?" Jawabnya pada orang disebrang sana.

"......"

"berapa hari ya?"

"......"

"yaudah gapapa nanti Deva titipin ke yang lain dulu."

"....."

"waalaikumsalam"

Devano menghela napas gusar, ia bingung sekarang harus menitipkan Arshaka pada siapa, karna bu Sarah sedang ada acara keluarga di luar kota beberapa hari, Devano berpikir sejenak, apa iya Arshaka dititipkan ke Opanya? tapi itu tidak mungkin, secara Opanya sibuknya minta ampun, ke Papanya? Bahkan lelaki paruh baya itu sudah tak menganggapnya ada.
Dengan pikiran yang sudah kacau, mood yang hancur, dan waktu yang semakin mepet, ia memutuskan membawa Arshaka ke sekolah saja, karna ia tidak mungkin bolos karna hari ini ada ulangan wajib.

"Anak ganteng Papa, ikut kesekolah ya biar pinter kayak Papa." Ucap Devano

"iya papa" sahutnya dengan menggerakkan mulut anaknya pelan dan menirukan suara anak kecil seolah Arshaka yang berbicara.

Devano lalu bergegas memasukkan barang-barang anaknya tadi kedalam mobil dan berangkat ke sekolah, sesampainya di sekolah, Devano langsung berjalan menuju kantin dengan menggendong Arshaka dan membawa tas bayi, aksinya itu membuat satu sekolah heboh dan memunculkan tanda tanya besar dikepala.

"kak Devano bawa anak siapa itu?"

"anaknya kali."

"ya gak mungkinlah orang guenya aja belum di nikahin"

"kak Devano ganteng banget, valid no debat!"

"itu adiknya?"

"diakan anak terakhir."

"Papanya nikah lagi kali."

"anak nya gemes banget, jadi pengen cubit papanya."

"kakaknya bego."

"ihh masa udah punya anak, najis."

"gemesnya kak Devano."

"calon imammmm!"

Ya kira-kira itulah ucapan-ucapan yang saat ini terdengar di sepanjang koridor.
Sesampainya di kantin Devano langsung menemui bu Atin untuk menitipkan anaknya.

"anak Papa jangan rewel ya, nanti istirahat Papa jemput, Papa sekolah dulu biar pinter, oke." Bisiknya pada Arshaka.

Setelah itu ia berbicara sebentar pada bu Atin dan juga memberikan beberapa lembar uang lalu kembali ke lapangan karna upacara bendera segera di mulai, upacara bendera akan dimulai lima menit lagi, tetapi dua gadis kebanggan sekolah itu tak kunjung keluar dari kelasnya.

"uhh mana ya topiku? Kok gaada sih." Gumam Nazira.

"kamu lupa bawa kali Ra." sahut Haba.

DEVANO YOUNG FATHER | RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang